Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/24 |
|
KISAH edisi 24 (18-6-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 24, 18 Juni 2007 PENGANTAR Bagaimanakah Anda akan meninggal kelak? Apakah karena sakit? Ataukah kecelakaan? Atau malah ketika sedang tidur? Meski cukup konyol, pertanyaan-pertanyaan seperti ini mungkin pernah terlintas di benak Anda. Padahal bagaimana kita meninggal kelak bukanlah hal yang penting bila dibandingkan dengan bagaimana kita hidup selama masih di dunia ini. Satu kesaksian tentang seorang anak Tuhan yang hampir saja meninggal, yang diberi pertolongan dalam nama Kristus Yesus akan kita simak pada edisi kali ini. Pimpinan redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN SELAMAT DARI KEMATIAN ===================== Saya adalah pemuda yang diberkati oleh Tuhan, tapi saya tidak pernah bersyukur dan tidak mau mengenal Dia dengan lebih dalam lagi. Tahun 1993 saya sudah berkeluarga dan mempunyai seorang putra, sementara istri saya sedang hamil anak kedua. Selain bekerja saya punya usaha angkot. Dan seperti biasa juga setiap malam pukul 20.00 saya harus ke daerah Depok (waktu itu kandang kendaraan saya di sana sedangkan saya tinggal di Jakarta) dan pulang dari Depok paling cepat pukul 23.00. Pada suatu hari, dengan mengendarai Suzuki Carry 1000, dalam perjalanan pulang dari Depok ke Jakarta saya melewati daerah arteri TB Simatupang (waktu itu tol TB Simatupang masih dalam pembangunan). Setelah tikungan Tanjung Barat saya belok ke kiri dengan memacu kecepatan 100 km (seperti yang sempat saya lihat di spedometer mobil), tiba-tiba sekitar 300 m di depan saya terlihat sebuah gardu dari belko yang sedang mengerjakan jalan tol (kebetulan jalan tol yang dikerjakan di bawah). Dalam hitungan detik saya berpikir jika seandainya pengereman sudah tidak mungkin dilakukan pasti kepala mobil akan beradu akibatnya saya akan mati. Lalu saya berpikir untuk menarik rem tangan saja supaya mobil berbalik dan kepalanya menghadap belakang dengan resiko mobil akan terbalik. Saya lakukan apa yang ada dalam pikiran saya dan benar, mobil terbalik. Pada saat terbalik kepala saya terbentur ke sana-sini. Saya berteriak menyebutkan nama anak saya ditambah embel-embel, "Papa mati, Sayang!" dan saya pasrah pada apa yang akan saya alami. Tiba-tiba saya ingat nama Yesus dan saya berteriak sekencang-kencangnya, "YESUS, tolong saya!" Sungguh luar biasa pertolongan Yesus! Saya tidak tahu bagaimana kejadian yang pasti, tapi pada saat tersadar saya bengong melihat diri saya tertidur di atas kaca depan Suzuki Carry 1000. Mobil itu sudah tanpa kaca. Dengan perasaan masih tidak percaya dan masih menahan rasa sakit, saya mengucap syukur saat itu juga. Setelah beberapa lama, datanglah pertolongan yang membantu saya. Mereka yang menolong saya tidak percaya bahwa saya adalah si pengemudi mobil itu karena mereka melihat kondisi mobil tersebut sudah sangat parah. Sungguh ajaib kuasa Tuhan Yesus yang selalu menolong anak-anak-Nya yang membutuhkan pertolongan dengan secepatnya. Dalam kejadian itu saya benar-benar diberkati Tuhan karena saya tidak mengalami cedera apa pun dan Tuhan masih memberi saya kesempatan untuk dapat terus berkumpul dengan keluarga hingga saat ini. Kiriman dari: < edu_tobing(at)xxxx > ______________________________________________________________________ "Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang." (Mazmur 111:4) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=mazmur+111:4 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Setiap hari penyertaan dan perlindungan Tuhan selalu kita rasakan di mana pun kita berada. Oleh karena itu, mari bersyukur atas perlindungan yang Tuhan anugerahkan bagi setiap anak-anak-Nya. 2. Jangan melupakan Tuhan dalam setiap perencanaan yang kita buat termasuk dalam segala rencana perjalanan kita. Mintalah kepada Tuhan agar senantiasa memelihara, melindungi, dan menuntun kita dalam setiap perjalanan yang kita tempuh. 3. Marilah memercayakan kehidupan kita sepenuhnya hanya kepada Dia sang empunya hidup sehingga kita bisa selalu siap kapan pun Ia memanggil kita. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Pipin Kuntami Staf redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < staf-kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |