Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/236

KISAH edisi 236 (3-8-2011)

Neraka Rumah Tangga

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 236; 3 Agustus 2011

Shalom,

Pernikahan merupakan hal yang sejak awal Tuhan kehendaki bagi
kehidupan manusia untuk meneruskan karya-Nya di dunia ini. Namun
karena manusia telah jatuh ke dalam dosa, kita mengetahui bahwa
kehidupan pernikahan tidak pernah lepas dari konflik-konflik yang
tidak jarang memicu kepada kekerasan rumah tangga. Demikian pula
halnya dengan kehidupan rumah tangga yang terkemas dalam kesaksian
kali ini. Pasangan dalam kisah kali ini sampai berpikir bahwa keadaan
rumah tangga mereka tidak dapat dipulihkan lagi. Hingga suatu ketika,
mereka menemukan satu kebenaran bahwa Tuhan Yesus sanggup memulihkan
segala sesuatu. Pemulihan dapat terjadi ketika kita mau menyerahkan
kehidupan sepenuhnya kepada-Nya. Kiranya kesaksian dari keluarga ini
memberikan keteguhan dalam menjalankan kehidupan rumah tangga, yang
kepala rumah tangganya adalah Tuhan Yesus. Selamat membaca.

Redaksi Tamu KISAH,
Fitri Nurhana
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                        NERAKA RUMAH TANGGA

Kehidupan rumah tangga kami (AS) hampir bisa dikatakan tidak pernah
sepi sejak kami menikah pada tahun 1996. Tidak pernah sepi maksudnya
adalah hampir setiap hari kehidupan rumah tangga kami selalu diwarnai
dengan pertengkaran dan perang mulut. Setiap percakapan atau
pembicaraan kami selalu disertai dengan amarah, bentakan, makian,
bantingan pintu, dan barang-barang pecah -- seakan belum puas jika
kami berdua belum saling membalas dan saling menyakiti. Dapat
dikatakan bahwa kehidupan keluarga kami ibarat neraka. Sebenarnya,
yang selalu kami ributkan tidak terlalu penting -- biasanya
pertengkaran kami dimulai dari hal-hal biasa. Keributan semakin
memanas sering kali justru karena kehadiran saudara-saudara kami.
Mereka akan membela dan menyalahkan satu sama lain. Karena sudah
terlalu biasa bertengkar, saya jadi suka mencari-cari permasalahan
baru yang ujungnya akan menjadi "peperangan" hebat.

Bagi saya kekristenan hanyalah sebuah formalitas. Agama menurut saya
hanya suatu kewajiban yang harus kita anut; suatu tulisan di KTP saja.
Meskipun saya sudah Kristen sejak kecil, namun saya tidak pernah
bersikap sebagai seorang Kristen di dalam saya menyelesaikan konflik
rumah tangga. Kami belum pernah sedikit pun melibatkan Tuhan Yesus
dalam kehidupan kami.

Suatu ketika, datanglah seseorang yang mengajak saya untuk mengikuti
persekutuan bagi para pengusaha. Saya selalu berusaha menghindar. Tapi
pada beberapa kesempatan saya tidak bisa menghindar dan terpaksa
datang ke acara persekutuan itu. Setelah dua atau tiga kali mengikuti
acara itu saya tidak merasakan sesuatu yang menarik; semua terasa
biasa saja.

Pada tanggal 2 Desember 2004, tiba giliran saya untuk mengadakan
pertemuan itu di rumah. Rupanya, di sini Tuhan menjamah saya dengan
luar biasa; sesuatu yang lembut telah melunakkan hati saya yang keras.
Dia mengubah kehidupan saya secara menyeluruh. Saya juga bersyukur
bahwa istri saya juga turut diubahkan. Kasih yang lembut itu seakan
telah menguasai hati dan pikiran kami, hingga kami sampai pada sebuah
kesimpulan bahwa tidak ada satu pun mampu menyelamatkan kehidupan
rumah tangga kami kalau bukan Tuhan Yesus sendiri yang mengubahnya.
Kami sudah pergi ke mana-mana untuk berkonsultasi agar rumah tangga
kami diselamatkan, tapi yang terjadi justru malah rumah tangga kami
bertambah hancur.

Dulu kalau saya berkumpul dengan saudara sambil mengeluhkan keadaan
rumah tangga kami, mereka selalu mengatakan bahwa istri saya memang
sudah demikian wataknya, tidak mungkin lagi berubah. Demikian pula
sebaliknya di pihak istri, mereka akan memberikan pendapat yang sama
mengenai saya. Tapi kali ini kami telah membuktikan bahwa apa yang
dianggap mustahil bagi manusia adalah mungkin bagi Tuhan Yesus. Dan
kalau kami melihat keadaan yang sekarang yang telah diubahkan, kami
merasa benar-benar telah mengalami mukjizat. Kami memutuskan untuk
menyerahkan total kehidupan rumah tangga kami di dalam Tuhan Yesus.
Tiap malam kami mendirikan mezbah keluarga, membaca Alkitab, berdoa,
dan memuji Tuhan.

Keajaiban bagaimana Tuhan menyelamatkan rumah tangga kami membuat kami
memiliki kerinduan untuk memberikan kesaksian kepada keluarga-keluarga
seiman lain tentang bagaimana Tuhan mampu memulihkan dan menyelesaikan
masalah kami -- masalah yang kelihatannya tidak mungkin bagi manusia.
Kami rindu untuk bersaksi terutama bagi rumah tangga yang mengalami
"neraka rumah tangga" seperti yang pernah kami alami. Orang lain
mungkin bisa menjadi penengah dan pendamai sementara, tapi di kemudian
hari masalah tersebut akan muncul lagi dan menjadi lebih dahsyat lagi.
Dunia tampaknya punya jalan keluar untuk mengatasi masalah seperti
ini, tapi jalan keluar tersebut hanya mengubah penampilan luarnya
saja. Tidak ada yang bisa menolong dan memulihkan dengan sempurna
selain Tuhan Yesus. Selain memulihkan hubungan kami, Tuhan juga
memulihkan kondisi ekonomi kami dan hubungan dengan keluarga kami
masing-masing.

Datanglah pada Tuhan Yesus dan sungguh-sungguh menyerahkan seluruh
hidup kita. Dia mampu menyelamatkan dan memulihkan keutuhan keluarga
kita tercinta.

Diambil dan disunting dari:
Judul majalah: SUARA, Edisi 78, Tahun 2005
Penulis: KM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s
          Fellowship International - Indonesia
Halaman: 18 -- 20

Pokok Doa

1. Doakan kehidupan rumah tangga yang sangat rentan dengan masalah,
   supaya mereka memiliki dasar yang kuat di dalam Tuhan.

2. Mengucap syukur karena rumah tangga dalam kesaksian di atas telah
   dipulihkan oleh Tuhan Yesus dan mendapat kekuatan yang baru dari
   Tuhan.

3. Berdoa bagi rumah tangga yang masih mengalami konflik agar mereka
   dapat mengalami pemulihan.

"Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hamba-Mu ini,
supaya tetap ada di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. Sebab, ya Tuhan
ALLAH, Engkau sendirilah yang berfirman dan oleh karena berkat-Mu
keluarga hamba-Mu ini diberkati untuk selama-lamanya." (2 Samuel 7:29)
< http://alkitab.sabda.org/?2Samuel+7:29 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org