Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/32 |
|
KISAH edisi 32 (13-8-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 32, 13 Agustus 2007 PENGANTAR Apakah kita merupakan orang yang mudah percaya pada hal-hal yang belum kita ketahui kebenarannya? Jika ada seseorang yang mengatakan sesuatu yang langsung kita percayai sebagai kebenaran, padahal kita sendiri tidak tahu bagaimana persisnya karena tidak melihatnya sendiri, apakah kita adalah termasuk orang yang mudah percaya? Sama halnya dengan Tomas yang tidak percaya pada berita kebangkitan Tuhan Yesus meski murid-murid yang lain telah bertemu dengan Dia setelah kematian-Nya, kita pun tidak jarang bersikap demikian. Kita harus melihat bukti dari kebenaran berita tersebut, baru kita percaya. Apakah kita salah jika berlaku demikian? Mari kita simak apa yang bisa kita pelajari melalui kisahnya berikut ini. Pimpinan redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN YERUSALEM: TOMAS ================ Tomas sudah mendengar secara langsung dari murid-murid lainnya yang telah melihat Tuan mereka dalam keadaan hidup. Paling tidak itulah yang dikatakan mereka. "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya, dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya yang terluka oleh tombak Romawi itu, sekali-kali aku tidak percaya," kata Tomas. Tomas tidak menginginkan mukjizat, tanda-tanda, dan mukjizat besar. Dia hanya ingin melihat bekas luka di tubuh Yesus -- simbol penderitaan-Nya. Meskipun Yesus sudah mengalahkan maut dan hidup dengan tubuh kemuliaan, Dia masih memiliki bekas luka itu -- sebagai pengingat akan harga yang telah dibayar-Nya. Delapan hari kemudian, Yesus menampakkan diri lagi. Tomas pasti merasa bodoh sekali ketika dia berhadapan muka dengan sang Tuan. Dia menyadari betapa bodoh pernyataan yang telah diungkapkannya ketika murid-murid lain mengingatkan dia akan hal itu. Namun, Yesus tidak memarahi Tomas. Dengan memandang Tomas, Yesus mengulurkan tangan-Nya, mendorong dia untuk menjamah bekas luka dan menjadi percaya. Bekas luka Yesus tetap ada setelah kebangkitan-Nya sebagai pengingat akan tubuh-Nya yang masih menderita. Karena meskipun Dia telah mengalahkan maut, tubuh-Nya di atas bumi ini masih menderita. Dan Dia dapat ikut merasakan bersama mereka dalam dunia ini yang juga menanggung bekas luka karena iman mereka kepada Kristus. Tomas mengkhotbahkan Injil ke India dan Afrika Utara dan memertobatkan suku-suku yang menyembah patung matahari. Tomas menghentikan penyembahan berhala. Imam-imam dewa matahari menyeretnya ke hadapan raja. Tomas dilemparkan ke dalam perapian, tapi ia masih hidup. Ia dilempari tombak dan lembing hingga salah satu menusuknya dan ia mati di sana. ***** Bekas luka adalah guru kita -- mengingatkan kita akan pelajaran yang menyakitkan. Bekas luka ini sering kali tampak buruk dan tidak menarik dilihat oleh orang lain. Demikian pula dengan bekas luka penganiayaan dalam gereja yang sering kali tidak dibahas dalam persekutuan-persekutuan. Kita menganggapnya sebagai hal yang menakutkan. Sebuah misteri. Namun, tujuannya adalah untuk mengajar kita. Penganiayaan memunyai peran penting dalam rencana Allah yang indah bagi seluruh dunia agar dapat mendengar dan merespons Injil. Yesus tidak menyembunyikan bekas lukanya. Malahan, Dia mendorong Tomas agar menjamahnya untuk mengajarnya. Bekas luka-Nya adalah guru kita -- mengingatkan kita akan harga yang telah dibayarkan-Nya bagi keselamatan kita. Kita harus terus belajar, bukan mengabaikan, dari harga yang telah dibayar oleh gereja-gereja yang teraniaya. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Devosi Total Judul asli : Extreme Devotion Judul artikel: Yerusalem: Tomas Penulis : The Voice of The Martyrs Penerbit : KDP, Surabaya 2005 Halaman : 8 ______________________________________________________________________ "Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku." (2Timotius 3:10) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2timotius+3:10 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Tidak sedikit dari kita yang mengaku dengan mulut bahwa kita percaya pada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, tapi pada kenyataannya di dalam hati, kita masih sering meragukannya. Mohonkanlah kasih karunia yang dari Tuhan supaya iman percaya kita dikuatkan kembali. 2. Berdoalah agar semua orang percaya dapat menghargai pengorbanan yang sudah diberikan Tuhan. Mohonkanlah ketekunan dan kesetiaan kepada-Nya. 3. Sebagai anak-anak Tuhan yang telah merasakan kasih dan pengorbanan-Nya tersebut, mintalah kekuatan kepada Dia supaya kita berani bersaksi akan berita kesukaan ini supaya bukan hanya kita yang beroleh selamat, melainkan mereka yang percaya juga akan bersama-sama dengan kita menjadi warga kerajaan Allah. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Pipin Kuntami Staf redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |