Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/229

KISAH edisi 229 (18-6-2011)

Memikul Salib yang Lebih Berat

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 229, 15 Juni 2011

Shalom,

Penolakan negara-negara tertentu terhadap usaha penyebaran Kabar Baik
tidak membuat hamba-hamba Tuhan mengurungkan niat dan berhenti
memberitakan kebenaran Kristus. Banyak hal berbahaya yang akan membuat
hamba Tuhan terancam dalam melakukan pelayanan mereka. Seperti yang
dialami oleh H, seorang hamba Tuhan yang mengalami tembakan di
pundaknya, tetapi ia terus memberitakan Kristus dengan duduk di kursi
roda. Kesaksian ini akan menjadi perenungan untuk kita, terlebih lagi
supaya kerinduan dan semangat dalam memberitakan Kristus semakin
berkobar setiap hari, mengingat bahwa masih banyak orang yang belum
mengenal Kristus.

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                    MEMIKUL SALIB YANG LEBIH BERAT

Mudah dimengerti mengapa H tidak pernah mau lagi pulang ke tempat
kelahirannya. Mosul, kota kelahirannya di Irak, telah menjadi suatu
tempat yang berbahaya bagi orang-orang Kristen. Pemerintah
memperkirakan sekitar 10.000 orang Kristen telah meninggalkan kota
terbesar kedua di Irak tersebut setelah militan "agama lain" mulai
membunuh pemimpin gereja dan meneror orang-orang Kristen pada bulan
Oktober 2008. Tindakan ekstremis "agama lain" meneror orang-orang
Kristen bukanlah hal yang baru di Timur Tengah. Tetapi Irak memunyai
arti alkitabiah yang spesial.

Irak yang disebut sebagai tanah "asal mula peradaban" adalah tanah
Adam dan Hawa dan tanah kelahiran orang-orang besar Perjanjian Lama
seperti Abraham dan Daniel. Orang-orang Kristen telah tinggal di tanah
itu lebih dari 2.000 tahun, dan sekarang militan "agama lain" sedang
berusaha mengusir mereka.

H meninggalkan kota kelahirannya, Mosul, untuk tinggal di Lebanon.
Tetapi gerejanya di Lebanon memintanya untuk kembali ke Mosul sebagai
seorang hamba Tuhan dan merintis gereja-gereja di Irak. Masuk ke dalam
zona perang untuk memberitakan Injil di tengah-tengah pertempuran
antarkelompok "agama lain" kelihatannya bukanlah tindakan yang ideal,
namun H mengatakan bahwa perang membuka suatu kesempatan yang besar
untuk pembagian. Banyak orang Irak yang menghadapi kematian setiap
harinya sedang mencari kebenaran tentang Tuhan. Mereka merindukan
kedamaian dan sukacita, sesuatu yang mereka tidak dapatkan dalam agama
mereka.

Tidak lama setelah ia kembali ke tanah kelahirannya di Irak, H dan
sekelompok orang percaya mendirikan sebuah gereja rumah di Mosul.
Hanya dalam waktu lima bulan, gereja tersebut telah menerima 60 orang
percaya baru.

Pelayanannya bukannya tidak diketahui oleh kelompok lain. Seorang imam
dari tempat ibadah setempat yang takut jikalau orang-orang akan
berpindah keyakinan dan masuk ke gereja H menekan pemilik rumah untuk
mengusir H. Para tetangga H, yang ramah dan bersahabat ketika ia
pertama kali tiba di lingkungan itu, kini siap membunuhnya jika sang
imam meminta.

Suatu hari, saat H sedang mengemudi sepanjang jalan Mosul bersama
ibunya, ia memerhatikan sebuah mobil mengikuti mereka. Mobil itu
menyusul mobil H dan ketika sudah sejajar, seorang bersenjata menembak
dari dalam mobil itu.

H terkena tembakan pada pundaknya. Peluru itu menembus keluar dari
tubuh H dan mengenai lengan ibunya. Ibunya selamat dalam penyerangan
tersebut dan hanya mengalami luka-luka ringan, tetapi H mengalami
kelumpuhan mulai dari pinggang hingga ke bawah. Dokter mengatakan ia
mengalami luka tulang belakang dan ia tidak akan dapat berjalan lagi.

H terus membagikan Kabar Baik tentang Kristus kepada yang lain, tetapi
hari ini ia melakukannya dari kursi roda di Lebanon. Ia berkata bahwa
para hamba Tuhan yang melayani di Irak dihadapkan dengan bahaya yang
terus-menerus. "Mereka sedang memikul sebuah salib yang lebih besar
dan berat dibandingkan yang dipikul oleh hampir semua orang Kristen.
Meskipun situasi sulit, keselamatan jiwa-jiwa sedang terjadi dalam
jumlah yang besar di antara orang-orang Irak. Mereka akan pergi dan
bersembunyi di bawah sayap Tuhan dan mengenal Dia sebagai Juru
Selamat, lalu mereka akan lebih bersemangat dan sungguh-sungguh untuk
bersaksi mengenai Kristus pada orang lain seperti mereka."

H memohon doa bagi para hamba Tuhan yang sedang mempertaruhkan nyawa
mereka di garis depan setiap harinya. "Berdoalah agar Tuhan turut
campur secara langsung serta memberi kekuatan, semangat, dan kuasa
pada kita untuk melakukan pekerjaan-Nya, sehingga kami dapat
memberitakan Kabar Kebenaran ke Irak."

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Juli -- Agustus 2009
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Halaman: 6 -- 7

POKOK DOA

1. Berdoa untuk setiap hamba Tuhan yang mengalami berbagai tekanan
   yang mengancam jiwa mereka. Kiranya mereka tetap kuat dan semakin
   lebih mengandalkan Tuhan.

2. Berdoa untuk negara-negara yang menolak kekristenan, kiranya umat
   percaya di negara-negara tersebut tidak menjadi gentar karena iman
   mereka.

3. Berdoa untuk setiap orang yang belum percaya Kristus, kiranya
   mereka membuka hati mereka untuk percaya kepada Kristus dan boleh
   menjadi dampak bagi orang lain.

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan
goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu,
bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
(1 Korintus 15:58) < http://alkitab.sabda.org/?1Korintus+15:58 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org