Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/387

KISAH edisi 387 (18-3-2015)

Lima Belas Hari di Kota So`e

____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                       Edisi 387, 18 Maret 2015
                       
KISAH -- Lima Belas Hari di Kota So`e
Edisi 387, 18 Maret 2015


Shalom,

Sebuah pepatah dunia mengatakan "Pengalaman adalah guru yang terbaik". 
Demikianlah kesaksian salah seorang anak Tuhan yang mendapat 
pengalaman berharga untuk melayani Tuhan di Tanah Timor. Pengalaman 
yang ia dapatkan membuatnya bersukacita dalam keterbatasan fasilitas, 
kondisi daerah yang memprihatinkan, dan medan yang tidaklah mudah. 
Mari kita bersama-sama menyimak KISAH edisi kali ini dan biarlah hati 
kita digugah untuk terus berkobar dalam melayani Tuhan.

Staf Redaksi KISAH,
Bayu
< http://kesaksian.sabda.org/>


                     LIMA BELAS HARI DI KOTA SO`E

Puji nama Tuhan! Perkenalkan, nama saya Mei. Saya ingin menyaksikan 
kasih dan penyertaan Tuhan dalam hidup saya. Saya adalah seorang 
Kristen yang memperoleh anugerah keselamatan dari Allah. Saya yakin 
dan paham akan panggilan saya, panggilan inilah yang menuntun saya 
untuk menjadi pelayan Tuhan. Karena anugerah dan kemurahan Tuhan, saya 
dapat bersekolah di salah satu Sekolah Tinggi Teologi di kota Solo. 
Bulan Oktober 2013, saya sangat bersyukur karena saya telah lulus dari 
sekolah tersebut.

Kerinduan untuk terus melayani Tuhan ada dalam hati saya. Bulan 
November 2013, saya direkomendasikan oleh salah satu hamba Tuhan untuk 
dapat melayani di Nusa Tenggara Timur. Saya lahir dan besar di kota 
Solo, dan ini adalah pengalaman pertama saya untuk pergi melayani di 
tempat yang jauh. Saya mempertimbangkan hal ini dengan sungguh-
sungguh. Setelah cukup waktu bagi saya untuk berpikir, akhirnya pada 
tanggal 28 November 2013, saya pergi ke Nusa Tenggara Timur untuk 
melayani Tuhan di sana. Kota yang saya tuju adalah kota Atambua. 
Berkat pertolongan dari seorang hamba Tuhan yang sudah saya kenal, 
saya diperbantukan untuk menolong dan melayani sebuah gereja di sana. 
Dan, bersyukur pula karena saya dapat melayani di kota Atambua selama 
lebih dari lima bulan.

Setelah masa untuk melayani di Atambua selesai, saya ingin pulang ke 
Solo. Sebelum perjalanan pulang dimulai, saya memutuskan untuk singgah 
terlebih dahulu di kota So`e. Hari Minggu awal bulan Mei 2014, dengan 
menaiki travel, saya berangkat dari Atambua menuju So`e. Jarak yang 
harus saya tempuh kira-kira 5 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, 
hati saya senantiasa mengucap syukur dan memuji nama Tuhan. "Puji 
Tuhan", itulah kalimat yang terus saya ucapkan dalam hati saya. Tanah 
Timor ini cukup asing bagi saya, tetapi karena pertolongan Tuhanlah 
saya bisa melayani Tuhan di tempat ini dan merasa nyaman sekalipun 
saya berada jauh dari orang tua, keluarga, dan sahabat saya.

Setiba di So`e, saya bertemu dengan pasangan suami istri, yang adalah 
gembala sidang. Beliau adalah orang yang menolong saya untuk dapat 
tinggal di sana. Saya tinggal di sana bersama mereka, tepatnya di 
Pastori Gereja. Selama lima belas hari, saya berada di So`e dan tetap 
melayani Tuhan di sana. Pengalaman berada di So`e sungguh memberkati 
saya. Saya benar-benar merasakan pelayanan yang sudah saya inginkan 
sejak lama. Kegiatan pelayanan yang benar-benar memberi hati kepada 
jemaat. Pagi, kami gunakan untuk mengajar anak-anak di PAUD 
(Pendidikan Anak Usia Dini), kemudian siang hingga malam hari, kami 
melakukan visitasi ke jemaat. Setiap hari, selalu ada jemaat yang 
ingin untuk dikunjungi dan mengadakan mezbah keluarga dalam keluarga 
jemaat tersebut.

