Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/309

KISAH edisi 309 (9-1-2013)

Yohanes yang Tidak Dapat Dihancurkan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 309, 09 Januari 2013

KISAH -- Yohanes yang Tidak Dapat Dihancurkan
Edisi 309, 09 Januari 2013

Shalom,

Sebagai orang Kristen, kita bukan hanya dipanggil untuk percaya, 
melainkan juga untuk menderita. Dalam hal ini, yang dimaksud menderita 
adalah keadaan yang tidak menyenangkan demi mempertahankan iman di 
dalam Kristus, bukan menderita karena kesalahan-kesalahan yang kita 
buat.

Yesus Kristus juga menderita untuk menebus dosa-dosa manusia, demikian 
juga para rasul dan pengikut Kristus yang lain. Ini membuktikan bahwa 
di dalam mengiring Yesus Kristus, ada harga yang harus dibayar. Meski 
demikian, Tuhan Yesus tidak akan meninggalkan umat-Nya sendirian. Dia 
akan selalu menopang dan menjaga umat-Nya untuk dapat bertahan dalam 
penderitaan. Bahkan, di balik penderitaan itu ada kemuliaan besar yang 
telah Tuhan sediakan bagi umat-Nya. Demikianlah yang dialami oleh 
Rasul Yohanes, ia diburu dan hendak dibunuh dengan kejam oleh Kaisar. 
Akan tetapi, Tuhan melindunginya dan memberikan kepercayaan kepadanya 
untuk menulis Kitab Wahyu. Mari simaklah kesaksian kisahnya dalam 
edisi ini. Selamat berjuang dalam iman! Imanuel.

Redaksi Tamu KISAH,
S. Setyawati
< http://kesaksian.sabda.org/ >


             YOHANES YANG TIDAK DAPAT DIHANCURKAN

                          Rasul Yohanes
                Kekaisaran Romawi -- 95 Masehi

"Ini adalah Yohanes, salah seorang rasul Yesus Kristus!" bentara 
mengumumkan tiga kali. Mendengar ini, kerumunan orang yang ada di 
gelanggang bersorak dengan liar. Mereka telah berkumpul untuk melihat 
bagaimana yang terakhir dari kedua belas rasul yang pernah berjalan 
bersama dengan Yesus, akan bertemu dengan maut.

Kaisar Roma menatap Pria tua itu. "Jadi kau adalah Yohanes, Rasul 
kasih," ia mengejek. "Apakah kau sudah siap untuk mati?"

Sebelum Yohanes dapat menjawab, seorang petugas mendekati Kaisar dan 
berbisik di telinganya, "Mungkin Anda sudah mendengar desas-desus di 
antara orang Kristen bahwa dia ini tidak akan mati sebelum Allah 
mereka, Yesus, kembali."

"Ya, aku telah mendengar. Pada dasarnya, semua orang di Roma telah 
mendengarnya!" jawab kaisar. "Orang-orang Kristen ini merupakan 
gerombolan yang percaya takhayul dan keras kepala. Aku akan 
menunjukkan kepada mereka! Pria ini akan mati -- hari ini!"

"Bagaimanakah kita membunuhnya?" tanya petugas. "Singa-singa tidak 
selalu membunuh orang-orang Kristen, dan ada waktu di mana api tidak 
dapat membakar tubuh mereka."

"Memenggal kepala mereka terlalu mulia untuk akhir dari orang-orang 
sejenis ini. Hal itu hanya diperuntukkan bagi warga Romawi," kata 
Kaisar.

Kepala pelaksana eksekusi angkat suara, "Bagaimana dengan melemparkan 
dia ke dalam tungku minyak yang mendidih? Tidak ada yang dapat selamat 
menghadapi hal itu!"

Kaisar mengangguk tanda setuju. "Siapkan minyaknya!" Sementara orang-
orang bergegas untuk memenuhi perintahnya, bentara mengumumkan tiga 
kali, "Rasul Yohanes akan dididihkan di dalam minyak." Kerumunan orang 
itu menyorakkan persetujuan mereka. Mereka akan menjadi saksi dari 
kematian Yohanes yang dikasihi.

Yohanes, salah seorang dari sahabat terdekat Yesus, merupakan salah 
satu dari tiga pria yang Yesus undang untuk memasuki lingkaran bagian 
dalam-Nya. Ketiga pria ini, Petrus, Yakobus, dan Yohanes, menyaksikan 
keajaiban-keajaiban yang tidak disaksikan kesembilan murid lainnya. 
Hanya merekalah yang menyaksikan Yesus dalam segala kemuliaan-Nya di 
puncak gunung, wajah-Nya bersinar bagai matahari dan pakaian-Nya 
berkilau putih bagai cahaya.

Yohanes demikian penuh kerinduan dan intensitas sehingga Yesus menamai 
dia dan saudaranya Yakobus, "anak-anak guruh". Pada malam Yesus 
ditangkap, Yohanes mengikuti para prajurit, memasuki tembok dalam 
kediaman uskup, dan mengamati untuk melihat apa yang akan terjadi 
dengan Tuhannya. Dari antara seluruh murid, hanya Yohanes yang berdiri 
dengan berani bersama para wanita di kaki salib, pada hari Yesus 
disalibkan.

Kaisar Roma menyeringai pada sang rasul. "Jika Yesusmu sungguh-sungguh 
Tuhan, maka mintalah kepada-Nya untuk menyelamatkan engkau!" Kemudian, 
berpaling pada pelaksana eksekusi, ia memerintahkan, "Bawa dia pergi!"

Sementara Yohanes menanti api dinyalakan dan minyak mendidih, ia 
mengenang kembali saat-saat lain di mana ia telah dianiaya karena 
Injil. Ketika pria lumpuh di gerbang Bait Allah disembuhkan secara 
ajaib, ia dan Petrus ditangkap dan dipenjarakan semalaman. Keesokan 
harinya, mereka diancam oleh para penguasa dan diperintahkan, "Jangan 
pernah berkhotbah lagi dalam nama Yesus!"

Tetapi, yang terjadi adalah sebaliknya, hal itu memberikan inspirasi 
bagi para murid untuk berdoa bagi keberanian yang lebih besar lagi, 
dan bagi lebih banyak tanda keajaiban dan mukjizat dalam nama Yesus.

Tidak lama kemudian, Yohanes dipenjarakan kembali bersama beberapa 
rasul lainnya. Kali ini, mereka semua dibebaskan oleh seorang malaikat 
yang mengatakan kepada mereka, "Pergi dan berkhotbahlah di Bait 
Allah!" Mereka langsung melakukannya.

Untuk ini, mereka dipukuli oleh pemimpin-pemimpin agama, yang sekali 
lagi memerintahkan, "Janganlah berkhotbah dalam nama Yesus!" Tetapi, 
para rasul memutuskan bahwa lebih baik menaati Allah daripada manusia, 
dan tetap berkhotbah. Tuhan terus mengonfirmasi firman-Nya dengan 
tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat.

Sejak saat itu, Yohanes telah melihat Allah membebaskan dia berulang 
kali. Ia telah selamat dari penyiksaan-penyiksaan Nero, yang telah 
mengakhiri kehidupan dari kedua belas rasul mula-mula.

Suara kasar dari seorang pengawal membawa Yohanes kembali pada masa 
kini. "Bangunlah, orang Kristen. Minyaknya telah siap."

Penonton bangkit berdiri, bertepuk tangan, dan bersorak, sementara 
tahanan diturunkan ke dalam minyak yang mendidih. Yohanes mengangkat 
tangannya ke atas menuju ke surga, berdoa kepada Allah.

