Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/301

KISAH edisi 301 (7-11-2012)

Tanpa Tangan, Tanpa Kaki, Tanpa Khawatir

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 301, 07 November 2012

Shalom,

Apakah Anda pernah berpikir dan merasa bahwa hidup yang Anda jalani
tidak adil? Anda merasa bahwa Tuhan sudah tidak peduli dan tidak
mengasihi Anda? Demikian juga yang dirasakan oleh Nick Vujicic, dia
merasa bahwa hidupnya tidak adil, dia mengalami konflik batin, dan
diskriminasi. Dia pun sempat putus asa dan berpikir untuk segera
mengakhiri hidupnya karena dia tidak ingin merepotkan orang lain
dengan keadaannya. Namun, Tuhan memiliki rencana lain dalam hidup Nick
melalui segala kekurangannya, Tuhan memakainya menjadi saksi Injil,
dan tidak sedikit orang yang bertobat dan dikuatkan dengan kesaksian
hidupnya. Semoga kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi Anda.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Yonathan Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >

                 TANPA TANGAN, TANPA KAKI, TANPA KHAWATIR

Nama saya Nick Vujicic dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan,
bagaimana Dia telah menggunakan kesaksian hidup saya untuk menyentuh
ratusan ribu hati di seluruh dunia! Saya dilahirkan hampir tanpa
anggota tubuh -- tanpa tangan dan kaki, dan para dokter tidak dapat
menjelaskan alasan cacat fisik yang saya alami ini. Anda bisa
bayangkan, bagaimana saya harus berhadapan dengan begitu banyak
tantangan dan rintangan dalam hidup ini.

Kalau orang tua saya memiliki perhatian dan kekhawatiran yang begitu
besar atas masa depan yang akan saya jalani nantinya, rasanya hal itu
sungguh dapat dimengerti. Tuhan telah memperlengkapi mereka dengan
hati yang kuat, bijaksana, dan keteguhan hati melalui masa-masa yang
sangat sulit, hingga saya akhirnya dapat bersekolah.

Peraturan di Australia tidak membolehkan saya bersekolah di sekolah
untuk anak-anak normal karena fisik saya yang cacat, tetapi Tuhan
membuat suatu keajaiban, Dia memberikan ibu saya kekuatan untuk
berjuang agar peraturan itu tidak dikenakan kepada saya. Akhirnya,
saya menjadi satu-satunya murid cacat pertama yang dapat bergabung ke
sekolah untuk anak-anak yang normal.

Saya sangat suka pergi ke sekolah dan berusaha untuk hidup seperti
orang-orang lain pada umumnya. Tetapi karena fisik saya yang berbeda
dengan anak-anak lainnya, maka pada tahun-tahun pertama, saya banyak
mengalami perasaan-perasaan tidak enak dan merasa tersisihkan, merasa
aneh sendiri, dan orang-orang mengejek saya. Sangat sulit bagi saya
untuk membiasakan diri dengan hal-hal ini, tetapi dengan dukungan dari
orang tua, saya memulai untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai
hidup untuk mengatasi masa-masa yang penuh tantangan itu.

Saya tahu bahwa saya berbeda secara fisik, tetapi dalam hati, saya
sama dengan orang-orang normal yang lainnya.

Dalam banyak kesempatan, saya merasa rendah diri dan rasanya begitu
tidak ingin untuk pergi ke sekolah, sehingga saya tidak perlu
berhadapan dengan hal-hal negatif tentang diri saya.

Saya dikuatkan oleh orang tua untuk mengabaikan semuanya itu, dan
berusaha untuk memulai persahabatan dengan memulai perbincangan
terhadap beberapa anak. Suatu saat, mereka sadar bahwa saya sama
seperti mereka, dan sejak saat itu Tuhan memberkati saya dengan
teman-teman yang baru.

Ada saat-saat saya merasa begitu sedih dan merasakan tekanan yang
begitu hebat, dan merasa marah karena saya tidak dapat mengubah jalan
hidup saya atau menyalahkan orang lain karena keadaan diri saya. Saya
pergi ke sekolah minggu, dan di sana saya belajar bahwa Tuhan
mengasihi kita semua dan Dia peduli terhadap saya.

Saya mengerti tentang kasih, tetapi yang saya tidak mengerti kenapa
kalau Tuhan mengasihi saya, Dia membuat saya jadi begini? Apakah ini
karena saya telah berbuat dosa? Seharusnya, jawabannya adalah "ya"
karena dibandingkan dengan anak-anak yang lain, saya aneh sendiri.
Saya merasa telah menjadi beban bagi orang-orang di sekitar saya dan
rasanya semakin cepat saya pergi, semakin baik buat orang-orang lain.
Saya ingin mengakhiri kepedihan hidup dan ingin rasanya mengakhiri
hidup saya di usia muda, tetapi kembali saya bersyukur karena orang
tua dan keluarga saya selalu membuat saya merasa dibutuhkan, dan saya
kembali dikuatkan.

Tuhan menanamkan dalam hati saya untuk membagikan kisah hidup dan
pengalaman saya untuk menolong orang-orang, apa pun persoalan dalam
hidup mereka dan mengizinkan Tuhan mengubahkannya menjadi berkat. Juga
menguatkan dan memberikan inspirasi kepada orang-orang untuk
menghidupkan potensi yang mereka miliki, dan tidak membiarkan apa pun
juga untuk menghalangi dalam mencapai harapan dan mimpi mereka.

Kita tahu bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi-Nya. Firman itu
berbicara dalam hati saya dan meyakinkan saya bahwa tidak ada yang
namanya keberuntungan, kesempatan, atau kebetulan yang membuat kita
mengalami hal buruk dalam hidup ini.

Saya mengalami damai sejahtera yang sesungguhnya setelah saya
mengetahui bahwa Tuhan tidak membiarkan apa pun terjadi dalam hidup
kita, kecuali Dia memiliki suatu alasan yang indah untuk itu. Saya
sepenuhnya menyerahkan hidup saya kepada Kristus pada usia 15 tahun,
setelah membaca kitab Yohanes 9. Yesus berkata bahwa alasan untuk
orang itu buta adalah: "...agar karya Tuhan dinyatakan melalui dia".
Saya percaya bahwa Tuhan ingin memulihkan hidup saya, agar saya dapat
menyampaikan kesaksian yang luar biasa dari kuasa-Nya yang memesona.

Pada saatnya, saya mengerti bahwa apabila kita berdoa untuk sesuatu
dan apabila Tuhan berkenan, itu akan terjadi pada waktu-Nya. Dan,
apabila Tuhan tidak ingin itu terjadi, maka saya mengerti bahwa Dia
memiliki satu rencana yang lebih baik.

Saat itu, saya berusia 26 tahun dan telah menyelesaikan Bachelor of
Commerce dalam bidang Akunting dan Perencanaan Financial. Saya juga
seorang pembicara motivasi dan suka bepergian membagikan kisah hidup
saya. Saya sering menjadi pembicara kepada murid-murid sekolah dan
juga perusahaan-perusahaan.

Saya memiliki banyak mimpi dan rencana-rencana yang harus saya capai
dalam hidup ini. Saya ingin menjadi saksi yang terbaik tentang harapan
dan kasih Tuhan, untuk menjadi pembicara inspirasi Internasional, dan
menjadi motor penggerak bagi lingkungan Kristen dan non-Kristen. Saya
ingin bisa mandiri secara finansial pada usia 25 tahun lewat investasi
"real estate". Saya ingin memiliki mobil yang dimodifikasi untuk saya,
hingga dapat mengemudi dan ingin membagikan kesaksian saya di acara
"Oprah Winfrey Show!" Menulis banyak buku yang nantinya menjadi "best
seller" adalah salah satu mimpi saya dan saya harapkan dapat selesai
pada akhir tahun ini. Buku itu akan berjudul "TANPA TANGAN, TANPA
KAKI, TANPA KHAWATIR ...!"

Saya percaya apabila Anda memiliki keinginan dan tekad untuk melakukan
sesuatu dan apabila Tuhan kehendaki, Anda akan memperolehnya pada
waktu yang baik. Sebagai manusia, kita sering kali membatasi diri
tanpa alasan yang jelas! Hal yang tidak baik adalah membatasi Tuhan
yang dahsyat, yang dapat berbuat apa saja -- kita tempatkan Tuhan pada
sebuah kotak. Hal yang mengagumkan tentang kekuatan Tuhan adalah
apabila kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan, malahan kita
berfokus pada kemampuan kita, konsentrasi pada apa yang kita miliki,
padahal kita tahu bahwa adalah Tuhan yang bekerja di dalam kita dan
kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa Dia. "Dia membuat segala
sesuatu indah pada waktunya...."

Diambil dari:
Judul buletin: VOICE (Full Gospel Business Men`s VOICE Indonesia),
               Volume 96 - 2009
Penulis: Nick Vujicic
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s
          Fellowship Internasional - Indonesia
Halaman: 4 -- 8

Pokok Doa

1. Berdoa buat Nick Vujicic, agar melalui kesaksian hidupnya nama
Tuhan terus dapat dipermuliakan.

2. Berdoa untuk orang-orang yang melihat, mendengar, ataupun membaca
kesaksian dari Nick Vujicic, agar hatinya dijamah oleh Tuhan sehingga
dapat dikuatkan dalam menghadapi segala pergumulan hidup.

3. Berdoa untuk orang-orang yang saat ini mengalami pergumulan hidup
yang sangat berat dan seperti tidak ada jalan keluar, agar Tuhan terus
menguatkan dan memberikan harapan bahwa Tuhan memiliki rencana yang
indah dalam hidupnya.

"Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak
mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Matius 19:26)
< http://alkitab.sabda.org/?Mat+19:26 >

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Yonathan Sigit
Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik
            Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org