Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/244

KISAH edisi 244 (28-9-2011)

Terang Orang Percaya Afrika Utara

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 244, 28 September 2011

Shalom,

Penganiayaan terhadap orang Kristen masih banyak sekali kita jumpai di
belahan dunia ini. Penganiayaan itu akan tetap ada selama dunia ini
masih ada. Akan tetapi sebagai orang percaya, kita tidak perlu gentar
terhadap dunia yang membenci kita karena penyertaan Tuhan senantiasa
ada dalam kehidupan kita.

Kesaksian kali ini menceritakan tentang penganiayaan seorang petobat
baru yang bernama L. Kisah ini terjadi di daerah Afrika Utara, di mana
sedang terjadi kegerakan besar dalam pertobatan, meskipun penganiayaan
sedang menanti mereka setiap saat. Dalam mempertahankan imannya, L
mengalami penganiayaan yang begitu luar biasa, baik dari keluarganya
sendiri hingga dia diusir dan tidak diakui sebagai anak, sampai
penganiayaan fisik yang dialami dari orang-orang yang membenci
kekristenan. Tetapi L tetap kukuh dalam imannya kepada Kristus.
Biarlah kesaksian ini dapat menguatkan kita semua.

Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Redaksi tamu KISAH,
Yonathan Sigit
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                  TERANG ORANG PERCAYA AFRIKA UTARA

Kekristenan sedang menyebar di dunia "lain", khususnya di
pegunungan-pegunungan Afrika Utara. Orang-orang Berber -- utamanya
orang Kabyle -- datang kepada Kristus dalam jumlah yang besar.
Sebagian besar orang Berber di Algeria dan Maroko adalah suku
pengembara, penggembala, dan petani. Mengapa pertumbuhan yang
fenomenal ini terjadi di antara orang-orang ini? Seorang kontak kami
yang melayani di antara suku Kabyle mengatakan bahwa itu disebabkan
oleh keberanian mereka bersaksi. Yang lain berkata itu disebabkan oleh
internet dan televisi satelit yang sedang membawa pemikiran-pemikiran
dan sukacita ke dalam rumah-rumah orang "agama lain".

Tidak peduli apa pun, orang Kristen Kabyle yang apa adanya, berpikiran
mandiri, membagikan iman mereka dengan yang lain walaupun penganiayaan
yang hebat menimpa mereka. Seperti Harun di Imamat 24:2-3, mereka tahu
bahwa mereka harus menjaga lampu-lampu itu tetap menyala sebagai
kesaksian bagi Tuhan. Firman Allah, pendorong, pertolongan, dan
persekutuan adalah minyak yang menjaga lampu mereka tetap menyala
terang.

Bulan ini, kami memperkenalkan Anda kepada beberapa anggota keluarga
kami di seluruh Afrika Utara. Kami akan memulainya di Mesir, pusat
salah satu gereja tertua di kerajaan Kristen, dan berakhir di pantai
barat di Algeria, dengan gereja-gerejanya yang baru bertumbuh. Mereka
adalah orang-orang percaya yang berani, dan walaupun risiko dan bahaya
yang besar, lampu mereka bercahaya layaknya mercusuar di atas sebuah
bukit, mengatasi kegelapan di Afrika Utara.

Dibebaskan dari Kegelapan Orang Mesir

Beberapa penganiayaan terburuk terhadap orang-orang percaya berlatar
belakang "agama lain" di Afrika Utara sedang datang dari anggota
keluarga mereka sendiri. Pemerintah atau pihak yang berwajib biasanya
membiarkan penyerangan-penyerangan tersebut karena mereka berpihak
pada para penyerang.

L (berusia 19 tahun), dibesarkan di keluarga "agama lain" yang taat.
Ia diajarkan untuk membenci orang-orang Kristen. Suatu hari, seorang
teman satu sekolah yang "beragama lain" meminta L untuk ikut dengan
dia mendengarkan program-program radio Kristen. Mereka berkirim surat
kepada pembawa acara untuk memprovokasi dengan pertanyaan-pertanyaan
yang mereka yakin orang-orang Kristen tidak dapat menjawabnya.

L mengirimkan sepucuk surat menjelaskan ia adalah seorang gadis "agama
lain" yang tidak akan pernah "tergoyahkan dari imannya." Ia ingin tahu
apakah "Kristus adalah Allah, utusan, atau Anak Allah."

Ia terkejut ketika pembawa acara membalas surat pertanyaannya dengan
surat kasih.

"Ia tidak menyerangku dan aku menemukan diriku menyukai apa yang dia
tulis. Aku membaca suratnya beberapa kali setiap hari." Akhirnya L
bertemu dengannya; ia memberikan kepada L sebuah Alkitab dan
memperkenalkan Yesus kepada L.

"Aku menerima Tuhan di dalam hidupku. Aku merasa Allah sedang memutar
jalanku," kata L.

L memasuki kedamaian dan terang Kristus, tetapi ia mengalami
penentangan dari mereka yang memutuskan untuk membawanya kembali ke
dalam kegelapan. Untuk pertama kalinya, ayahnya memukulinya dengan
brutal. Anggota keluarganya menganggapnya seorang kafir.

Mereka tidak memperbolehkan L makan semeja dengan mereka atau
mencampur pakaiannya dengan mereka. Mereka takut peralatan makan
mereka dan pakaian mereka terkontaminasi oleh kafir.

Suatu malam, ayah L mengusirnya keluar rumah ketika ayahnya menemukan
dia sedang mendengarkan program radio Kristen. Keesokan paginya, ia
menelepon ayahnya memohon untuk boleh pulang ke rumah.

"Aku mengatakan kepada ayahku aku tidak punya uang, ke mana aku dapat
pergi? Ia memperingatkan aku untuk tidak menghubunginya lagi. Ia
berkata putrinya sudah mati."

L melewati malam-malamnya dengan tinggal di gerbong kereta api karena
dia tidak punya dan tidak tahu harus tinggal di mana. Akhirnya, Ia
memperoleh pekerjaan di sebuah toko buku Kristen. Suatu hari, seorang
pembeli yang berpakaian rapi datang ke toko dan meminta bantuan pada
L. Ketika L mengikuti pria tersebut ke luar, tiba-tiba ia mendorong L
masuk ke dalam vannya dan menutup pintunya. Ia membawa L ke kantor
Keamanan Nasional, tempat ia menahan L selama 3 hari.

"Seandainya aku berteriak di tempat itu, tidak ada seorang pun yang
akan mendengar suaraku," kata L. "Lantainya sangat kotor, dan aku
tidak mau duduk di situ."

Orang itu mendesak L untuk memberitahu siapa orang yang membaptisnya.
L adalah orang yang baru percaya dan ia masih belum mengetahui
mengenai baptisan. "Aku berkata kepadanya aku tidak tahu apa yang ia
sedang tanyakan. Ia memukul aku dengan brutal dan bahkan menggunduli
kepalaku. Ia mematahkan kakiku dan aku jatuh ke lantai."

Pria tersebut meninggalkan L seorang diri. L takut orang itu akan
kembali dan memerkosa L. Ia berseru kepada Tuhan dari kegelapan,
"Tuhan, apakah aku bukan anak-Mu? Mengapa Engkau membiarkan orang
tersebut melakukan hal ini padaku?"

Penganiaya tersebut kemudian kembali dan bertanya mengapa ia tidak mau
bekerja sama. L berkata, "Bapak akan mengerti sekali Tuhan menyadarkan
Bapak." Orang itu menjadi marah dan menghantamkan kepala L ke tembok
hingga ia jatuh pingsan. Ketika L terbangun, ia kembali berada di
dalam perlindungan orang tuanya. Orang tua L dan polisi Keamanan
Negara mencoba berkali-kali untuk membawanya kembali ke "agama lain".
L menolak, ia meninggalkan rumah dan sekali lagi bersembunyi dari
mereka.

"Aku sedang dalam bahaya besar, tetapi aku percaya Tuhan karena Dia
hidup," kata L. "Di bumi, hidup kita hanya sebentar, tetapi akan ada
waktu yang panjang yang aku akan habiskan bersama dengan Dia."

L bertemu dengan anak-anak muda Kristen yang dengan berani membagikan
Kabar Baik kepada yang lainnya; mereka menguatkan satu sama lain dan
menatap ke masa depan. Lampu-lampu mereka diisi dengan minyak kesukaan
(Ibrani 1:9) dan bercahaya dengan terang di Mesir.

L berkata kepada kami, "Kami tahu akan ada waktunya ketika tidak ada
lagi kesedihan atau penderitaan. Ini adalah harapan kami di dalam
Kristus."

Pelayanan kami mendukung program-program Kristen melalui radio dan
televisi di seluruh dunia mereka, dan juga menolong orang-orang
percaya baru seperti L ketika mereka membutuhkan uang, makanan, dan
tempat untuk bersembunyi. Di Mesir, kami juga mendukung toko-toko buku
Kristen seperti salah satu toko di mana L dipekerjakan. Toko-toko ini
adalah mercusuar di negara mereka.

L dan orang Kristen berlatar belakang "agama lain" memohon dukungan
doa dan pertolongan Anda.

Diambil dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Mei - Juni 2008
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya
Penulis: Tidak dicantumkan
Halaman: 3 -- 4

Pokok Doa

1. Doakan agar L dan rekan-rekan yang mengalami situasi yang sama
dengan dirinya, diberi kekuatan dalam mempertahankan imannya kepada
Kristus.

2. Doakan agar Tuhan melawat orang-orang yang memusuhi dan menyiksa
anggota keluarganya karena pertobatan mereka.

3. Doakan agar semakin banyak "mercusuar-mercusuar" yang Tuhan pakai
untuk menerangi wilayah Afrika Utara.

"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu." (Yohanes 15:18)
< http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+15:18 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org