Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/353

KISAH edisi 353 (20-11-2013)

Bersaksi di dalam Tungku Perapian yang Panas

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                     Edisi 353,  20 November 2013                     
                     
KISAH -- Bersaksi di dalam Tungku Perapian yang Panas
Edisi 353, 20 November 2013

Emas harus dibakar dalam perapian yang panas agar menjadi murni. Demikian halnya 
iman kepada Yesus harus mengalami ujian untuk melihat kemurniannya. KISAH edisi 
kali ini menceritakan tentang seorang penginjil bernama Kazim, yang tetap 
bertahan dalam imannya kepada Yesus meskipun mengalami penganiayaan yang berat. 
Dengan pertolongan Tuhan, Kazim dapat bertahan dan imannya semakin berkobar 
untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum mengenal Yesus. Selamat 
menyimak.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Sigit
< sigit(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


              BERSAKSI DI DALAM TUNGKU PERAPIAN YANG PANAS
 
"Kazim" meraba-raba untuk mengambil sapu tangan lusuh dari kantongnya, lalu 
menggunakannya untuk membersihkan leher dan alisnya dari keringat. Dia baru saja 
menyelesaikan dua belas jam bekerja di ladang, di bawah matahari terik yang 
menyengat. Ketika sore menjelang, dia harus kembali pulang dengan segera, lalu 
makan chapcati dan nasi. Setelah makan, dia mengambil Alkitabnya, melompat ke 
atas sepedanya dan mengayuh sepedanya menuruni jalan setapak ke desa terdekat. 
Itulah aktivitas keseharian Kazim. Dia bekerja sebagai petani di siang hari dan 
sebagai seorang penginjil di malam hari.

Suatu hari Kazim bersepeda menuju pasar, dia dicegat oleh seorang tua-tua desa 
"ber-Agama Lain" bernama Shafiq. Shafiq terganggu dengan Kazim karena dia tahu 
Kazim sering berdoa bagi orang-orang "Agama Lain" di dalam nama Yesus. "Nabi 
kami adalah nabi yang benar, sementara nabimu (Yesus Kristus) adalah pembohong," 
teriak Shafiq.

Dengan iman yang kuat, Kazim menjawab, "Yesus Kristus adalah Tuhan yang benar 
dan hidup. Aku menyembah Dia dan mengabarkan firman-Nya kepada orang lain." 
Shafiq marah oleh karena respons yang ditunjukkan oleh Kazim sehingga ia 
menghasut orang-orang garis keras "Agama Lain" untuk menyerang Kazim.

Pada tanggal 17 September 2009 sore hari, orang-orang garis keras "Agama Lain" 
mengambil tindakan terhadap Kazim. "Aku mengambil Alkitabku dan bersiap-siap 
untuk pergi menginjil, tetapi di tengah jalan, Shafiq dan orang-orang garis 
keras menyerangku dan memaksaku ikut mereka masuk ke dalam hutan, tempat mereka 
memaksaku untuk memotong kayu selama delapan malam, dan berusaha memaksaku 
kembali ke `agama lain`," kata Kazim.

"Setiap kali aku beristirahat, mereka memukulku. Ini terjadi setiap malam. 
Mereka berusaha memaksaku menyangkal Kristus, tetapi dengan keras aku menolak. 
Roh Kudus memberikan kekuatan padaku dan membimbingku, menguatkanku di hadapan 
mereka."

Suatu malam, ketika Kazim sekali lagi mempersiapkan pelayanan malamnya, Shafiq 
dan lima orang garis keras menghadangnya. Ketika Kazim melihat mereka, dia 
memberikan isyarat memanggil keponakannya yang berusia 7 tahun, bernama Rachid, 
untuk mendekat dan berdiri di sampingnya.

"Hari ini mereka akan membunuhku," kata Kazim berbisik kepada Rachid. "Tolong 
ambillah Alkitabku dan simpanlah."

Shafiq mengeluarkan pistol dari sarung pistolnya, menodongkannya ke kepala Kazim 
dan berkata, "Hari ini, aku akan menembakmu jika kamu tidak mau menerima nabiku 
sebagai nabi yang benar."

Dengan percaya diri, Kazim menjawab, "Aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Jika 
kamu mau menembakku, lakukan sekarang. Aku rela dibunuh; tetapi ingatlah, jika 
ini bukan kehendak surga, kamu tidak dapat membunuhku."

Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang menolak mengikuti tuhan Raja 
Nebukadnezar, Kazim menolak mengikuti nabinya Shafiq. Dan, seperti tiga orang 
beriman ini dalam kitab Daniel, Kazim tahu akibat penolakannya dapat berarti 
kematian. Tetapi, dia juga tahu bahwa Tuhan yang dia sembah dapat membebaskannya 
dari niat jahat mereka yang mau menangkapnya (Daniel 3:17-18).

Shafiq dengan perlahan menurunkan pistolnya, lalu memanggil polisi. Ketika 
polisi tiba, Shafiq memberikan uang suap kepada polisi dan meminta mereka 
menahan Kazim. Shafiq menuduh Kazim melakukan perampokan.

Polisi memborgol tangan Kazim dan membawanya ke kantor polisi setempat. Setiap 
hari selama hampir dua minggu, mereka mengikat tangannya ke belakang dan 
menganiayanya selama kurang lebih 20 menit. Mereka memukul telapak kakinya, 
menarik janggutnya, dan menyeretnya di atas lantai yang kotor.

"Sementara mereka menarik janggutku," kenangnya, "Mereka berkata, `nabi kami 
memiliki janggut yang panjang, dan berani sekali kamu membandingkan nabi kami 
dengan Yesus!` Mereka memaki dan mempermainkan aku."

