Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/296

KISAH edisi 296 (3-10-2012)

Pendidikanku di Tangan Tuhan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 296, 03 Oktober 2012

Shalom,

Apa yang Anda lakukan ketika rencana dalam menata masa depan terhambat
oleh peristiwa atau kejadian tertentu? Apakah Anda akan menyerah atau
berjuang menghadapi keadaan? Apakah Anda berharap dan berserah kepada
Tuhan? KISAH edisi 296 menceritakan tentang campur tangan Tuhan dalam
hidup seorang anak-Nya. Meskipun segala yang ia rencanakan dari semula
sempat terasa gagal karena sebuah kesalahan kecil, ia tidak mau
menyerah dan kalah. Dia terus berjuang untuk meraih impian dan
cita-citanya. Tuhan pun bertindak dan menyatakan mukjizat-Nya.
Kiranya kesaksian ini dapat memberkati Anda.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                     PENDIDIKANKU DI TANGAN TUHAN

Empat tahun yang lalu merupakan tahun terpenting bagi saya. Sebagai
siswa kelas 3 sebuah SMU di Surakarta, saya harus menentukan ke mana
saya akan melanjutkan studi selepas SMU.

Saya adalah anak bungsu dari empat bersaudara, hal ini membuat saya
sering bersikap manja. Oleh karena itu, sejak kelas 1 SMU saya mulai
bergumul agar dapat kuliah di luar kota karena ingin belajar mandiri
dan lebih bergantung kepada Tuhan. Saya sadar bahwa sangat sulit untuk
kuliah di luar kota, bahkan keluarga dan teman-teman meragukan saya.
Namun, saya tetap yakin dan percaya, bahwa jika Tuhan berkehendak
menempatkan saya di luar kota, Dialah yang akan memelihara dan
menyediakan semua keperluan saya.

Seperti emas, kita pun perlu ditempa. Tempaan pertama adalah ketika
saya akan mendaftar ujian masuk di salah satu perguruan tinggi di
Yogyakarta di sekolah saya. Pengambilan formulir ujian dibuka dari
hari Senin sampai Jumat, dengan biaya pendaftaran Rp. 150.000,00. Saya
sudah meminta uang pendaftaran kepada ayah saya sejak hari Senin.
Tetapi sampai hari Kamis sore, ayah belum memberi saya uang, meskipun
ayah tidak melarang saya untuk mendaftar.

Selama 4 hari itu, saya terus memohon kepada Tuhan agar Ia mengabulkan
keinginan saya untuk ikut ujian masuk di perguruan tinggi tersebut.
Saya yakin, jika Tuhan merestui, Dia juga yang akan memampukan ayah
saya membayar uang pendaftaran tersebut.

Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata dan telinga-Nya bagi permohonan
anak-anak-Nya, saat kita berseru dan mengandalkan Dia. Tepat pukul
24.00 WIB, ayah saya memberi uang untuk pendaftaran. Allah kita luar
biasa, Dia tidak pernah terlambat.

Awal bulan Mei, saya mengikuti ujian nasional SMU. Sebelumnya, saya
juga harus mengikut ujian masuk perguruan tinggi yang saya kehendaki.
Pada hari pertama, sebelum berangkat, saya membaca Alkitab dan
merenungkan firman Tuhan. Dalam Yosua 1, Tuhan dengan jelas berkata
kepada Yosua untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya berulang-ulang.
Melalui perikop ini, saya diteguhkan dan dikuatkan, serta selalu
mengandalkan Dia.

Semua ujian dapat saya lalui. Saya pun dinyatakan lulus ujian di
perguruan tinggi yang saya kehendaki dan diterima di Fakultas Sastra
Jepang. Pada akhir Mei, saya ditemani oleh ayah saya, pergi ke
Yogyakarta untuk melakukan registrasi. Satu minggu sebelumnya, saya
sudah mentransfer uang sejumlah Rp 7.000.000,00 guna membayar semua
biaya masuk perguruan tinggi tersebut. Pada hari itu, ketika saya
mengambil blangko penerimaan mahasiswa, tertulis dalam blangko
tersebut "Mahasiswa Jurusan Sastra Nusantara". Saya bingung karena
dalam kartu ujian saya hanya tertulis jurusan Farmasi, Akuntansi, dan
Sastra Jepang, bukan Sastra Nusantara.

Karena kebingungan, ayah saya menganjurkan saya untuk menanyakannya.
Dunia terasa runtuh.... Masa depan yang sudah saya rencanakan hancur
berkeping-keping. Ternyata saya salah menulis kode, sehingga saya
tercatat sebagai mahasiswa Sastra Nusantara.

Saya menghadap kepada kepala pendidikan di universitas tersebut.
Sementara saya menunggu kepala pendidikan yang sedang memeriksa dan
mempertimbangkan masalah saya, saya terus memuji dan menyembah Tuhan.
Belum dapat diputuskan, saya diminta untuk pulang terlebih dahulu dan
menelepon keesokan harinya.

Seluruh keluarga menghibur dan menguatkan saya. Pagi-pagi, saya pergi
ke gereja untuk ikut doa pagi karena saya merasa hanya Tuhan yang
dapat menghibur, menolong, dan menguatkan saya. Kira-kira pada tengah
hari, saya menelepon kepala pendidikan tersebut, dan ia mengatakan
"Tidak bisa pindah jurusan". Saya sedih sekali. Saya tidak mau pindah
jurusan dan saya juga tidak tahu tentang jurusan Sastra Nusantara.

Siang itu juga saya berangkat ke Yogyakarta. Hasilnya tetap sama,
bahkan permintaan saya untuk meminta 50 persen uang yang telah saya
bayar juga ditolak. Satu-satunya cara yang dianjurkan oleh wakil
rektor bagian pendidikan adalah agar saya mencoba masuk jurusan Sastra
Jepang melalui Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Karena tidak ada jalan lain, saya menuruti anjuran tersebut. Saya ikut
SPMB di Surakarta. Selama menunggu pengumuman penerimaan, setiap hari
saya mengikuti doa pagi di gereja. Saya mengimani bahwa Tuhan melihat
dan menghargai setiap kesungguhan dan jerih payah umat-Nya. Saya
meminta agar Tuhan mengizinkan saya diterima lagi di universitas
tersebut karena saya tahu Tuhan tidak pernah mempermalukan umat-Nya.

Hari di mana pengumuman SPMB tiba. Pukul 04.00 WIB saya terbangun,
namun saya tidak berani melihat koran yang disodorkan ayah kepada
saya. Kakak sayalah yang memberitahukan bahwa nama saya tercantum
dalam kolom jurusan Sastra Jepang.

Saya menelepon ke pihak universitas dan menanyakan birokrasi
pengurusannya. Bapak yang menerima telepon saya berkata, "Anda memang
luar biasa, Anda memang pintar." Saya pun menjawab "Bukan saya Pak,
tetapi Tuhan Yesus!"

Untuk pemindahan jurusan saya hanya dikenai biaya Rp 50.000,00. Bukan
hanya itu, melalui orang tua murid sekolah minggu tempat saya
melayani, saya mendapat beasiswa untuk biaya selama kuliah.

Melalui berbagai masalah yang menempa, saya belajar untuk bertekun dan
percaya pada rencana Allah. Ia tidak pernah gagal dengan rencana-Nya;
Ia akan memunculkan kita seperti emas yang murni untuk kemuliaan-Nya
dan menjadi berkat bagi orang lain.

Hal yang terindah dari semua itu adalah ibu saya mau menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat karena melihat mukjizat yang Tuhan
lakukan dalam menata pendidikan saya. Jika Tuhan sudah membuktikan
janji-Nya dan memberi mukjizat saat saya tetap teguh mengandalkan Dia,
maka Ia pun dapat melakukan hal yang sama kepada saudara sekalian.

Diambil dari:
Judul buku: Apakah Tuhan Masih Bekerja Saat Ini?
Penulis: Eunike Susanti
Penerbit: GUPDI Jemaat Pasar Legi, Solo
Halaman: 53 -- 56

Pokok Doa

1. Mengucap syukur kepada Tuhan karena Ia selalu setia dan mendengar
seruan setiap orang yang sungguh beriman, dan mengandalkan kekuatan di
dalam Dia.

2. Berdoalah agar Tuhan menolong setiap anak-anak-Nya, yang saat ini
sedang dalam pergumulan menata masa depan mereka. Kiranya Tuhan
memberikan hikmat bijaksana agar mereka selalu melibatkan Tuhan dalam
merencanakan masa depannya.

3. Kiranya melalui setiap kesaksian tentang pertolongan Tuhan, Roh
Kudus bekerja dan kuasa-Nya disaksikan oleh lebih banyak orang yang
belum mengenal Tuhan, sehingga mereka pun bisa menerima Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,"
(Ratapan 3:22) < http://alkitab.sabda.org/?Rat+3:22 >

             STOP PRESS: INTERNATIONAL DAY OF PRAYER FOR
                   THE PERSECUTED CHURCH (IDOP)

Pada bulan kegiatan IDOP, gereja-gereja dan umat Kristen di seluruh
dunia berdoa bersama bagi gereja Tuhan yang teraniaya. Tahun ini,
kegiatan IDOP akan dilaksanakan secara serempak pada bulan November
2012.

Kami mengajak Anda, para gembala sidang, pengajar, pemimpin, kaum
muda, pendoa syafaat, dan semua orang percaya untuk dapat bergabung
dalam acara doa bersama ini. Informasi lebih lanjut tentang acara
IDOP, bisa dilihat di < www.persecutedchurch.org >.

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org