Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/385

KISAH edisi 385 (18-2-2015)

Kalau Aku Sembuh, Aku Akan Melayani Tuhan

___________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)______________
                   Edisi 385, 18 Februari 2015
                   
KISAH -- Kalau Aku Sembuh, Aku Akan Melayani Tuhan
Edisi 385, 18 Februari 2015


Salam kasih,

Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat karena Ia selalu memberikan 
pertolongan pada saat yang tepat. Demikianlah yang dialami anak Tuhan 
ini, yang merasakan pertolongan dan pemulihan Tuhan yang sangat 
mengubah hidupnya dan membuatnya mau melayani dan terus mengenal 
Tuhan. Ketika mengalami kesakitan, setiap orang akan mengharapkan 
kesembuhan, demikian pula dengan anak Tuhan ini yang berkomitmen untuk 
melayani Tuhan saat ia sudah sembuh. Simaklah kesaksian dalam KISAH 
edisi kali ini. Selamat membaca. Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi KISAH,
Amidya
< amidya(at)in-christ.net >
< http://kesaksian.sabda.org/ >


              KALAU AKU SEMBUH, AKU AKAN MELAYANI TUHAN

Menurut saya, kehidupan adalah proses untuk kita mengenal, mengetahui, 
mengerti, dan melakukan kehendak Tuhan. Saat ini, saya bersyukur untuk 
anugerah yang telah Tuhan berikan kepada saya. Karena perkenanan-Nya, 
saya di perbolehkan untuk melayani Tuhan. Saya bersyukur sejak kecil 
ditempatkan Tuhan dalam posisi yang tidak selalu nyaman. Keadaan yang 
tidak selalu nyaman membuat saya lebih bisa merasakan dan mensyukuri 
setiap kehidupan saya. Saya percaya bahwa sampai saat ini, kasih 
karunia Tuhan tidak pernah berkurang dalam hidup saya. Penyertaan dan 
pemeliharaan-Nya selalu ada bagi keluarga saya. Sebenarnya, saya yang 
hina ini tidak layak untuk melayani Tuhan yang begitu kudus. Hanya 
karena kemurahan-Nya sajalah, saya masih hidup sampai saat ini dan 
dapat melayani Tuhan.

April 2009 adalah puncak dari keegoisan saya. Akhirnya, Tuhan 
memberikan pelajaran, hukuman, kasih karunia, dan anugerah kepada saya 
khususnya, dan secara umum kepada keluarga saya. Pada tahun itu, saya 
mengalami sakit pada perut. Semula, dokter mendiagnosa bahwa itu hanya 
sakit maag biasa, tetapi akhirnya diagnosa itu justru berubah menjadi 
usus buntu. Pertama kali datang untuk periksa, dokter mendiagnosa 
bahwa saya kena sakit maag dan typhus. Seperti biasa, dokter 
memberikan resep untuk penyakit saya tersebut. Namun, sekalipun obat 
dari dokter sudah saya minum, tidak ada perubahan yang saya rasakan 
pada penyakit saya.

Pada hari Minggu malam, rasa sakit di perut saya kambuh. Saya 
memeriksakan diri ke dokter dan menerima obat yang sama. Dan, seperti 
yang sudah-sudah, obat itu tidak memberikan efek apa pun. Saya masih 
merasakan sakit pada perut saya. Empat hari kemudian, yaitu hari 
Kamis, saya baru mengetahui bahwa sakit yang bersarang di perut saya 
adalah usus buntu. Akhirnya, pada hari Sabtu, saya dirujuk dari 
Puskesmas di dekat rumah saya ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Dari 
sebuah kabupaten di sebelah selatan kota Solo, yaitu Sukoharjo, saya 
dibawa menuju ke kota Solo untuk mendapatkan penanganan yang lebih 
baik. Saya berpikir bahwa jauh-jauh dibawa dari kabupaten menuju ke 
kota, pihak rumah sakit akan segera memberikan penanganan kepada saya. 
Kenyataannya tidak, saya harus menunggu lama di mobil dari jam 11.00 
hingga jam 13.00. Pukul 13.00, saya baru bisa masuk ke dalam dan 
mendapatkan penanganan dari dokter.