Menit-menit berlalu. Yohanes terus berdoa. Sorakan dari kerumunan 
berubah menjadi kesunyian dalam ketakjuban. Mereka juga telah 
mendengar bahwa pria ini tidak akan pernah mati. Kemudian, bisikan-
bisikan dimulai: "Sang Rasul tidak terluka! Ini adalah keajaiban!"

"Allahnya telah melindunginya! Yesus telah melindungi rasul-Nya!"

Kaisar menatap sang rasul dalam kuali minyak yang mendidih. Mengatasi 
semua logika, Yohanes masih hidup dan masih berdoa. Rencana kaisar 
menjadi senjata makan tuan: Bukannya menghancurkan seluruh iman kepada 
Yesus Kristus, ia malah membantu meningkatkannya! Dengan frustrasi, ia 
menatap kepala pelaksana eksekusi, yang mengkerut di bawah tatapannya.

"Tidakkah ada cara untuk menghancurkan pria ini?" tanya kaisar.

Tetapi sebelum pelaksana eksekusi dapat menjawab, sorakan baru dari 
penonton menarik perhatian mereka. Yohanes tidak lagi berdoa dengan 
diam; ia telah mulai menyembah Yesus dengan lantang dan dengan penuh 
sukacita, serta merayakan pembebasannya dari maut.

Kaisar membuat keputusan yang cepat. "Singkirkan pria ini dari 
pandanganku."

Ketika Yohanes dilepaskan secara ajaib dari kuali minyak yang 
mendidih, sang Kaisar menyerah untuk mencoba membunuhnya. Sebaliknya, 
ia membuang Yohanes ke pulau Patmos yang cadas. Selama dua tahun, ia 
hidup dengan tenang di pembuangan. Tetapi, Tuhan beserta dengannya dan 
selama masa itu, Allah menyingkapkan kepadanya adegan-adegan indah dan 
wahyu ilahi, yang ia tuliskan dalam Kitab Wahyu.

Ketika Kaisar Domitian meninggal pada tahun 99 Masehi, Senat Romawi 
menarik kembali keputusannya dan Yohanes dibebaskan. Ia dibawa kembali 
ke Efesus, di mana sekali waktu ia pernah menjadi pemimpin gereja. 
Bahkan di sini, ia menderita penganiayaan dan dipaksa untuk minum 
racun. Ia tetap tidak mengalami luka, sama seperti yang telah Yesus 
janjikan: "Dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan 
mendapat celaka." (Markus 16:18)

Sementara berada di Efesus, Yohanes mengatur gereja-gereja di Asia. Ia 
membaca Injil Matius, Markus, dan Lukas, dan menyatakan keabsahan 
mereka. Kemudian, ia menuliskan Injil Yohanes untuk menambahkan 
pandangannya, demikian pula dengan ketiga Kitab Yohanes yang didapati 
di dalam Alkitab.

Yohanes melebihi hidup dari semua rasul selama lebih dari tiga puluh 
tahun. Akhirnya, ia meninggal dengan damai ketika berusia sekitar 101 
tahun.

"Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera 
dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah 
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33)

Diambil dari:
Judul buku: Jesus Freaks
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Cipta Olah Pustaka
Halaman: 237 -- 238


                          POKOK DOA

1. Syukur kepada Allah Bapa yang senantiasa menyertai umat-Nya 
   sehingga umat-Nya mampu mempertahankan iman, sekalipun harus 
   mempertaruhkan nyawa sama seperti yang dialami Rasul Yohanes.

2. Mohon dukungan doa kepada Tuhan Yesus, agar para pengikut Kristus 
   zaman ini memiliki kekuatan dan kesetiaan iman seperti Rasul Yohanes.

3. Berdoa agar ada lebih banyak orang terpanggil untuk terjun ke 
   ladang pelayanan, dan menyebarkan Injil Kerajaan Allah hingga ke 
   berbagai penjuru dunia.


"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-
malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun 
yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di 
bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita 
dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." 
                           (Roma 8:38-39) 
             < http://alkitab.sabda.org/?roma+8:38-39 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org