Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/326

KISAH edisi 326 (8-5-2013)

Tiada yang Mustahil bagi Tuhan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                      Edisi 326, 08 Mei 2013

KISAH -- Tiada yang Mustahil bagi Tuhan
Edisi 326, 8 Mei 2013

Salam kasih,

Saat keadaan melemahkan iman kita dan logika mengatakan tentang 
kemustahilan, Yesus tetap menjadi jawaban dan sumber kekuatan. 
Demikianlah yang dialami oleh saudara kita Nababan. Di tengah-tengah 
keputusasaan karena penyakit yang dialami, ia menemukan kekuatan dan 
sukacita sejati di dalam Yesus Kristus sehingga ia tetap kuat dalam 
segala keadaan yang ia alami. Kiranya kesaksian ini dapat memberkati 
Anda semua. Amin.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


TIADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAH

Saya memiliki penyakit ginjal yang sangat kronis, yang sudah saya 
alami selama 25 tahun sejak tahun 1971. Selama itu, saya sudah banyak 
berobat dari satu dokter spesialis ke dokter spesialis lain untuk 
proses penyembuhan. Dokter menyatakan bahwa satu-satunya jalan untuk 
pemulihan adalah dengan operasi. Pada tahun 1974, tepatnya tanggal 19 
Desember 1974, saya menjalani operasi ginjal yang pertama. Itu 
merupakan penderitaan yang luar biasa, sampai-sampai saya berharap 
Tuhan memanggil saya saja. Namun, Tuhan belum menghendaki hal itu. 
Saya mengalami penderitaan itu sebulan lamanya di rumah sakit, tanpa 
bisa bergerak. Malangnya, ginjal yang baru saja dioperasi itu 
mengalami kebocoran. Mengetahui hal ini, saya sudah hampir putus asa.

Suatu malam, saya seolah diingatkan oleh suatu suara yang berkata, 
"Jika engkau percaya kepada Yesus, datanglah kepada-Nya dan nyatakan 
bahwa engkau percaya kepada-Nya. Engkau pasti disembuhkan!" Waktu itu 
kira-kira pukul 22.00, dan saya mulai berdoa kepada Tuhan. Esok 
paginya, saya merasakan bahwa ginjal saya yang mengalami kebocoran 
tiba-tiba berhenti. Kebocoran itu telah ditutup oleh tangan Tuhan 
sendiri. Meski demikian, saya masih mengalami rasa sakit karena 
ternyata ginjal kiri saya, yang telah dioperasi itu, belum bersih dan 
masih terdapat sisa batu. Sementara ginjal kanan juga mulai terasa 
nyeri karena ada batunya.

Bulan Mei 1975, saya berganti dokter, dari profesor dokter yang satu 
ke profesor dokter yang lain di Rumah Sakit Cikini. Setelah 
menganalisis dan memeriksa penyakit saya, dokter memutuskan untuk 
kembali melakukan operasi. Saat itu, saya merasa dikuatkan Tuhan 
sehingga saya yakin bahwa Tuhan pasti menolong saya!

Tahun itu, saya kembali menjalani operasi ginjal di Rumah Sakit 
Cikini. Akan tetapi, hasilnya tidak memuaskan dan sayangnya dokter 
hanya bisa angkat tangan. Saya pulang dari rumah sakit dengan hati 
kecewa dan putus asa, seolah sudah tidak ada harapan lagi. Dalam 
suasana hati yang demikian, saya pun mulai bimbang dan bingung harus 
ke mana mencari kesembuhan untuk penyakit saya ini. Akhirnya, saya 
mencoba ke paranormal. Saya mendatangi dukun-dukun seperti dukun di 
Pulau Bangka, dukun di pintu Senayan Jakarta, dan dukun di Majalaya. 
Untuk sementara, saya memang mengalami kesembuhan. Namun, sebenarnya 
saya tidak menyadari bahwa saya sedang dininabobokan. Saya merasa jiwa 
saya semakin tertekan, gelisah, takut, dan merasakan beban itu semakin 
berat.

Suatu ketika, seorang pendeta datang ke tempat kami. Ia menanyakan 
kesehatan saya, katanya "Apa Pak Nababan sudah sembuh?" "Saya sudah 
sembuh!" jawab saya. 2 "Di mana berobatnya?" tanya pendeta itu lagi.

"O... saya pergi ke dukun di Bandung. Saya dioperasi dengan cara 
alamiah dan semua batu sudah dikeluarkan. Saya percaya batu itu sudah 
dikeluarkan!" demikian keterangan saya.

Pendeta tersebut sangat prihatin mendengar pernyataan saya. Sejenak ia 
terdiam, tetapi kemudian ia berkata, "Pak Nababan, kalau sudah 
dibaptis di dalam Yesus, mengapa mesti dibaptis dalam perdukunan?"

Entah mengapa, mendengar kata-kata itu saya merasa sangat tersentuh. 
Saya menangis, menyesali semua perbuatan saya, dan meminta ampun 
kepada Tuhan. Saat itu juga, saya memutuskan semua hubungan dengan 
para dukun, orang pintar, dan paranormal. Saya kembali mencari Tuhan.

Tahun 1985, meski sudah dirawat secara intensif dan melelahkan, 
kondisi ginjal saya yang telah dioperasi dua kali tidak membaik. 
Karena itu, dokter menyarankan supaya saya menjalani operasi ginjal 
untuk yang ketiga kalinya. Dokter mengatakan bahwa operasi ini akan 
sangat berisiko. Ini merupakan pergumulan yang luar biasa bagi saya 
dan keluarga. Pihak rumah sakit meminta saya dan saudara saya, yang 
adalah seorang perawat, memutuskan apakah akan menjalani operasi atau 
tidak, sebab risikonya sangat besar.

Saat itu, kami benar-benar merasa putus asa dan kami kembali dari 
rumah sakit dengan pikiran yang kalut. Kami hanya dapat berserah dan 
pasrah. "Kalau Tuhan masih berkenan memberikan hidup satu atau dua 
tahun lagi, ya puji Tuhan! Akan tetapi, kalau Tuhan mau panggil saya, 
apa boleh buat." Itulah keputusan sementara kami sekeluarga setelah 
berdiskusi dengan dokter pribadi kami. Akan tetapi, rencana manusia 
lain dengan rencana Tuhan. Dalam keputusasaan kami, datanglah 
seseorang yang Tuhan kirim untuk menolong kami, seorang dokter 
spesialis bedah (urolog) dan sekaligus penginjil yang dipakai Tuhan.

Saya sendiri tak habis pikir, di saat yang sangat kritis, tak 
berpengharapan, dan hanya bisa menangis dan menjerit, Tuhan kirimkan 
seorang penghibur tepat pada waktunya. Dokter itu menjenguk sebuah 
kamar tertutup di mana saya berada, yang pada saat itu dipenuhi 
tangisan. Saya pun menyampaikan kepedihan dan keputusasaan saya pada 
dokter yang sekaligus penginjil itu. "Maukah Bapak saya doakan?" tanya 
dokter itu. Dengan berserah, saya menjawab "O... silakan Pak, kami 
sangat membutuhkan pertolongan seperti ini." Dokter itupun mendoakan 
saya dan memberi banyak saran. Setelah kami ceritakan hasil diskusi 
dengan dokter yang merawat kami, dokter itu berkata, "Jikalau ini 
kehendak Tuhan, biarlah tangan dokter dapat dipakai sebagai alat dan 
sarana untuk kesembuhan penyakit Pak Nababan! Walaupun untuk yang 
ketiga kalinya dioperasi, saya yakin dan percaya bahwa Tuhan bekerja 
secara luar biasa! Dan, Pak Nababan pasti akan ditolong! Saya akan 
senantiasa mendukung dalam doa selama operasi berjalan." Inilah yang 
membangkitkan iman saya pada waktu itu.

Esok harinya, dokter yang merawat kami datang untuk menanyakan 
keputusan kami, dan saya memutuskan untuk dioperasi. Akhirnya, operasi 
ginjal yang ketiga kalinya pun dilakukan di Rumah Sakit Cikini pada 
tahun 1985.

Dan, pada bulan Agustus 1992, saya kembali menjalani opname di Rumah 
Sakit Pelni dan operasi yang keempat kalinya kembali dilakukan pada 
bulan September 1992. Operasi berjalan lancar, namun saya tidak 
sadarkan diri selama tiga hari tiga malam. Keluarga mulai cemas dengan 
keselamatan saya, tetapi dukungan doa dari keluarga dan saudara seiman 
sangat mendorong dan membangkitkan iman kami, dan Tuhan pun bekerja 
luar biasa.

Pada bulan Desember 1994, saya dipertemukan dengan seorang anak Tuhan 
yang memberikan brosur dari FGBMFI dan mengajak saya bergabung di 
Chapter Cibinong. Setelah membaca artikel, visi, dan misi Full Gospel 
Business Men`s Fellowship International, keyakinan dan kepercayaan 
saya pun bangkit. Mungkin, di sinilah saya akan dapat menemukan Yesus 
dalam diri saya. Dan, sementara saya bergabung di Chapter Cibinong, 
saya banyak mendapat dukungan doa yang luar biasa dari para pengurus 
FGBMFI chapter itu sehingga semangat dan iman percaya saya pada Yesus 
pun bangkit kembali.

Pada bulan Februari 1995, saya menemui dokter untuk mengecek kesehatan 
saya. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan bahwa ginjal saya sudah 
menciut dan fungsinya tinggal enam persen. Dokter menyarankan supaya 
saya melakukan cuci darah. Akan tetapi, saat itu ada suara yang 
mengingatkan saya untuk ingat kepada Yesus sehingga saya berkata 
kepada dokter itu, "Kalau dokter memvonis saya untuk cuci darah, saya 
tak akan datang lagi kepada dokter! Namun, saya akan datang kepada 
Yesus." Karena di dalam Yesus ada kepastian dan kesembuhan. Sejak saat 
itu, saya terus bergabung dengan Full Gospel, dan kesembuhan demi 
kesembuhan pun semakin nyata bagi saya karena doa orang benar sungguh 
besar kuasanya. Itulah pengalaman saya. Saat ini, saya menjabat 
sebagai President Chapter untuk Depok Chapter. Saya tidak pernah 
membayangkan sebelumnya, apalagi sebagai president. Akan tetapi, saya 
tahu ada maksud Tuhan yang lebih nyata dan rencana Tuhan yang terbaik 
dalam kehidupan saya.

Kesaksian ini saya bagikan terutama untuk saudara-saudara yang 
pengharapannya sudah pudar atau yang sudah mendapat vonis dokter 
"tidak mungkin disembuhkan". Namun, tidak ada yang mustahil bagi 
Allah, sekalipun mungkin mustahil bagi manusia. Itulah kesaksian saya, 
kiranya menjadi berkat buat saudara dan membangkitkan iman saudara 
untuk menerima Yesus Kristus, agar memperoleh suatu jaminan 
keselamatan, jaminan kesembuhan, dan damai sejahtera dari Yesus Tuhan 
kita yang hidup.

Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: SUARA (Full Gospel Business Men`s VOICE Indonesia), Edisi Khusus No.1 - 2004
Penulis: St. B. Nababan
Penerbit: Yayasan Persekutuan Usahawan Injil Sepenuh Internasional (PUISI), Jakarta 2004
Halaman: 19 -- 21


POKOK DOA

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk orang-orang yang saat ini 
   mengalami sakit parah dan sulit untuk mendapat kesembuhan. Kiranya, 
   mereka tetap kuat dan terus berharap, serta berdoa kepada Tuhan Yesus 
   hingga mereka mengalami kesembuhan dari Tuhan.

2. Mari berdoa kepada Tuhan Yesus untuk orang-orang percaya agar dalam 
   segala keadaan mereka tetap mengandalkan Tuhan, dan tidak mencari 
   jawaban atas setiap masalah mereka kepada dukun-dukun atau perantara 
   setan lainnya.

3. Mari kita bersatu hati di dalam doa kepada Tuhan Yesus untuk anak-
   anak Tuhan yang menjadi dokter. Biarlah melalui pekerjaan dan profesi 
   mereka, Injil Kristus juga bisa disampaikan kepada orang-orang atau 
   pasien-pasien yang belum mengenal Tuhan.


"Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, 
maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!" (Yeremia 17:14) 
              < http://alkitab.sabda.org/?Yer+17:14 >


STOP PRESS: BERITA SEPUTAR PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGI AWAM 
                       (PESTA) DARI YLSA

Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > membuka program Pendidikan 
Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA). Program PESTA < http://pesta.org > 
terbuka bagi mereka yang rindu belajar firman Tuhan lebih mendalam 
tanpa dibatasi waktu dan tempat. Program PESTA ditujukan khusus bagi 
mereka yang tidak mengikuti pendidikan formal di sekolah teologi.

Anda tertarik untuk tahu lebih dalam tentang program PESTA? Anda 
memerlukan lebih banyak informasi kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam 
program PESTA?

Segera daftarkan diri Anda sebagai pelanggan Berita PESTA! Melalui 
Berita PESTA  Anda dapat menyimak perkembangan terbaru setiap 
kegiataan pelaksanaan kelas, info klub e-Buku di FB, juga artikel-
artikel yang alkitabiah. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! 
Kirimkanlah email Anda ke < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
atau ke < pesta(at)sabda.org >

Dapatkan arsip Berita PESTA sejak tahun 2005 di: 
< http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip/ >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Doni K., dan N. Risanti
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org