Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/325

KISAH edisi 325 (1-5-2013)

Manusia Kerbau

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 325, 01 Mei 2013

KISAH -- Manusia Kerbau
Edisi 325; 1 Mei 2013

Salam kasih,

Di negara-negara yang menentang Injil dan kekristenan, masih banyak 
pengikut Kristus yang mengalami penganiayaan. Dan, tidak sedikit juga 
di antara mereka yang meregang nyawa karena mempertahankan iman kepada 
Kristus. KISAH edisi kali ini menceritakan tentang kesaksian seorang 
pengikut Kristus yang mengalami penganiayaan di negara Vietnam. Meski 
siksaan fisik berkali-kali ia rasakan, iman-Nya tetap kokoh dan ia 
terus memberitakan kabar keselamatan. Semoga kesaksian ini memberkati 
Anda.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


MANUSIA KERBAU

Tiga bulan sebelum Bounchan dibebaskan di Laos, salah seorang rekan 
sepelayanannya dalam Kristus ditahan di Vietnam. Ly A Pao, 64 tahun, 
adalah seorang suku Hmong yang telah berkali-kali dipenjarakan karena 
pelayanan penginjilannya. Pao melakukan perjalanan ke beberapa dataran 
tinggi untuk membagikan buku-buku Kristen, CD pengajaran, dan Alkitab. 
Tujuh tahun yang lalu, ketika dia di penjara selama dua tahun, polisi 
memaksanya untuk merangkak melalui empat kubangan air kerbau. Setelah 
itu, Pao dikenal dengan nama pendeknya yang memalukan -- Manusia 
Kerbau.

Pada tanggal 8 Desember 2011, Pao ditahan lagi. Walaupun ia selalu 
berhati-hati demi menghindari pihak yang berwajib dan meminimalkan 
waktu saat berada di sebuah lokasi, kali ini ia mempunyai alasan yang 
kuat untuk tinggal lebih lama dengan sekelompok orang percaya. Ketika 
tiba di desa mereka, ia sangat bersukacita karena mengetahui ada tiga 
keluarga yang baru percaya. Pemimpin Kristen di tempat itu benar-benar 
menginginkan agar Pao bersedia tinggal dan membimbing orang-orang 
percaya di tempat itu dalam iman mereka. Dalam dua hari, Pao mengajar 
mereka bagaimana berdoa, membaca Alkitab, dan menaikkan pujian.

Segera, polisi mendapati keberadaan Pao di desa itu. Mereka 
menangkapnya dan mengancam akan mengusir orang-orang yang baru percaya 
dari desa itu. Ketika Pao mengatakan kepada mereka bahwa ia akan 
mengajak ketiga keluarga itu untuk tinggal bersamanya di desanya, 
seorang polisi menampar mukanya dengan keras karena dia tidak suka 
dengan bantahan Pao.

Dengan sekuat tenaga, Pao membela keluarga-keluarga itu. Pao berkata, 
"Saya tidak peduli jika kamu mau menyiksa saya, tetapi ini tidak akan 
menghentikan saya membagikan kabar keselamatan di desa ini. Saya akan 
mengabarkan Injil kepada semua orang supaya mereka menerima 
keselamatan. Saya tidak takut mati."

Pao dijebloskan ke dalam penjara, ditelanjangi, dan dipaksa tidur di 
atas lantai semen tanpa selimut. Akan tetapi, penyiksaan terburuk 
belum terjadi. Ketika seorang Kolonel polisi mendengar tentang seorang 
pria yang telah berani melawan polisi, dia masuk ke dalam sel Pao dan 
melompat ke atas perut Pao dalam amarah. Lalu, ia menyeret Pao 
mendekati sepatunya dan menendang wajahnya, yang mengakibatkan 
beberapa giginya rontok.

Ketika Pao terkapar, kolonel yang berbadan besar ini langsung 
menendang kepalanya. "Inilah yang kami lakukan kepada orang-orang yang 
menentang pemerintah kita!" teriaknya. Lalu, ia menyeret Pao ke luar 
sel dan mendorongnya ke tangga sehingga Pao tergelinding ke bawah. 
Beberapa orang anggota polisi menolongnya dari amukan sang kolonel 
dengan mengurung Pao di dalam gudang.

Dua hari kemudian, setelah mengalami pemukulan ini, sang kolonel 
melihat Pao lagi dan memperhatikan bahwa Pao mengenakan sebuah kalung 
salib. "Copot salib itu!" teriaknya. Pao menolak dan sang kolonel 
mulai menamparnya menggunakan sandalnya. Lalu, ia memerintahkan Pao 
untuk membuka pakaiannya. Kolonel itu membakar pakaiannya dan menyuruh 
Pao berdiri telanjang menghadap tembok tanpa boleh bergerak. Sementara 
mengawasi Pao, sang kolonel menenggak minuman keras. Ia memerintahkan 
Pao untuk tunduk menyembahnya, tetapi sekali lagi Pao menolak. "Saya 
tidak akan menundukkan kepala kepada siapa pun," kata Pao. "Saya hanya 
akan berlutut di hadapan Tuhan saya karena hanya Dia yang layak 
menerima hormat dan pujian."

Ajaibnya, Pao dibebaskan dua minggu kemudian. Pihak yang berwajib 
menyita dua telepon genggamnya dan membebaskannya pada tanggal 23 
Desember. Pao kembali ke keluarganya dalam kondisi remuk dan memar, 
tetapi mereka bahagia karena dia kembali dalam keadaan hidup dan para 
tua-tua gereja berdoa untuk kesembuhannya.

Selama masa pemulihan, Pao menerima kabar bahwa tiga keluarga percaya 
baru yang berada di desa di mana Pao ditangkap tetap bertahan dalam 
iman mereka. Kabar ini mendorong Pao untuk tetap kuat dalam menjalani 
panggilannya. Satu minggu setelah dibebaskan, Pao melakukan perjalanan 
ke Hanoi untuk belajar Alkitab. Di Hanoi, ia bertemu dengan kontak 
kami dan kontak kami memberikan beberapa Alkitab dan buku-buku Kristen 
untuk pelayanannya. Kami akan terus mendukung dan memperlengkapi 
saudara seiman yang berani ini supaya dia terus mengabarkan Injil. 
Mempelajari firman Tuhan lebih dalam membuat Pao lebih rindu melihat 
banyak orang Vietnam mengenal Kristus.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi September -- Oktober 2012
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Surabaya 2012
Halaman: 7 -- 8


POKOK DOA

1. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus untuk para pemberita 
   Injil di negara-negara yang anti dengan kekristenan. Kiranya, Tuhan 
   Yesus memberi mereka kekuatan dalam mempertahankan iman kepada Yesus.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus bagi setiap orang percaya yang ada di 
   seluruh penjuru bumi ini. Kiranya, setiap mereka yang membaca 
   kesaksian ini semakin dikuatkan, dan terus bertumbuh dalam iman dan 
   pengenalan akan Kristus.

3. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus bagi orang-orang yang 
   duduk dalam pemerintahan di negara-negara yang menentang kekristenan. 
   Biarlah Tuhan membuka mata hati mereka sehingga melalui para martir, 
   mereka boleh mendengar Injil dan bertobat.


"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, 
  lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas 
               pelayananmu!" (2 Timotius 4:5) 
           < http://alkitab.sabda.org/?2tim+4:5 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
        

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org