Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/3 |
|
KISAH edisi 3 (22-1-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 03, 22 Januari 2007 DAFTAR ISI Pengantar Kesaksian : Pulang Pokok Doa Dari Redaksi : Ucapan Terima Kasih ______________________________________________________________________ PENGANTAR Kehilangan orang yang sangat dikasihi merupakan pukulan yang berat bagi siapa pun. Tua, muda, miskin, kaya, laki-laki, perempuan akan merasakan trauma kehilangan yang sulit untuk dilupakan. Tetapi jika kita menyikapi trauma itu sebagai ujian yang diizinkan Tuhan bagi umat-Nya untuk lebih mengandalkan Dia, bukan kemampuannya sendiri, maka hasilnya akan sangat membangun. Yesus adalah Allah yang setia, Dia tidak akan meninggalkan kita. Dia juga tidak akan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak. Yakinlah bahwa "setelah hujan tampak pelangi, sebagai janji yang teguh". Lewat Kisah edisi kali ini kita akan melihat seorang anak Tuhan yang berhasil keluar dari kemelut kehilangan dengan cara yang sangat sempurna, yaitu kembali pada Tuhan. Selamat menyimak. Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN PULANG ====== Aku benar-benar tidak menduga kalau ibu yang benar-benar baik harus meninggal karena keracunan gas di kamar mandi. Aku sangat terkejut dan menangis sejadi-jadinya melihat tubuh ibu terbujur kaku. Dengan penuh kemarahan dan kebencian aku berkata pada Tuhan, "Tuhan, mengapa Engkau tidak menjaga ibuku?" Aku adalah putri tunggal yang sudah merasakan kemanjaan sejak kecil. Ayah berasal dari lingkungan militer, yang walaupun sangat menyayangi aku juga selalu mendidik aku secara militer. Bagiku ayah adalah seorang yang sangat sempurna dan berwibawa. Tapi keangkeran sifat kemiliterannya menyebabkan aku takut untuk mendekati. Sedangkan ibuku adalah seorang yang murah senyum dan sangat lembut. Walaupun sudah berusia dua puluh tahun, aku masih sering bermain dan bergurau bersamanya. Aku sudah terbiasa hidup dimanja dan penuh dengan kehangatan kasih dari orang tuaku sehingga aku merasa tidak lagi membutuhkan teman. Aku merasakan sangat kesepian sejak ibuku meninggal. Aku tidak memiliki teman seperti ibu yang mau mendengar keluh kesahku dengan sabar. Aku tidak tahu bagaimana harus melanjutkan hidup di dunia, aku kecewa mengapa Tuhan mengambil ibuku. Maka aku tidak mau lagi berdoa, membaca Alkitab dan mengikuti kebaktian di gereja. Setelah ibu meninggal, ayah semakin sibuk dengan tugasnya dan sering meninggalkan aku sendiri di rumah. Aku merasa kesepian dan sering menangis jika mengenang ibu. Satu-satunya yang menjadi hiburanku adalah mendengarkan radio. Suatu hari secara tidak sengaja aku mendengar siaran radio acara mimbar Kristen, kebetulan lagu yang dinyanyikan, "Berilah tanganmu pada-Ku ...." Dalam lubuk hatiku terasa getaran dan kehangatan serta kebahagiaan yang sangat dalam. Aku terus mendengarkan siaran tersebut. Seusai lagu itu, pembawa acara berkata dengan suara yang sangat lembut, "Para pendengar setia, meskipun berat masalah yang Anda hadapi, serahkanlah pada Tuhan! Karena Ia tidak akan meninggalkan Anda dan akan selalu membantu menyelesaikan masalah yang Anda hadapi." Aku tersadar dan mendapat bukti. Walaupun telah meninggalkan Tuhan, tetapi Ia tidak pernah meninggalkan aku dan selalu setia menunggu aku dengan sabar agar aku kembali pada-Nya. Aku langsung bertanya pada Tuhan, "Mengapa akhir-akhir ini aku kehilangan semuanya? Aku tidak memiliki suka cita dan damai?" Dengan tiba-tiba aku seolah mendengar Tuhan berkata sendiri padaku, "Aku tidak pernah meninggalkanmu, mengapa tidak kauserahkan semua bebanmu kepadaku?" Aku tersadar kenapa aku merasa sangat menderita. Semua ini karena aku tidak menyerahkan semua bebanku kepada-Nya. Bahkan aku menyalahkan Tuhan yang tidak mengasihiku dan meninggalkan aku. Setelah kejadian itu, aku merasakan semuanya berubah menjadi baru. Aku kembali mendekat pada Tuhan, kembali rajin ke gereja dan kuserahkan seluruh hidupku ke tangan-Nya. Aku sadar bahwa dulu aku ke gereja bukan karena Tuhan, tapi karena orang tuaku. Aku sadar bahwa ibadahku dulu dilakukan dengan motivasi yang tidak diperkenankan Tuhan. Sekarang Roh Tuhan dalam diriku juga mengakibatkan aku suka bergaul, memerhatikan orang yang mengalami kesusahan serta mengabarkan Injil kepada orang yang berada dalam belenggu dosa. Setelah melalui berbagai peristiwa aku mengetahui bahwa Allah berjanji untuk memberikan kekuatan dan berkat yang cukup bagiku. Aku merasa dulu hidup kekristenanku tidak jelas, tapi sekarang aku dapat menyelami kesetiaan yang dapat dipercaya. Tuhan adalah sahabatku yang baik dan aku percaya bahwa ibu yang sekarang sudah berada di surga akan senang melihat perubahan anak perempuan satu-satunya. Bahan diambil dari sumber: Judul buku : Jalan Tuhan Terindah Judul artikel: Pulang Penulis : Pdt. Paulus Daun, M.Div, Th.M. Penerbit : Yayasan Daun Family Manado Halaman : 89 -- 92 ______________________________________________________________________ "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Korintus+10:13 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Banyak orang yang menderita karena kehilangan anggota keluarganya disebabkan oleh kematian. Mari berdoa bagi mereka supaya Tuhan memberi kekuatan dan Roh penghiburan sehingga mereka beroleh kekuatan dalam menjalani hidup mereka. 2. Mereka yang ditinggal oleh orang yang dikasihi membutuhkan teman yang dapat menghibur mereka. Naikkan doa agar Tuhan mengirimkan orang-orang tersebut sehingga melalui mereka hati yang ditinggalkan dapat terhibur dan tidak merasa sendiri. 3. Berdoalah supaya iman mereka kuat sehingga tidak menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, justru bisa membantu orang lain yang sedang mengalami peristiwa seperti yang mereka alami. ______________________________________________________________________ DARI REDAKSI Kami mengucapkan terima kasih kepada Anda yang telah mengembalikan formulir keanggotaan milis Publikasi Kisah kepada redaksi. Bagi yang belum, kami masih menunggu formulir Anda. Dan bagi Anda yang berkenan untuk membagikan kesaksiannya melalui Publikasi Kisah, kami tunggu kirimannya di alamat: < staf-kisah(at)sabda.org >. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < staf-kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip Kisah : http://www.sabda.org/publikasi/kisah/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |