Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/310

KISAH edisi 310 (16-1-2013)

Cassanova

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 310, 16 Januari 2013

KISAH -- Cassanova
Edisi 310, 16 Januari 2013

Salam kasih,

Firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhanlah yang memilih kita sejak semula, 
bukan kita (Yohanes 15:16). Setiap orang begitu berharga di mata 
Allah. Oleh karenanya, Tuhan memberikan kesempatan kepada semua orang 
untuk menerima keselamatan yang Ia tawarkan. Tuhan juga sengaja datang 
ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa, agar mereka terbebas 
dari hukuman dosa dan kembali berada dalam persekutuan dengan Tuhan 
Allah. Persoalannya, apakah kita mau menjawab panggilan-Nya dan 
merengkuh uluran tangan-Nya?

Dalam edisi ini, seorang pebisnis ternama di Indonesia menceritakan 
kisah pertobatannya. Di balik kesuksesan hidupnya, ia menemukan bahwa 
semua harta bisa hilang dalam sekejap mata. Namun, kasih Kristus tidak 
akan pernah berakhir. Puji Tuhan, melalui seorang teman, hidupnya 
dipulihkan Tuhan. Kini, bersama dengan keluarga, ia semakin mantap 
dalam mengiring Tuhan. Ingin tahu siapakah pebisnis tersebut? Mari 
simak kesaksian berikut ini.

Redaksi Tamu KISAH,
S. Setyawati
< http://kesaksian.sabda.org/ >


                           CASSANOVA

Sejak usia 12 tahun, saya dikirim ayah untuk bersekolah di Singapura. 
Mungkin karena mengalami "home-sick" yang begitu besar dan merasa 
kehilangan rasa kasih sayang dari ibu, saya mulai mencari pengganti 
kasih itu. Berhubung perawakan saya yang bongsor dan saya adalah 
"orang asing" di SMP itu, banyak siswi tertarik pada saya.

Dari situ, saya mulai ganti-ganti pacar dan berakhir pada seks bebas. 
Tidak berhenti di situ, saya mulai pergi ke diskotik pada usia 15 
tahun dan di situlah saya mulai minum minuman keras. Awalnya, saya 
cukup berprestasi di sekolah, tetapi lama kelamaan nilai ulangan 
maupun prestasi olahraga saya menurun, dan saya harus pulang ke 
Indonesia untuk melanjutkan akademi saya. Karena ayah saya tidak mau 
saya berhenti sekolah di usia muda, maka ia mengirim saya ke Amerika 
untuk menuntut ilmu lagi. Namun, keberangkatan saya ke Amerika bukan 
menjadikan saya lebih baik, melainkan justru semakin parah. Ditunjang 
oleh budaya dan lingkungan di Amerika yang menganut seks bebas, saya 
menjadi semakin rusak. Saya bukan saja kecanduan alkohol, pesta pora, 
dan seks bebas, melainkan juga mulai berjudi.

Uang yang dikirim orang tua untuk biaya hidup 1 tahun, saya habiskan 
dalam waktu 2 bulan. Tetapi, saya cepat sadar bahwa judi bisa 
menghabiskan harta. Saya berhenti berjudi karena pada dasarnya saya 
memang tidak suka berjudi. Saya hanya terpengaruh lingkungan dan ikut-
ikutan saja.

Pada tahun 1990, saya menyelesaikan kuliah dengan gelar Bachelor of 
Science yang saya tempuh dengan waktu yang wajar, yaitu 4 tahun. 
Pulang ke Indonesia, saya bekerja sambil berencana untuk meneruskan 
pendidikan ke jenjang MBA (Master). Tetapi setelah bekerja di 
perusahaan milik ayah, saya merasa senang hidup di Indonesia dan tidak 
mau kembali ke Amerika karena waktu itu merupakan era kejayaan 
perekonomian Asia, khususnya Indonesia. Sehingga, apa pun yang kita 
kerjakan tidak sulit untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis. 
Perusahaan yang saya pegang semakin lama semakin besar, apalagi bisnis 
keluarga di sektor keuangan sudah tercatat menjadi 10 besar di 
Indonesia. Ibarat kaki, saya seakan-akan sudah tidak menyentuh tanah 
lagi.

Seperti yang diperkirakan, hidup saya semakin lama semakin rusak, 
bahkan kenakalan saya bertambah parah. Saya mulai mencoba narkoba satu 
per satu dari berbagai jenis. Walaupun mengonsumsi cukup sering, saya 
tidak menjadi kecanduan karena saya selalu membatasi dosisnya. 
Kecanduan yang justru sulit saya lepaskan adalah kecanduan terhadap 
wanita. Wanita yang saya kencani bukanlah wanita penghibur, kebanyakan 
dari mereka adalah eksekutif muda karena usaha saya banyak bergerak di 
bidang ekspor ke mancanegara. Bahkan lebih dari itu, saya mulai 
melakukan penyimpangan seks. Saya merasa tidak cukup berhubungan 
dengan satu wanita saja. Hal ini karena wanita-wanita yang saya 
kencani biasanya saling mengenal. Jadi, tidak masalah bagi mereka jika 
saya mengencani mereka secara bersama-sama; dua wanita sekaligus.

Tahun 1998, krisis ekonomi menghantam Asia. Salah satu negara yang 
mengalami krisis paling berat adalah Indonesia. Di sanalah, saya mulai 
sadar bahwa harta yang besar dan banyak ini bisa habis dalam waktu 
sekejap.

Hampir semua perusahaan keluarga kami mengalami krisis. Satu per satu, 
perusahaan mulai diambil alih oleh BPPN. Tetapi, itu belum mampu 
mengubah cara hidup saya karena dalam tekanan ekonomi itu, saya masih 
hidup dalam paradigma lama. Saya masih mau memperlihatkan kepada 
banyak orang bahwa segala sesuatu baik-baik saja, kehidupan saya masih 
sama saja, saya tetap pergi `dugem`, mabuk-mabukan, narkoba, dan 
memiliki banyak wanita selingkuhan.

Sampai tahun 2000, tidak saya mungkiri bahwa di dalam hati, saya sudah 
merasa tertekan. Pada saat itulah, saya bertemu teman dari Full Gospel 
Business Men`s Fellowship Internasional (FGBMFI) dan saya diajak ke 
suatu pertemuan yang mereka sebut Outreach Dinner Meeting. Pada 
mulanya, saya agak malas-malasan dan selalu menolak untuk datang, 
tetapi pada tahun 2001, saya dengan terpaksa datang karena teman saya 
itu tekun menghubungi saya untuk datang. Pada awalnya, saya tidak 
merasakan apa-apa. Tetapi, setelah beberapa kali hadir dalam pertemuan 
tersebut, saya mulai membuka hati, saya mulai mengenal kebenaran dan 
Tuhan memberikan damai sejahtera. Maka, saya bertekad untuk berhenti 
dari kehidupan saya yang jauh menyimpang dari kebenaran firman Tuhan.

Saya sempat berbicara dengan istri dan teman-teman `dugem` untuk 
berhenti dari kebiasaan buruk itu. Tetapi karena mengandalkan kekuatan 
sendiri, maka pertobatan itu hanya bertahan 1 -- 2 bulan saja. Saya 
ditertawakan oleh teman-teman `dugem` katanya, "Mana mungkin seorang 
Cassanova bisa bertobat?" Saya kembali pada kehidupan yang lama, jatuh 
bangun. Setelah 2 tahun terus mengalami kegagalan, akhirnya saya sadar 
kalau saya tidak sanggup mengubah diri sendiri dengan kekuatan 
sendiri. Maka, saya meminta pertolongan Tuhan dengan menyerahkan 
kelemahan saya kepada-Nya sambil berpuasa Ester, yaitu 3 hari 3 malam 
tanpa makan dan minum.

Tuhan pun menjamah saya dengan ajaib sekali. Semenjak itu, saya tidak 
pernah lagi ingin pergi `dugem`, minuman keras rasanya seperti menjadi 
asam, tidak ada hasrat untuk mencari wanita-wanita baru. Yang lebih 
dahsyat adalah mereka bisa merelakan dan melepas saya tanpa banyak 
alasan. Padahal sebelumnya, ada teman wanita saya yang mengancam untuk 
bunuh diri. Hidup saya pun berubah drastis. Karakter sombong mulai 
dikikis oleh Tuhan perlahan-lahan. Saya mulai belajar mengasihi jiwa-
jiwa, bahkan saya bisa pergi untuk suatu tugas misi ke daerah-daerah 
yang notabene berkesan jorok untuk pelayanan. Bisnis keluarga kami 
juga mulai dipulihkan Tuhan walaupun harus melalui tantangan yang 
besar, tetapi itu semua adalah proses yang Tuhan ajarkan. Bahkan di 
tahun 2007, Tuhan mulai membuka pintu-pintu untuk usaha baru yang 
tadinya tidak terpikirkan sebelumnya. Bukan sampai di situ saja, Tuhan 
memakai saya untuk menarik dan menjangkau kembali teman-teman pria 
yang sudah jauh dari Tuhan.

Sekarang saya semakin mengasihi keluarga dan mulai memerhatikan istri 
dan anak-anak, tidak egois seperti dulu lagi. Saya bersyukur kepada 
Tuhan Yesus yang telah menjamah dan menempatkan saya pada wadah yang 
tepat, yaitu FGBMFI, tempat banyak pria dipulihkan. Komunitas FGBMFI, 
anggota-anggotanya banyak mendukung, saling menopang dan mendoakan 
sehingga semua bisa saling bertumbuh dewasa dalam rohani dan menjadi 
berkat bagi banyak orang. Saya percaya kalau saya bisa diubahkan oleh 
Tuhan, maka saudara-saudara pun bisa diubahkan oleh Tuhan.

Diambil dari:
Judul buletin: VOICE (Full Gospel Business Men`s VOICE Indonesia), 
Volume 94 - 2008
Penulis: Anthony Putihrai
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men`s 
Fellowship Internasional - Indonesia
Halaman: 24 -- 28


                            POKOK DOA

1. Puji Tuhan! Tuhan berkenan menolong Anthony untuk meninggalkan 
   kehidupan lamanya yang jauh dari Tuhan dan kembali ke jalan Tuhan. 
   Mohon dukungan doa untuk Anthony di dalam nama Tuhan Yesus, 
   sehingga imannya terus bertumbuh dan tidak akan pernah kembali ke 
   kehidupannya yang lama.

2. Mari kita bawa FGBMFI dan persekutuan-persekutuan sejenis dalam doa 
   kepada Tuhan Yesus, agar FGBMFI dan persekutuan-persekutuan 
   tersebut dipakai Allah untuk menjangkau orang-orang terhilang 
   sehingga mereka beroleh keselamatan.

3. Berdoa bagi orang-orang yang mengalami masalah hidup seperti 
   Anthony, supaya Tuhan menolong mereka dan membawa mereka kembali ke 
   jalan hidup yang benar sehingga nama Tuhan dipermuliakan.


       "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; 
           itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." 
                             (Efesus 2:8)
                < http://alkitab.sabda.org/?Ef+2:8 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org