Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/51 |
|
KISAH edisi 51 (24-12-2007)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 51, 24 Desember 2007 PENGANTAR Perayaan Natal selalu membuat orang Kristen merasa harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti yang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Berbagai acara dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi kenangan yang tak terlupakan sepanjang waktu. Kesaksian berikut ini mungkin mewakili sebagian kecil dari apa yang kita lalui pada malam Natal. Semoga kesaksian ini dapat mengingatkan kita akan makna Natal yang sesungguhnya. Mari kita simak bersama. Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN KEPEKAAN LEWAT SEPOTONG ROTI ============================ Malam ini adalah malam Natal. Seisi rumah mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu sejak pagi tadi. Begitu juga dengan aku. Sesudah misa malam Natal, biasanya kami sekeluarga berkumpul untuk saling mengucapkan selamat Natal dan makan malam bersama. Siang ini aku berencana untuk membeli dua loyang kue kesukaan keluarga kami. Satu untuk keluarga orang tuaku dan satu lagi untuk keluarga suamiku. Setelah menentukan toko roti tempat kami akan membeli kue, kami segera berangkat ke tempat tujuan. Setibanya di toko kue, kami segera memilih kue yang dimaksud. Karena belum sempat sarapan, suamiku memintaku untuk membelikannya roti isi. Satu bungkus plastik berisi tiga buah roti dengan rasa yang berbeda. Sesudah membayar semua belanjaan kami, segera kami menuju ke rumah mertuaku untuk mengirimkan kue yang baru aku beli. Dalam perjalanan menuju rumah mertuaku, kami sempat tercegat oleh lampu merah. Begitu aku mengerem mobil, tidak berapa lama kemudian seorang gadis kecil peminta-minta menghampiri kaca jendelaku. Seperti pengemis lain, ia langsung menengadahkan tangannya memohon sekeping uang. Refleks aku langsung melambaikan tanganku, menandakan menolak untuk memberi. Tanpa menunggu lebih lama, gadis kecil itu langsung meninggalkan mobilku. Pada saat yang bersamaan, suamiku memberikan roti terakhirnya kepadaku. Ia memintaku untuk memberikan roti terakhirnya kepada gadis kecil tadi. Segera kubuka jendela mobil, dan setengah berteriak kupanggil gadis kecil tadi. Setelah mendekat, kuberikan roti tadi sambil tersenyum. Gadis itu segera menerima roti dariku sambil mengucapkan terima kasih. Sambil memegang roti itu, gadis kecil segera berlari ke arah ibu–ibu berpakaian lusuh yang duduk di tepi jalan. Mungkin perempuan tua itu adalah ibunya, begitu pikirku. Gadis kecil itu menyerahkan roti tadi kepada ibunya sambil menunjuk-nunjuk dan tertawa lebar, ke arah mobilku. Begitu lampu hijau menyala, aku segera melajukan mobilku. Tepat saat mobilku melewati mereka, si ibu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, begitu juga dengan gadis kecil itu. Tampak sukacita di wajah mereka. Sungguh, ucapan syukur yang terungkap lewat segaris senyum yang tulus. Aku baru menyadari, betapa berartinya pemberian yang kami pikir tidak seberapa, tapi bagi mereka, roti itu mungkin adalah sesuatu yang membahagiakan mereka. Aku jadi teringat bahwa Yesus hadir dalam diri orang-orang yang papa. Aku meyakini bahwa di malam Natal tahun ini, aku sungguh-sungguh telah melihat senyum Yesus dari wajah gadis kecil dan ibu tadi. Terima kasih Tuhan, karena engkau telah membuat hatiku menjadi peka dengan orang di sekitarku. Diambil dan diedit seperlunya dari: Nama situs : Glorianet Judul artikel: tidak dicantumkan Penulis : Maria Goreti Yuanita P. Alamat URL : http://www.glorianet.org/kesaksian/ksak_149.html ______________________________________________________________________ "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik." (Ibrani 10:24) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Ibrani+10:24 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Karena disibukkan oleh banyak kegiatan untuk memeriahkan perayaan Natal, banyak dari kita yang lupa makna Natal yang sebenarnya. Oleh karena itu, mohonkanlah hikmat dari Allah supaya kita tidak sekadar menjalankan berbagai kegiatan itu, tapi juga bisa menghayati makna Natal melalui semua kegiatan. 2. Natal bukan sekadar perayaan, melainkan saat di mana kita berbagi kasih dengan orang lain. Berdoalah agar setiap orang Kristen dapat menunjukkan kasih yang nyata kepada Tuhan melalui sesama kita. 3. Doakan juga agar kita dapat mewujudnyatakan kasih itu tidak hanya pada saat Natal, tetapi juga pada setiap saat. ______________________________________________________________________ DARI REDAKSI Kepada segenap pelanggan, kami, Staf Redaksi publikasi KISAH mengucapkan: SELAMAT NATAL 2007 dan TAHUN BARU 2008 Kiranya damai dan sukacita Natal senantiasa melingkupi kehidupan dan pelayanan kita. Amin. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2007 YLSA YLSA -- http://ylsa.sabda.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Puji, Raka, Yulia Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |