Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/40 |
|
KISAH edisi 40 (8-10-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 40, 8 Oktober 2007 PENGANTAR Bagaimana mungkin kita dapat begitu tenang ketika nyawa kita sedang terancam? Kisah para martir, yaitu mereka yang tidak menyayangkan nyawanya demi mengerjakan pekerjaan pelayanan bagi Tuhan, kerap kali menunjukkan hal tersebut. Ketakutan akan kematian tentu mereka rasakan, namun anugerah Tuhanlah yang telah memberikan keberanian tatkala ajal tak dapat dielakkan lagi. Berikut satu lagi kisah seorang martir yang memberikan teladan bagi kita untuk memberitakan kebenaran bukan hanya kepada yang tidak mengenal Tuhan, tapi juga kepada mereka yang mengenal-Nya, silakan menyimak. Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN BOHEMIA: JOHN HUSS ================== "Oh Kristus yang penuh kasih," John Huss menulis sementara menunggu hukuman atas dirinya, "beri kami keberanian, supaya kami siap. Dan jika daging kami lemah, kiranya anugerah-Mu mendahuluinya, karena tanpa Engkau, kami tidak dapat melakukan apa-apa, dan di atas semuanya itu, tanpa Engkau, kami tidak dapat menghadapi kematian yang mengerikan ini. Berikan pada kami keberanian dan iman yang kuat, pengharapan yang tak tergoyahkan, dan belas kasihan yang sempurna supaya kami dapat memberikan hidup kami kepada-Mu dengan kesabaran dan sukacita. Amin." Huss telah berjuang untuk reformasi dalam gereja pada abad kelima belas menantang para pendeta yang telah menjual surat pengampunan (hak untuk melakukan dosa tanpa menanggung akibatnya) dan mengajukan standar alkitabiah dalam hukum. Huss telah dijanjikan perlindungan dari kerajaan untuk mengajukan pembelaannya. Tapi saat itu dia duduk dalam sel bawah tanah, menunggu kematian, dan berteriak kepada Allah. Pada tanggal 6 Juli 1415, Huss ditelanjangi dan dirantai pada sebuah tiang. Saat api dinyalakan di sekelilingnya, Huss berdoa, "Tuhan Yesus Kristus, hanya demi Injil dan memberitakan firman aku mengalami kematian yang mengerikan dan kejam ini dengan kesabaran dan kerendahan hati." Saat api mulai meninggi, Huss, pada napas yang penghabisan, berteriak, "Kristus, Anak Allah yang hidup, kasihanilah aku." Kesaksian Huss penting artinya bagi berakhirnya praktik jual-beli surat pengampunan dan dalam mempengaruhi orang-orang Kristen untuk berbalik kepada ajaran Alkitab. ***** Doa. Hal yang paling banyak berperan, sering kali tidak sering kita lakukan. Doa adalah pertahanan pertama kita dalam menghadapi peperangan rohani, namun sering kali menjadi pertahanan terakhir kita. Mereka yang dianiaya karena iman mereka mengajarkan prioritas doa kepada kita. Kata-kata terakhir mereka bukanlah kata-kata perlawanan. Tindakan terakhir mereka di atas muka bumi ini bukanlah tindakan perlawanan. Sebaliknya, doa adalah napas kematian mereka, membingungkan pendakwa-pendakwa mereka dan meyakinkan orang lain akan keyakinan iman mereka. Sejarah membuktikan doa menjelang kematian orang-orang kudus yang dianiaya dapat memengaruhi orang lain bagi Injil, jauh melebihi jika mereka hidup. Ketika anda menghadapi pencobaan dan "kobaran api" terasa panas di sekitarmu, akankah anda berdoa? Apakah orang lain akan melihat bahwa pertahanan pertama dan terakhir anda adalah komunikasi anda dengan Bapa Surgawi? ***** Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Devosi Total Judul asli : Extreme Devotion Judul artikel: Bohemia: John Huss Penulis : The Voice of The Martyrs Penerbit : KDP, Surabaya 2005 Halaman : 47 ______________________________________________________________________ "Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=yakobus+5:16 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Bersyukurlah kepada Tuhan jika saat ini kita dipanggil untuk berbagian dalam pekerjaan pelayanan bagi Tuhan. Mohonkanlah kekuatan dari-Nya supaya kita memiliki hidup yang benar dan berkenan kepada-Nya. 2. Berdoalah juga agar Tuhan memberikan keberanian untuk menyatakan kebenaran-Nya kepada kita. Biarlah anugerah tersebut selalu mendorong kita untuk menyingkapkan perbuatan-perbuatan menyimpang yang dilakukan, bahkan oleh setiap orang yang mengaku percaya. 3. Mohonkan pula hikmat dari Tuhan sehingga kita dapat menyingkapkan kebenaran di waktu dan dengan cara yang tepat bagi mereka yang menyimpang, dan kiranya Tuhan menolong kita untuk menjawab setiap orang yang mempertanyakan kebenaran-Nya. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://ylsa.sabda.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |