Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/249 |
|
KISAH edisi 249 (2-11-2011)
|
|
___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________ Edisi 249, 2 November 2011 Shalom, Ada pepatah mengatakan "To receive Jesus costs nothing, to follow Jesus costs something, to serve Jesus costs everything". Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita kehilangan segalanya, termasuk nyawa, demi mempertahankan iman kita. Kali ini, kami menyajikan sebuah kisah tentang keluarga Kristen di Kamboja yang dihadapkan pada hukuman mati oleh pemerintah. Saat eksekusi akan dilakukan si anak berhasil melarikan diri, namun sang ayah justru memanggilnya kembali. Apa yang terjadi selanjutnya? Silakan menyimak sajian kami kali ini. Redaksi tamu KISAH, Mahardhika Dicky Kurniawan < http://kesaksian.sabda.org/ > KAMI SIAP UNTUK PERGI Sepanjang malam, anggota-anggota dari keluarga H saling menghibur. Mereka tahu mereka hanya memiliki beberapa jam lagi untuk hidup di dunia ini. Tentara Komunis Kamboja telah mengikat mereka semua bersama-sama dan memaksa mereka untuk berbaring di rumput. Keluarga H telah dikumpulkan untuk eksekusi. Karena mereka semua adalah orang-orang Kristen, para Komunis berpendapat bahwa mereka adalah "darah buruk" dan "musuh bagi revolusi yang mulia". Paginya, mereka dipaksa menggali kuburan mereka sendiri. Para pembunuh mereka murah hari. Mereka mengizinkan korban-korban mereka untuk berdoa menyiapkan diri mereka bagi kematian. Kedua orang tua bersama dengan anak-anak mereka, saling berpegangan tangan dan berlutut bersama di dekat kuburan yang terbuka. Setelah keluarganya selesai berdoa, H mendesak para Komunis dan semua yang mengikutinya untuk bertobat dan menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Tiba-tiba seorang putra H yang masih muda melompat, berdiri, melesat ke hutan di dekat sana, dan menghilang. Luar biasa, kejadian itu tetap membuat H tenang, bahkan ketika ia membujuk para prajurit untuk tidak mengejar anak itu. Dia minta izin agar dia sendiri yang memanggil anaknya kembali. Ketika keluarga itu berlutut, sang ayah memohon kepada putranya untuk kembali dan mati bersama-sama dengan mereka. "Pikirkanlah anakku," teriaknya. "Apakah mencuri beberapa hari lagi dari kehidupan, seperti pelarian di hutan itu, bisa dibandingkan dengan bergabung bersama keluargamu di sekeliling kuburan, tapi sebentar lagi bebas selamanya di surga?" Dengan sedu sedan, anak itu berjalan kembali. H berkata kepada orang-orang yang akan melakukan eksekusi, "Kini kami siap untuk pergi." Tetapi tak seorang pun dari antara para prajurit mau membunuh mereka. Akhirnya, seorang petugas yang tidak menyaksikan kejadian itu datang dan membunuh para orang Kristen itu. Orang ateis -- mereka yang tidak percaya kepada Allah atau kehidupan setelah kematian -- tercengang ketika orang-orang Kristen siap untuk mengurbankan nyawa mereka daripada menyangkali Allah yang tidak dapat dilihat oleh seorang pun. Mereka tidak memahami pekerjaan Roh Kudus yang mendalam dan bagaimana Ia menyebabkan baik kasih dari Bapa, maupun surga merupakan suatu kenyataan yang tak dapat disangkal yang ada di dalam hati seorang yang percaya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Jesus Freaks Judul asli artikel: H dan Keluarganya Penulis: Toby McKeehan dan Mark Heimermann Penerbit: Cipta Olah Pustaka Halaman: 124 -- 125 POKOK DOA 1. Doakan pelayanan perkabaran Injil di Kamboja. Kiranya melalui kisah iman keluarga H, semakin banyak rakyat Kamboja yang rindu mengenal Kristus. 2. Doakan orang-orang percaya di negara-negara komunis, supaya mereka tetap setia dan mempertahankan iman mereka kepada Kristus di tengah ancaman dan pembatasan dari negara. 3. Doakan pemerintahan negara-negara komunis, agar Tuhan membuka mata hati mereka untuk menerima kabar keselamatan dari surga. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (Roma 8:16-18) < http://alkitab.sabda.org/?Roma+8:16-18 > Kontak: < kisah(at)sabda.org > Redaksi: Novita Yuniarti (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/kisah > Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |