Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/34 |
|
KISAH edisi 34 (27-8-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 34, 27 Agustus 2007 PENGANTAR Tidak sedikit cerita yang telah kita dengar dan ketahui tentang mereka yang harus menanggung segala keadaan yang tidak menyenangkan sebagai konsekuensi yang harus diterima setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Meskipun hal tersebut mungkin suatu saat bisa saja menimpa kita, hendaknya tidak menyurutkan iman kita karena sesungguhnya "Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan bagi kita yang percaya kepada-Nya". Kisah berikut mungkin memilukan, namun menunjukkan kerinduan yang dalam kepada Kristus. Silakan disimak, kiranya bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Pimpinan redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN FILIPINA: SEORANG GADIS MUDA ============================ "Gaunku," gadis muda itu berkata dengan perlahan, kata-katanya meluncur lewat bibir yang bengkak. "Tolong berikan gaunku kepadaku. Aku mau memegangnya." Umat Kristen yang mengelilingi tempat tidur gadis itu, sedih. Karena luka-luka dalam hebat yang dideritanya, para dokter tidak dapat melakukan apa pun baginya. Beberapa minggu yang lalu, umat percaya telah membelikannya sebuah gaun putih untuk merayakan hidup barunya dan hati yang murni dalam Yesus Kristus. Ayahnya tidak suka dengan keputusan anak perempuannya untuk mengikuti Kristus. Suatu malam, dengan mabuk dan marah, ia menyerang anaknya, memukulinya dan menendanginya. Ia meninggalkannya tergeletak sekarat di jalanan berlumpur. Ketika ia tidak muncul di gereja, teman-teman Kristennya menjenguknya. Mereka mendapati gadis itu tidak sadar, terbaring di tumpukan lumpur, gaunnya yang dulunya putih seperti salju sekarang penuh lumpur dan darah. Ia dibawa ke dokter, namun luka-lukanya terlalu parah. Sekarang ia meminta gaunnya. "Gaunnya rusak," teman-temannya memberitahu. Mereka mencoba mengalihkan perhatian dengan bicara hal yang lain karena berpikir bahwa gaun yang rusak itu hanya akan menjatuhkan semangat gadis itu jika ia melihatnya. Dengan iman sederhana dari seorang anak berumur sepuluh tahun, ia berbisik, "Tolong, aku mau menunjukkannya kepada Yesus. Ia rela berdarah bagiku. Aku hanya ingin Yesus tahu bahwa aku rela berdarah bagi-Nya." Tak lama sesudah itu, gadis muda itu meninggal. ***** Tuhan tidak tertarik dengan kemampuan kita. Kita mungkin punya talenta, berkemampuan, kaya, profesional, populer, dan orang yang tepat. Namun, menawarkan berbagai kemampuan kita dalam pelayanan kepada Tuhan tidaklah berarti apa-apa dibanding dengan mempersembahkan kesediaan kita. Kemampuan kita adalah tentang diri kita sendiri -- kita melihat diri kita sendiri melakukan ini dan itu bagi Tuhan. Sebaliknya, kesediaan kita adalah tentang Tuhan sendiri -- kita hanya bisa membayangkan bagaimana Tuhan menggunakan kita dalam pelayanan-Nya. Sedia bagi Tuhan berarti rela untuk taat berapa pun harganya. Tuhan mau kerelaan kita untuk melayani-Nya, apa pun kemampuan-kemampuan khusus kita. Bagaimana kita menjadi begitu rela? Itu juga merupakan karunia Tuhan. Ia memberi kita "mau" -- kerelaan atau kerinduan untuk bersedia bagi-Nya. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Devosi Total Judul asli : Extreme Devotion Judul artikel: Filipina: Seorang Gadis Muda Penulis : The Voice of The Martyrs Penerbit : KDP, Surabaya 2005 Halaman : 33 ______________________________________________________________________ "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." (Filipi 2:13) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+2:13 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Berdoalah agar kita pun merelakan diri kita sepenuhnya kepada Dia; mempersembahkan kesediaan kita bagi kemuliaan nama-Nya. 2. Doakanlah setiap orang percaya, termasuk kita, agar diberi keteguhan iman dalam menghadapi berbagai rintangan hidup, sekalipun hal itu mengancam nyawa. 3. Mohonkanlah hati yang penuh pengampunan bagi orang yang melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan kepada kita hanya karena kita percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 4. Sebagai anggota jemaat, baik di gereja maupun di tempat persekutuan mana pun, biarlah kita saling menguatkan satu dengan yang lain, supaya kita dapat saling bertumbuh dan menjadi berkat bagi baik sesama anggota gereja atau persekutuan kita maupun orang di sekitar kita. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |