Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/45 |
|
KISAH edisi 45 (12-11-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 45, 12 November 2007 PENGANTAR Henry Petronsky, seorang pengarang, insinyur, dan pendidik pernah berkata bahwa ternyata kita lebih banyak belajar dari kegagalan daripada dari kesuksesan. Kegagalan membuat kita terpacu untuk melakukan yang terbaik semampu kita untuk mencapai kesuksesan. Dan sebagai orang percaya, tentunya kita harus memiliki pandangan yang benar dalam memandang sebuah kegagalan. Melalui kesaksian di bawah ini, kita dapat menyimak bagaimana sebuah kegagalan akhirnya membuahkan akhir yang indah karena Yesuslah yang telah mengubahkan. Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN MENAPAKI TANAH-TANAH TERABAIKAN =============================== Manusia sering merasa gagal saat hidup tidak sesuai harapannya. Itu pula yang pernah dialami Abimelek "Aby" Letedara (47). Ia pernah mencoba bunuh diri. Namun perjumpaannya dengan Yesus Kristus, Sang Guru Kehidupan, menjadikan semuanya berubah. Hidup menjadi teramat berarti baginya. Kini Aby adalah salah satu pembawa kabar baik di suku terabaikan di tanah Papua. Keluarga "Broken Home" Aby terlahir Kristen. Saat kelas dua SD, orang tuanya bercerai karena papanya menikah lagi. Akibatnya, ia dan tiga saudaranya membantu mamanya mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah mereka. Tamat SD, Aby diasuh saudara mamanya di kota Ambon. "Di tengah keluarga orang tua angkat, saya jadi anak paling besar. Tanggung jawab saya pun besar. Hampir seluruh pekerjaan rumah saya yang kerjakan," kata suami Ria Rahamis ini. Lulus SMP, Aby melanjutkan di SMOA (Sekolah Menengah Olahraga Atas). "Setelah lulus, saya ingin kuliah di Sekolah Tinggi Olahraga. Ternyata mereka setuju. Padahal masa itu tidak banyak orang melanjutkan ke perguruan tinggi," ungkap pria kelahiran Pulau Leti Serwaru, Maluku Tenggara. Tahun 1979, Aby kuliah di Ujung Pandang. Jauh dari orang tua membuat sesuatu berubah. Aby bak burung lepas dari sangkar. Bebas. Ia mengikuti banyak kegiatan tanpa ada pertimbangan dari orang tua. Ia mati-matian melatih diri menjadi atlet beladiri dan lari jarak jauh. Ia ingin menjadi orang terkenal. Jalan itu terbuka. Setahun di Ujung Pandang, Aby dipilih mewakili daerah itu menjadi komandan barisan Tri Lomba Juang. Dari prestasinya ini, Aby mendapat beasiswa dari pemerintah. Penghargaan dari pemerintah dan prestasi yang ia peroleh ternyata tidak cukup membuatnya bangga. Aby merasa itu semua masih jauh dari harapan. Padahal, waktu dan perhatiannya dicurahkan untuk olahraga. "Saya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Saya merasa gagal. Namun, pikiran itu saya buang. Tahun 1983, saya benar-benar kacau. Saya capai dengan semua latihan tanpa hasil yang maksimal. Saya merasa hidup tak berharga. Saya nekad minum minyak kayu putih setengah botol besar. Saya pingsan. Puji Tuhan, saya nggak mati waktu itu," tutur Aby mengenang. Aby juga aktif mengikuti paduan suara. Suatu ketika, dia diundang menyanyi dalam acara perpisahan mahasiswa praktik dari STT Batu, Malang. Firman Tuhan yang disampaikan diambil dari Mazmur 112:1-2 tentang keturunan orang benar akan diberkati. Dalam khotbah itu diterangkan hasil penelitian dua keluarga besar di Amerika yang takut Tuhan dan keluarga yang tidak takut Tuhan. Sampai generasi yang keempat, kedua keturunan itu tampak sangat berbeda. Khotbah itu menggelisahkan hati Aby. Dia merasa berada dalam keluarga yang tidak takut Tuhan. "Sejak kecil, saya dididik secara Kristen dengan baik dan rajin ke sekolah minggu. Tapi dihadapkan pada kenyataan orang tua cerai, saya sendiri kacau! Waktu itu banyak pacar. Jadi, saya ini Kristen macam apa? Timbul ketakutan yang sangat mengganggu pikiran saya," ujar pria kelahiran Nuwewang 17 Agustus 1958. Mencari Tuhan dalam Kegelisahan Kegelisahan itu mendorongnya membaca Alkitab. Ia membaca kisah Raja Yosafat yang ketakutan karena dikepung tentara. Yosafat mencari Tuhan. Waktu ia mencari Tuhan, Tuhan memberi pertolongan. "Saya membaca kisah itu seperti melihat diri saya sendiri. Saya ketakutan karena dosa-dosa saya. Saya seperti Yosafat, saya mencari Tuhan," katanya mengenang. Aby mulai sering berdoa sendiri. Ada kerinduan baru mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ia aktif di persekutuan YPPII dan PERKANTAS, serta kunjungan doa di rumah sakit. Ia mulai berani bicara mengenai Yesus kepada teman-temannya. Aby kerap mendengar suara yang berkata, "Itu belum cukup." Suatu siang dalam keadaan lelah setelah pelayanan, ia berdoa di tempat tidur dan berkata pada Tuhan: "Tuhan, apa yang Engkau maksud dengan apa yang saya lakukan belum cukup?" "Siang itu, sesuatu terjadi, saya mendapat penglihatan. Lembah yang sangat hijau dan melihat iblis merantai tangan orang-orang di sana. Lalu terdengar suara, `Bertolaklah lebih dalam dan tebarkan jala.`" Aby bingung dengan pengalaman itu. Tapi Aby ingat pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya. Ya, itu ada di Alkitab! Di Lukas 1:1-4, tentang cerita Yesus memanggil murid-murid yang pertama. Aby seperti mendapat pengertian bahwa itu adalah panggilan misi. "Saya ambil keputusan drastis, akan berhenti kuliah dan pergi menginjil. Tapi semua dosen tak setuju karena memang saya dipersiapkan untuk jadi dosen. Saya urungkan niat itu dan selesaikan kuliah," kata pria yang mengantongi sertifikat mengajar Akta 5 ini. Singkat cerita, Aby dan paduan suara Shalom pergi ke Batu, Malang untuk rekaman kaset bagi penginjilan. Bersama dengan itu, YPPII sedang mengadakan kebaktian tahunan. Khotbah Brother Andrew tentang keselamatan dan damai yang hanya diperoleh dalam Yesus menyentuh hati Aby. Usai pemberitaan firman, seorang bernama Jhony Sinaga mendatanginya dan mengajaknya berbincang-bincang. Aby pun menceritakan banyak hal yang menggelisahkan hidupnya. "Dia ajak saya berdoa dan saya merasakan kedamaian yang luar biasa. Rupanya kekosongan kasih dan kenyataan yang jauh dari harapan membuat saya hampa. Saat itu saya menangis meraung-raung," cerita Aby mengenang. Melayani di Pedalaman Kerinduan melayani di pedalaman tak dapat dibendung. Namun, Yayasan Misi menolaknya karena tidak memiliki latar belakang teologia. Akhirnya, Aby kuliah di STT III Batu, Malang. Di kampus itu, Aby berjumpa Ria Rahamis yang dinikahinya setelah lulus kuliah. Pasangan ini punya hati yang sama, melayani Tuhan bagi suku terabaikan. Hatinya tertuju bagi banyak jiwa yang sama sekali belum pernah mendengar tentang Yesus. Mereka selalu bergetar setiap kali mendengar dan melihat peta wilayah yang jauh tertinggal dari kemajuan zaman. Proses panjang dilalui oleh Aby dan Ria. Mereka tidak bisa begitu saja masuk ke daerah pedalaman. Lebih dahulu mereka belajar di Institut Pendidikan Misi dan praktik di Pulau Taliabu, Maluku Utara. Tahun 1995, Aby mengikuti pertemuan hamba-hamba Tuhan di Sentani. Hati Aby tersentuh ketika mendengar tentang suku Yetfa. Suku di daerah pedalaman yang benar-benar belum tersentuh Injil. Pada tahun itu pula, Aby melihat wilayah ke-9 dari 14 suku terabaikan itu. Tahun 1996, bersama istrinya, Aby "membuka kampung". Tentu banyak kenangan indah, lucu, dan mengharukan yang akan terus disimpannya. "Waktu kami datang pertama kali, penduduk di sana terus memandangi kami. Menyentuh tangan kami dan berlari-lari memperlihatkan tangannya yang telah menyentuh tangan kami. Kami mengajari mandi, menggosok gigi, dan memakai sabun. Pernah dari mereka sakit perut ternyata ketika kami tanya, mereka makan sabun dan odol yang kami sediakan. Setelah merasa dekat, kami memberi pengertian tentang pentingnya kebersamaan untuk kepentingan bersama. Kami membuat lapangan terbang dengan alat seadanya, seperti cangkul, sabit, dan bambu yang kami runcingkan. Tidak ada alat berat. Bagaimana mau masuk kalau tidak ada lapangan udara. Semua transportasi di sana hanya bisa dilakukan dengan pesawat," ujar ayah Gabriel, Solagratia, dan Talitakum ini. Lapangan udara hasil kerja bareng masyarakat suku Yetfa yang dikerjakan tahun 1996 sudah bisa dipakai tiga tahun kemudian. Aby masih terus setia menapaki "tanah-tanah terabaikan". Masyarakat di sana sudah memakai pakaian. Anak kecil dan orang dewasa belajar membaca dan menulis di kelas yang sama. Kemajuan yang luar biasa. Kini, di tanah Papua terdengar nyanyian pujian, kesukaan bagi Tuhan .... Aby! Hidupmu amatlah berarti. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku : Karena Dia Judul artikel: Menapaki Tanah-tanah Terabaikan Penulis : Niken Maria Simarmata Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2006 Halaman : 61 -- 69 ______________________________________________________________________ "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Markus+10:45 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Berdoalah bagi setiap orang yang mengalami kegagalan dalam hidupnya, mintakan kepada Allah agar mereka dapat kembali bangkit dan tetap mengandalkan Allah karena Ia memiliki rencana yang lebih indah daripada yang diharapkan manusia. 2. Bersyukurlah kepada Allah untuk setiap orang yang dikirim untuk menguatkan kita dalam kegagalan yang kita alami. Berdoalah juga agar kita pun dimampukan untuk menguatkan setiap orang di sekitar kita yang mengalami kegagalan. 3. Doakan pula agar setiap kegagalan yang kita temui dapat menjadi cambuk bagi kita untuk semakin mendekatkan diri pada-Nya dan kita semakin peka atas rencana Allah bagi hidup kita, bukan malah membuat kita menjauh dari-Nya. ______________________________________________________________________ DARI REDAKSI SITUS IN-CHRIST.NET: EQUIPPING ONE ANOTHER ========================================== http://www.in-christ.net Keberagaman bidang pelayanan Kristen di Indonesia terkadang menyulitkan siapa saja untuk menemukan sumber bahan dan informasi yang dibutuhkan. Namun, jangan khawatir, Indonesian Christian Networks (In-Christ.Net) telah hadir bagi Anda sekalian. Dengan moto "Equipping one another", In-Christ.Net tidak sekadar menjadi wadah bagi berbagai bidang pelayanan Kristen, tapi juga ingin menghimpun berbagai gereja, yayasan/lembaga, dan individu Kristen yang memiliki konsentrasi di bidang pelayanan tertentu dalam persekutuan dan pelayanan elektronik yang holistik. Salah satu "network" pelayanan yang dihimpun ialah Renungan dan Artikel. In-Christ.Net hadir dengan penggabungan sejumlah fasilitas. Selain Artikel dan Blog, Anda bisa menemukan Links (direktori situs Kristen) dan Kolaborasi (memanfaatkan teknologi Wiki), plus kursus e-Learning, yang kini masih berupa kursus dari Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3). Keberagaman ini membuat Anda tidak sekadar mendapatkan beragam bahan dan informasi, tapi juga diajak untuk berperan serta membangun komunitas Kristen yang saling melengkapi ini. "Network" Renungan dan Artikel saat ini telah memberikan sejumlah informasi yang bisa Anda lengkapi. Silakan telusuri masing-masing menu untuk melihat "network" ini. Sejumlah "network" lainnya meliputi Anak, Konseling, Leadership, Literatur, Misi, Musik dan Audio, Pendidikan, Teknologi, Internet, dan Ministry, Teologi dan Alkitab, serta Yayasan dan Gereja. In-Christ.Net akan terus berkembang seiring partisipasi dari berbagai pihak -- termasuk Anda -- yang terus menambah bahan dan informasi kekristenan di dalamnya. Mari bersama-sama bergabung dalam pelayanan elektronik yang saling memperlengkapi dan memberkati ini. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://ylsa.sabda.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >kk Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |