Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/284

KISAH edisi 284 (11-7-2012)

Kasih yang Ekstrem

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                       Edisi 284, 11 Juli 2012

Shalom,

Seseorang yang hidup tanpa tujuan yang jelas, tidak akan dapat
memaknai dan menjalankan hidup yang berkualitas. Tujuan hidup yang
kita tetapkan dengan sadar, dapat berpengaruh bagi kehidupan kita di
masa mendatang. KISAH edisi 284, mengisahkan perjuangan seorang
penginjil wanita, Jackie Hamill, untuk memberitakan Injil kepada
orang-orang yang belum percaya. Meskipun dia teraniaya, namun
panggilan hidupnya tidak pernah pudar. Dia tetap memberitakan Injil
Kristus hingga akhir hidupnya. Kiranya, kesaksian ini menjadi berkat
bagi Anda dan Anda semakin terdorong untuk terus memberitakan Injil.
Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                          KASIH YANG EKSTREM

Kebaktian telah usai. Jackie Hamill, seorang penginjil penjara belia
dari Australia, merasakan kegairahan karena apa yang sedang Allah
lakukan. Ia telah merasakan kasih dari Yesus mencapai
narapidana-narapidana ini. Jackie dan empat belas anggota dari
gerejanya, telah berkelana ke Filipina untuk melayani dalam sebuah
penjara militer di sana. Mereka merasakan kepedulian bagi jiwa-jiwa
narapidana yang terhilang, banyak dari antara mereka merupakan
gerilyawan komunis yang berada di penjara karena pembunuhan.

Tiba-tiba, ketenangan diganggu oleh suara-suara dari pertengkaran dan
tembakan-tembakan. Para napi sedang melakukan keributan dan merebut
senjata-senjata dan amunisi-amunisi para penjaga untuk melarikan diri.

Para penginjil disandera dan ditahan selama 3 hari. Selama waktu itu,
Jackie dan Juliet -- gadis lainnya diperkosa berulang kali. Tetapi,
bahkan dalam saat-saat di mana ia menderita rasa malu yang paling
hebat, Jackie berdoa bagi penyanderanya dan berbicara kepada mereka
mengenai kasih Allah. Wajahnya tidak memperlihatkan rasa panik, rasa
muak, atau kebencian, tetapi sebaliknya bersinar dengan cahaya dari
sinar kemuliaan Allah.

Selama ia ditahan, ia memimpin kelompok itu untuk menyanyikan
pujian-pujian dan memberitakan Injil kepada para penangkapnya. Salah
satu napi yang membuat keributan, melemparkan senjatanya dan menerima
Yesus sebagai Juru Selamatnya.

Pada hari ketiga, terjadi tembak-menembak di antara para tahanan
dengan tentara yang datang untuk menghentikan keributan. Jackie dan
Juliet, 16 tahun, ditembak. Bahkan saat Jackie terbaring menanti ajal,
ia mengangkat tangannya kepada Allah, berdoa bagi napi-napi yang
membuat keributan dan bagi para tentara. Ia meninggal sementara
bernyanyi kepada Allah.

Jackie telah melihat suatu penglihatan mengenai kematiannya secara
martir di masa yang akan datang, yang ia bagikan dengan para sahabat.
Ia mengetahui apa yang mungkin terjadi. Jadi, mengapakah ia membuka
dirinya dan orang-orang lainnya kepada bahaya yang seperti itu? Ia
melakukan hal yang ekstrem dalam kasihnya kepada Kristus.

Allah sendiri melakukan hal yang paling ekstrem dengan mengirimkan
putra-Nya untuk mati bagi kita. Dua ribu tahun yang lalu, Israel
bukanlah tempat yang baik untuk mengirimkan Sang Mesias. Akan lebih
bijak untuk menanti dan mengirim-Nya ke suatu negara demokrasi, di
mana Ia tidak akan disalibkan. Tetapi Allah memberikan Putra-Nya untuk
menanggung yang paling buruk, dalam upaya membawa yang terburuk ke
dalam tempat terbaik dalam kekekalan.

Mereka yang seperti Jackie, memberikan nyawa mereka dengan sukacita
untuk membagikan kasih ini. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk
orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang
yang berani mati.

Diambil dari:
Judul buku: Jesus Freaks
Penulis: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
Penerbit: Cipta Olah Pustaka
Halaman: 237 -- 238

Pokok Doa

1. Berdoa bagi para penginjil yang terjun langsung di daerah konflik,
khususnya penginjil wanita seperti Jackie Hamill. Agar Tuhan
senantiasa menjaga mereka dan tetap menguatkan mereka.

2. Berdoa bagi orang-orang yang belum mendengar Injil, khususnya bagi
para penganiaya jemaat Tuhan, agar Roh Kudus menjamah hati mereka dan
mereka mau menerima Injil Kristus.

3. Berdoa untuk pemerintahan di negara-negara konflik, agar mereka
dapat memberikan kebebasan dan perlindungan bagi jemaat Tuhan,
sehingga Injil dapat leluasa diberitakan di negara tersebut.

"Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku,
jika aku tidak memberitakan Injil." (1 Korintus 9:16)
< http://alkitab.sabda.org/?1Kor+9:16 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org