Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/298

KISAH edisi 298 (17-10-2012)

Tak Ada Kata Terlambat Untuk Dapat Dipakai Allah

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 298, 17 Oktober 2012

Shalom,

Tuhan memiliki cara tersendiri untuk menetapkan panggilan-Nya dalam
kehidupan kita. Namun, terkadang manusia tidak menyadarinya.
Kesombongan yang dimiliki manusia membutakan mata hatinya akan kuasa
dan keberadaan Sang Pencipta. KISAH edisi 298 menceritakan tentang
pertobatan P.Y. Hwang. Dia bisa dibilang seorang yang berhasil dalam
kariernya, namun di tengah kesombongannya, Tuhan mengizinkan rumah
tangganya hampir karam, agar dia mau bertobat dan menyadari bahwa ada
aspek yang lebih penting daripada karier. Selamat membaca.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >

            TAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK DAPAT DIPAKAI ALLAH

Saya dibaptis pada Desember 1937, ketika saya berumur 2 tahun. Ketika
saya masih anak-anak, sebelum Perang Dunia II, orang tua saya adalah
orang-orang yang cukup rajin pergi ke gereja dan di situlah saya
menemukan akar saya. Banyak lagu himne lama yang saya ingat dari masa-
masa itu. Akan tetapi, ketika Perang Dunia II berakhir di Singapura,
ketika saya berusia remaja, saya mengalami kemunduran. Baik saya
maupun orang tua, saya tidak lagi rajin pergi ke gereja.

Ketika saya menengok ke belakang, saya pikir sangat menakjubkan bahwa
saya dapat mencapai banyak hal, tanpa perlu berusaha sekuat tenaga.
Saya bukan seorang kutu buku, tetapi saya cukup berhasil di sekolah.
Setelah itu, saya melanjutkan kuliah di Inggris, di bidang obat-
obatan. Akan tetapi, setelah meraih gelar umum dan menjalani
pendidikan klinis, saya memutuskan untuk tidak menjadi seorang dokter
dan tidak pernah mengambil ujian akhir saya.

Setelah itu, saya mengambil pekerjaan menjadi penjual bahan-bahan
kimia. Pada suatu hari, seorang teman saya, Joe Pillay, yang ketika
itu menjadi Ketua Dewan Singapore International Airlines (SIA),
melihat saya di jalan dan berkata, "Apa yang kau lakukan di sini?"
Saya menjawabnya, "Menjual bahan-bahan kimia." Ia pun membalas saya,
"Jangan membuang waktumu! Ikutlah aku, bekerjalah di Economic
Development Board (EDB)."

Saya pun akhirnya bekerja di EDB pemerintah Singapura dan secara
bertahap menaiki setiap jenjang jabatan. Sepertinya, saya selalu
mendapat promosi sekalipun saya tidak pernah mengusahakannya. Segala
sesuatu saya dapatkan dengan begitu mudah sebelum krisis datang dalam
kehidupan pernikahan saya.

Istri saya lebih muda 13 tahun umurnya. Jadi, saat kami menikah, saya
berumur hampir 40 tahun, sedangkan ia masih berumur sekitar 27 tahun.
Saat kami menikah, EDB menempatkan kami di London. Jadi, rumah pertama
yang kami tinggali adalah sebuah apartemen mewah, sangat mahal,
lengkap dengan gelas anggur, dan segalanya. Kemudian, Kementerian Luar
Negeri meminjam saya selama 3,5 tahun untuk menjadi Duta Besar. Jadi,
kami pun pindah ke sebuah rumah di sebuah kota di Eropa bernama
Brussels. Wilayah kerja saya adalah seluruh benua Eropa. Saya
bepergian selama 2 atau mungkin 3 minggu selama sebulan. Anak saya,
ketika dia masih kecil, bertanya-tanya tentang orang asing yang hanya
datang ke rumah setiap akhir minggu saja. Ia benar-benar tidak
mengenali saya.

Setelah 3,5 tahun di Brussels, kami kembali ke Singapura karena saya
diminta untuk mengambil alih jabatan ketua dewan EDB.

Saat ini, ketika saya mengingat hari-hari itu, seharusnya saya lebih
banyak menghabiskan waktu dengan istri dan anak saya. Saat itu, saya
tidak menghiraukan mereka dan datanglah krisis yang sebenarnya. Anak
saya mulai duduk di bangku sekolah dan istri saya ingin kembali
bekerja. Keadaan tersebut benar-benar menjadi sebuah titik tolak yang
sangat serius dalam kehidupan keluarga kami. Saya maupun istri terlalu
serius dalam mengejar karier kami masing-masing, sehingga hubungan
semakin renggang. Pernikahan kami benar-benar berantakan. Saya rasa
pernikahan kami tidak akan bertahan jika Tuhan tidak turut campur
tangan.

Istri saya yang pertama kali berubah. Saat itu, ia mulai mengikuti
persekutuan pendalaman Alkitab, sementara saya mengalami masalah di
tempat kerja, masalah di rumah, dan masalah dengan anak kami (saat itu
David berumur sekitar 10 tahun).

Saya rasa, salah satu bentuk campur tangan Tuhan saat itu adalah
pindahnya kami ke sebuah rumah yang hanya berjarak dua rumah saja dari
kediaman Dr. Benjamin Chew, mantan ketua dewan Youth for Christ (YFC).
Dr. Chew adalah orang yang sangat memerhatikan kami, jadi beliau
mengundang kami ke dalam sebuah jamuan makan malam yang diadakan oleh
Campus Crusade untuk orang dewasa.

Kami pun pergi ke jamuan tersebut, dan karena sebuah keajaiban saja,
anak kami yang berumur 10 tahun itu diizinkan untuk ikut serta.

Pada saat itu, David memiliki kebiasaan yang sedikit aneh. Ia suka
mengisi formulir tanggapan pelanggan, baik ketika kami naik pesawat,
menginap di hotel, ketika kami makan di Kentucky Fried Chicken ...,
jika ada formulir yang berisi pertanyaan, "Bagaimana tanggapan Anda
terhadap pelayanan kami?" maka ia pun akan mengisi formulir tersebut.
Jadi, setelah makan malam, ketika formulir tanggapan itu diedarkan,
David mengisi salah satunya. Orang-orang di tempat itu tidak pernah
menanyakan umurnya, saya rasa mereka semua berasumsi bahwa semua
undangan yang datang malam itu adalah orang-orang dewasa.

Dua minggu kemudian, ia mendapat selebaran yang dikirimkan oleh Campus
Crusade tentang "Seminar Pemulihan Pernikahan". Saya dan istri saya
berpikir, "Seminar ini benar-benar belum cocok untuk David, tetapi
sangat cocok bagi kami."

Jadi, kami berdua pun pergi ke seminar itu. Selama seminar itu
berlangsung, saya kembali kepada Tuhan. Saat itu saya benar-benar
yakin bahwa saya tidak menyukai kehidupan saya yang lama. Dan setelah
itu, pandangan saya terhadap segala sesuatu benar-benar berubah.
Kecemasan saya terhadap pekerjaan sekular saya menjadi tidak terasa,
kenyataannya, hal itu menjadi tidak terlalu penting lagi.

Tiba-tiba, kami merasa bahwa kami dikelilingi oleh saudara dan saudari
yang baik. Peluang pelayanan pun terbuka bagi kami dan saat itulah
seorang teman kami mengenalkan saya kepada YFC.

Saya kembali melihat ke belakang dan menyadari, bahwa batu sandungan
bagi saya selama ini adalah kesombongan saya. Saya biasa berpikir,
"Saya dapat melakukan segalanya. Segala sesuatu dapat dengan mudah
datang kepada saya, jadi saya tidak perlu bergantung kepada Allah."
Pada saat-saat tertentulah, seperti keadaan keluarga yang memburuk,
Anda baru menyadari bahwa tidak ada apapun yang dapat Anda lakukan.

Beberapa dari kita membutuhkan cambukan. Beberapa orang lain begitu
diberkati karena mereka tidak membutuhkannya, mereka dapat menyadari
hal-hal tertentu tanpa harus mendapat lecutan. Tetapi saya khawatir,
saya masih membutuhkan cambukan itu dan kadang-kadang harus terus
dipecut dari waktu ke waktu.

Saya harus sampai ke suatu titik yang membuat saya berkata, "Aku tidak
dapat menyelesaikan masalahku sendiri." Dan saat itulah, saya melihat
secercah cahaya. Saya belajar bahwa Allah ialah sauh dalam hidup saya.
Bukan saya yang memegang seluruh kehidupan saya, hanya Allah saja.

Pada suatu titik tertentu, saya berpikir bahwa seandainya saja saya
datang kepada Tuhan lebih awal, tentu saya menghindarkan diri saya
dari banyak rasa sakit. Akan tetapi, Tuhan memiliki waktu-Nya sendiri,
bahkan terhadap orang yang melawan-Nya sekalipun. Pada saat itu, saya
yakin Anda tidak dapat berkata bahwa semuanya telah terlambat!

Catatan: P.Y. Hwang adalah seorang mantan Ketua Dewan EDB pemerintah
Singapura. Kini beliau melayani sebagai sukarelawan bagi Associate
Regional Director bagi RBC Ministries Asia. Terlepas dari pelayanannya
sebagai Area Team Member, ia juga membantu YFCI Asia Pacific untuk
mendirikan pelayanan-pelayanan strategis di China. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: One Life to Live
Judul asli Artikel: It`s Never Too Late... to be used by God
Penulis: P.Y. Hwang
Penerbit: YFCI Asia Pacific
Halaman: 10 -- 12

Pokok Doa

1. Berdoa kepada Tuhan Yesus untuk setiap orang yang saat ini mencari
uang siang dan malam, dan tidak memedulikan keluarganya. Kiranya Tuhan
memberikan hikmat dan bijaksana, untuk dapat membagi waktu dengan baik
antara pekerjaan dan keluarga.

2. Berdoa bagi keluarga yang saat ini di ambang kehancuran, yang
dipicu karena masalah karier atau kurangnya waktu bersama. Biarlah
Tuhan membuka jalan, agar mereka menemukan komunitas/persekutuan yang
dapat membimbing mereka menghadapi masalah tersebut dan bisa menemukan
solusi.

3. Berdoa untuk gereja atau komunitas-komunitas Kristen yang ada, agar
Tuhan memberikan hikmat kepada mereka, untuk selalu siap sedia menjadi
wadah dan jawaban kepada pasangan suami istri yang memerlukan
bimbingan.

"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu
hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)
< http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+29:11 >

      STOP PRESS: DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan pasti sudah mulai berpikir
untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, dengan gembira kami
menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan
wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap pelayan Tuhan, agar bisa
saling berbagi bahan-bahan Natal dalam bahasa Indonesia. Ada banyak
bahan yang bisa didapatkan, seperti Renungan Natal, Artikel Natal,
Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, Puisi Natal, Tips Natal, Bahan
Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi Buku Natal, Review Situs Natal,
e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, Lagu Natal, dan bahkan sarana
diskusi tentang topik Natal.

Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai situs
yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri untuk
berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis blog,
memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada rekan
pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs
"natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari kedatangan
Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini, dengan menjadi berkat bagi
kemuliaan nama-Nya.

==>  http://natal.sabda.org/

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org