Bapak dan Ibu Gembala Sidang di kota So`e ini mengajarkan kepada saya 
bagaimana hidup melayani Tuhan. Suatu hari, saya beserta bapak dan ibu 
gembala akan beribadah di rumah salah satu jemaat. Saat itu, saya 
berada di kaki lembah, sementara ibu gembala sudah mendahului saya 
terlebih dahulu, sehingga ibu gembala sudah berada di atas. Dari atas, 
ibu gembala memanggil saya dan meneriakkan kalimat ini kepada saya, 
"Mei, lihatlah! Berada di atas bukit ini rumah-rumah yang kita lihat 
di bawah lembah ini seperti mainan saja ya?" Dengan menunjukkan 
jarinya, ibu gembala berkata lagi, "Lihat di sebelah sana, lihat ke 
lembah itu. Yah, rumah yang akan kita kunjungi berada di sana." Saya 
kemudian mendaki bukit itu dan melihat bahwa rumah-rumah yang saya 
lihat benar-benar kecil, tampak seperti mainan. Dengan segera, saya, 
ibu gembala, dan beberapa jemaat mulai turun ke lembah, menyusuri 
hutan dan lapangan untuk sampai ke rumah jemaat yang ingin kami 
kunjungi. Perjalanan yang kami tempuh kira-kira sejauh 2 KM. Desa-desa 
yang berada di So`e adalah desa-desa yang terisolasi. Tidak ada akses 
jalan untuk menuju ke kota. Listrik juga tidak ada di semua desa. 
Sepanjang jalan yang kami lalui sungguh gelap karena tidak ada lampu 
penerang dan lebar jalan hanyalah 1 meter. Semua jalan berbatu-batu 
dan banyak sekali kotoran ternak di sepanjang jalan yang kami lalui. 
Dalam keadaan seperti ini, justru kami bersukacita dan kami dengan 
bersemangat berjalan kaki bersama-sama untuk menuju rumah jemaat.

Dari pelayanan yang kami lakukan di desa-desa, saya belajar bahwa 
dalam setiap keterbatasan yang ada, Tuhan tetap setia untuk menolong 
kami. Seluruh penduduk di desa yang kami kunjungi juga menerima 
sukacita yang besar, setiap penduduk desa sangat rindu untuk dapat 
menghadiri persekutuan-persekutuan yang ada, meskipun keadaan desa 
yang mereka tinggali sangat memprihatinkan.

Kerinduan saya di masa mendatang, saya ingin melayani Tuhan dengan 
keluarga saya kelak. Dari pengalaman saya berada di Nusa Tenggara 
Timur, saya belajar untuk melayani Tuhan dengan ketulusan hati, 
membuang semua ambisi, tetapi belajar untuk berkomitmen dan melayani 
jemaat Tuhan dengan penuh tanggung jawab. Dalam melayani Tuhan, 
janganlah memikirkan apa yang akan kita terima, tetapi apa yang dapat 
kita berikan kepada Tuhan dan jemaat.

Segala kemuliaan bagi nama Tuhan!

Sumber kesaksian: Mei Fitriyanti


POKOK DOA

1. Bersyukur kepada Tuhan Yesus untuk pengalaman yang Tuhan berikan 
   kepada Mei selama ia berada di Nusa Tenggara Timur, sehingga ia 
   bisa melihat karya Tuhan selama dalam pelayanannya.

2. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk komitmen Mei dalam melayani 
   Tuhan sehingga setiap hal yang dipercayakan Tuhan kepadanya dapat 
   menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

3. Berdoalah kepada Tuhan Yesus untuk pelayanan Mei agar ia lebih lagi 
   mengandalkan Tuhan dan semakin mengenal Tuhan dalam setiap aspek 
   kehidupannya.


"Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku 
berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, 
ia akan dihormati Bapa." (Yohanes 12:26)

< http://alkitab.mobi/?Yohanes+12:26 >
< http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+12:26 >


Kontak: kisah(at)sabda.org
Redaksi: Amidya, Bayu, dan Yans
Berlangganan: subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/kisah/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org