Mereka sering kali menelanjangi Kazim dan mencambuk punggung dan pantatnya 
dengan sebuah tali sabuk kulit. Setiap hari, mereka menawarkan kebebasan 
kepadanya jika dia mau menjadi "Agama Lain", dan setiap hari dia menolak tawaran 
mereka. Setelah mengalami 13 hari penyiksaan fisik, akhirnya polisi menyadari 
bahwa Kazim tidak akan menyerah. Mereka secara resmi menjatuhkan dakwaan palsu 
atas perampokan yang tidak pernah dia lakukan. Mereka mengirimnya ke penjara 
kabupaten.

Pemukulan yang dialami Kazim setiap hari membuatnya lemah, kelelahan, dan susah 
berbicara. Sakit yang luar biasa menyebar di seluruh bagian pundaknya, dari 
punggung atas sampai ke bawah kakinya. Walaupun tubuhnya patah dan remuk, dia 
tetap bertahan dalam iman pada Kristus. Dia merasakan pikiran yang damai dan 
terdorong untuk berdoa. Kazim menggenggam sebuah Alkitab di tangannya, tetapi 
dia tidak dapat membacanya oleh karena matanya yang bengkak menutup 
pandangannya. Tahanan yang lain membacakan Alkitab untuknya dan mereka berdoa 
bersama.

Empat bulan setelah penahanan Kazim, pengadilan membebaskannya dengan tebusan. 
Ketika dia dan istrinya kembali ke rumah mereka, mereka menemukan bahwa Shafiq 
telah pindah ke rumah mereka. Dia memakai barang-barang mereka dan mengambil 
ternak-ternaknya.

Sekali lagi, Shafiq mengancam Kazim dengan berkata, "Jika kamu tidak segera 
meninggalkan desa ini, aku akan menembakmu dan istrimu!"

Hanya dengan uang sekitar Rp 17.000, Kazim dan Yasmeen meninggalkan desa dan 
rumah, barang milik pribadi, pakaian, dan ternak mereka. Teman-temannya tidak 
mau menerima Kazim karena mereka takut akan pembalasan dari Shafiq, sang tua-tua 
desa.

Walaupun menjadi tunawisma dan dijauhi oleh teman-temannya, Kazim tetap 
berharap. "Aku tahu bahwa Tuhan akan memberikan pertolongan, tetapi aku tidak 
tahu bagaimana Dia akan menolong kami," jelas Kazim. "Ada satu berkat yang 
kumiliki dan itu adalah kebebasan dalam mengabarkan firman Tuhan."

Kazim dan Yasmeen pindah ke desa lain, tempat mereka bertemu dengan seorang yang 
baik, yang menerima mereka. Dia memberikan mereka tempat tinggal di gedung kecil 
miliknya sampai mereka mampu mandiri secara keuangan, memberikan mereka pakaian, 
makanan, dan sebuah Alkitab. Mereka telah memulai lembaran hidup baru dan mereka 
secara rutin menghadiri kebaktian gereja.

Organisasi kami memberikan bantuan rumah dan pengobatan untuk Kazim dan Yasmeen, 
dan organisasi kami membeli sebuah bajaj untuk Kazim supaya dia bisa menghidupi 
keluarganya sebagai seorang sopir bajaj.

Kazim mengatakan kepada kontak kami bahwa dia dan istrinya dikuatkan secara 
keimanan ketika kontak kami berdoa bersama mereka. "Kami sudah lupa atas semua 
kekhawatiran kami," katanya, "Dan, bahkan hari ini, kami masih merasa baru di 
dalam Yesus. Aku memulai setiap pagi dengan berdoa sebelum aku bekerja dengan 
bajajku."

Kazim tetap pergi untuk melayani orang lain, dan organisasi kami menolongnya 
lagi untuk menghadiri pelatihan penginjilan. Kami memberikan kepadanya dan 
kepada para penginjil Pakistan lainnya Alkitab, video kekristenan, dan alat-alat 
lain yang mereka butuhkan untuk membagikan Injil.

Diambil dan disunting dari:
Judul buletin: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2012
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya 2012
Halaman: 4 -- 5


POKOK DOA

1. Mengucap syukur kepada Tuhan Yesus karena Dia sudah menolong dan menguatkan 
   iman Kazim sehingga tetap bertahan dalam penganiayaan. Bersyukur karena Kazim 
   tambah semangat dalam melayani pekerjaan Tuhan.

2. Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus untuk para penginjil yang saat ini dalam 
   penganiayaan. Kiranya, Tuhan menolong dan memberi kekuatan sehingga mereka tetap 
   bertahan dalam imannya kepada Yesus.

3. Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar Ia berkenan menyatakan diri-Nya kepada 
   orang-orang yang membenci kekristenan sehingga mereka dapat mengenal Sang Juru 
   Selamat yang sejati, Tuhan Yesus Kristus.


"Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-
                           perbuatan TUHAN." 
                            (Mazmur 118:17) 



       STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN

Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi berkualitas 
untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda?

Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > telah 
menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e-Penulis < 
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani ribuan pelanggannya 
dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan penulisan. Artikel tentang 
literatur Kristen maupun umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan Bahasa 
Indonesia, tokoh penulis, serta ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda 
dapatkan secara GRATIS dalam e-Penulis!

Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan 
mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > atau ke < 
penulis(at)sabda.org >

Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: < 
http://pelitaku.sabda.org/ >

Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya!


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Sigit, Bayu, dan Yegar
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org