Dokter yang menangani saya mengatakan bahwa saya harus dioperasi, dan 
saya mengiyakan perkataan dokter tersebut. Proses operasi berlangsung 
dari pukul 16.30 hingga pukul 20.00 WIB. Operasi berjalan dengan 
lancar, dan saya percaya bahwa Tuhan Yesus ada bersama dengan saya. 
Saya hanya bisa berserah kepada-Nya. Pascaoperasi, saya masih harus 
dirawat di rumah sakit itu selama dua minggu hingga kondisi saya mulai 
membaik dan juga stabil. Proses penyembuhan juga berjalan lumayan 
lama, saya harus beristirahat di rumah selama satu bulan. Proses 
pengobatan yang membutuhkan banyak biaya itu, semuanya dicukupkan oleh 
Tuhan. Saya sangat mengucap syukur untuk semua itu.

Satu bulan berada di rumah membuat saya dapat merenung dan 
menginstrospeksi diri. Apa yang saya pikirkan adalah dosa dan 
pelayanan yang saya kerjakan secara bersamaan membuat hati Tuhan tidak 
senang. Tuhan mau supaya saya hidup benar di hadapan-Nya dan melayani 
Dia dengan sepenuh hati. Saya kembali berkaca pada kehidupan saya di 
masa lalu. Sejak kelas 4 SD, saya sudah mengenal apa itu pornografi 
dan itu terus saya hidupi hingga saya kelas 2 SMK. Saya tidak segan-
segan mengajak teman-teman saya untuk mengakses situs-situs porno. 
Saya sadar bahwa saya sudah tersesat, saya tidak bisa menjadi terang 
bagi keluarga, sahabat, sekolah, dan lingkungan saya. Hidup dalam 
dunia seperti itu membuat saya benar-benar jauh dari Tuhan. Selama 
masa perenungan dan introspeksi itu, saya menggunakannya untuk 
mengungkap semua dosa saya dan memohon ampun dari Tuhan. Saya berseru 
kepada-Nya supaya Ia mengampuni dosa-dosa saya pada masa lalu maupun 
masa sekarang.

Sungguh, saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena Ia mengampuni dosa-
dosa saya dan memberikan kesempatan hidup kepada saya. Saya mulai 
mengambil komitmen untuk bisa melayani Tuhan. Di dalam hati, saya 
berkata, "Tuhan, aku ingin melayani-Mu." Seruan hati saya rupanya 
tidak sia-sia. Usai lulus kuliah, saya dapat bekerja dan melayani 
Tuhan. Fokus dan kerinduan saya adalah ingin memuliakan nama Tuhan, 
dan saya benar-benar membangun komitmen untuk melayani Tuhan. Puji 
Tuhan, sejak Januari 2013, saya dapat melayani Tuhan sepenuh waktu di 
sebuah Yayasan Kristen yang bergerak dalam dunia IT dan mendasarkan 
seluruh pelayanannya pada Alkitab. Sebuah Yayasan Kristen yang 
melayani seluruh gereja (interdenominasi), tidak mencari keuntungan 
(nonprofit), dan juga tidak bersifat komersial. Melayani Tuhan dengan 
sepenuh waktu merupakan kebahagiaan dalam hati saya. Dalam setiap 
pekerjaan yang saya lakukan, saya sungguh-sungguh mengucap syukur 
kepada Tuhan karena saya bisa melayani Dia melalui yayasan ini, dan 
saya bersukacita karena dapat terus melayani Dia setiap hari.

Sakit yang saya alami menjadi jalan bagi saya untuk mendekat kepada 
Tuhan dan pertobatan saya membawa saya untuk dapat melayani Tuhan 
sepenuh waktu. Selain itu, keluarga saya semakin dibangun, iman kami 
terus bertumbuh dan berakar di dalam Kristus, seluruh keluarga saya 
dapat memahami bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang hidup. Kami 
semua belajar untuk bersandar dan mengandalkan Tuhan setiap waktu. 
Inilah sekilas kesaksian saya. Bersama Tuhan, saya yakin bahwa saya 
akan selalu bertumbuh dan melayani Dia dengan sepenuh hati. Terpujilah 
nama Tuhan!

Sumber Kesaksian: Yohanes Bayu P.

                              POKOK DOA

1. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk kerinduan Sdr. Bayu yang ingin 
   berkomitmen untuk melayani Tuhan.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk keluarga Sdr. Bayu supaya 
   semakin hari dapat semakin dibangun dan bertumbuh dalam kebenaran 
   firman Tuhan.

3. Berdoalah pula untuk setiap anak Tuhan yang rindu melayani Tuhan, 
   kiranya hati mereka terpanggil dan bisa melayani Tuhan.


"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala 
penyakitmu," (Mazmur 103:3)

< http://alkitab.mobi/?mazmur+103:3 >
< http://alkitab.sabda.org/?mazmur+103:3 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org