Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/38

KISAH edisi 38 (24-9-2007)

Korea Utara: Satu-Satunya Saksi

______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                     Edisi 38, 24 September 2007
PENGANTAR

  Menjadi seorang Kristen ternyata tidak cukup hanya sekadar mengikuti
  Kristus saja, tapi juga dituntut untuk bisa menjadi saksi-Nya. Tidak
  hanya melalui perkataan, tetapi juga melalui cara hidup kita
  sehari-hari. Tidak perlu menjadi seorang martir untuk menjadi
  seorang Kristen sebab kisah hidup seorang martir dapat menjadi
  kesaksian yang nyata. Simaklah kisah martir berikut ini, semoga
  semakin menguatkan iman percaya kita.

  Pimpinan redaksi KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                  KOREA UTARA: SATU-SATUNYA SAKSI
                  ===============================

  Saat ia datang perlahan, matanya tertuju ke asap. Ia berteriak
  mencari gembalanya, tetapi tak seorang pun menjawab. Karena
  ketakutan, ia segera mulai berusaha keluar dari tumpukan mayat dan
  reruntuhan.

  Pagi itu, ia berada di antara sekelompok 190 orang percaya Korea
  Utara saat polisi menyerbu masuk, mengelilingi mereka, dan dengan
  kasar menggiring mereka ke pusat kota.

  Pemimpin bangsa mereka, Kim Il-sung, berdiri di depan mereka.
  Diktator yang tak memiliki hati itu berjalan ke tengah-tengah
  lapangan dan menggambar sebuah garis di tanah, kemudian
  memerintahkan orang-orang yang ingin tetap hidup agar mengingkari
  Kristus dan melewati garis itu.

  Tak seorang pun maju. Karena sangat marah, Kim Il-sung memerintahkan
  supaya kelompok itu dilemparkan ke dalam terowongan tambang disertai
  dinamit-dinamit.

  Hal terakhir yang diingat oleh orang percaya yang selamat itu adalah
  gembalanya, yang menghibur dan memberi dorongan semangat kepada
  kelompok itu. Karena menyadari bahwa ia adalah satu-satunya yang
  selamat, ia menangis, "Mengapa Tuhan? Mengapa Engkau tidak
  membiarkanku mati bersama lainnya?"

  Tuhan segera memenuhi hatinya dengan damai dan kemudian ia sadar
  bahwa seseorang harus tetap tinggal dan menjadi seorang saksi bagi
  iman mereka. Ini merupakan serangan brutal pertama kalinya dari
  beberapa lainnya yang dilakukan oleh bentuk komunisme dan pemujaan
  Kim Il-sung, yang dinamai Juche. Berita tentang kejadian heroik ini
  menyebar dengan cepat di antara umat Kristen dan masih diceritakan
  sampai hari ini di Korea Utara.

                                 *****

  Seperti umat percaya dalam kisah ini, pemadam kebakaran yang selamat
  dari serangan teroris pada gedung World Trade Centre bukanlah
  saksi-saksi yang diam. Sekalipun mereka tidak dapat menjelaskan
  mengapa mereka selamat dan rekan-rekan lainnya tidak, mereka
  merupakan para pejuang yang terus terang menyadari bahwa seseorang
  harus tetap tinggal untuk menceritakan kisah-kisah mereka yang
  meninggal karena menyelamatkan orang lain supaya orang lain tersebut
  dapat hidup.

  Sebagai seorang Kristen, Anda bahkan memiliki orang yang selamat
  yang lebih besar daripada yang diceritakan oleh kisah tersebut.
  Yesus tidak selamat dari kayu salib. Ia menaklukkannya. Ia tidak
  hanya selamat dari penderitaan-Nya; Ia menang atasnya. Ia kembali
  dalam tubuh kebangkitan untuk menyampaikan berita kepada
  murid-murid-Nya yang kemudian menceritakan kejadian ini kepada
  dunia. Yesus mati menyelamatkan orang lain supaya mereka dapat
  hidup. Namun Ia hidup, bangkit dari kematian dan menawarkan
  keselamatan bagi dunia.

  Diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku   : Devosi Total
  Judul asli   : Extreme Devotion
  Judul artikel: Korea Utara: Satu-satunya Saksi
  Penulis      : The Voice of The Martyrs
  Penerbit     : KDP, Surabaya 2005
  Halaman      : 312
______________________________________________________________________

  "Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus
         datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,"
          dan di antara mereka akulah yang paling berdosa."
                          (1 Timotius 1:15:)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Timotius+1:15 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Bersyukur untuk kesempatan hidup yang Tuhan percayakan sehingga
     kita dapat menyaksikan pekerjaan Tuhan di dalam hidup kita kepada
     setiap orang.

  2. Dalam menjalankan pekerjaan di ladang-Nya, tak jarang kita
     mengalami berbagai tekanan yang membawa kedukaan dan
     kesengsaraan. Berserulah kepada-Nya setiap kali kedukaan dan
     kesengsaraan itu melanda.

  3. Tantangan dan hambatan tentu akan merintangi pelayanan kita
     bagi-Nya. Oleh karena itu, mohonkanlah hikmat kepada-Nya sehingga
     meskipun dihadang rintangan, kita justru semakin dikuatkan,
     bahkan dimampukan untuk menghadapinya.

  4. Doakan pula setiap orang yang mengalami pergumulan dalam
     menjalankan kesaksian mereka. Berdoalah agar Tuhan
     menganugerahkan penghiburan dan kekuatan bagi mereka.
______________________________________________________________________

       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                       Copyright(c) 2007 YLSA
                YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi    : Puji, Raka, Yulia
Kontak          : < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL     : http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org