Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/59 |
|
KISAH edisi 59 (25-2-2008)
|
|
______________________________PUBLIKASI_______________________________ KISAH ____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________ Edisi 59, 25 Februari 2008 PENGANTAR Seperti yang kita ketahui bersama, rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Dan risiko lain yang tidak kalah berbahayanya, rokok dapat membuat konsumennya kecanduan. Beberapa perokok yang saya kenal sangat menggantungkan hidupnya pada barang yang juga disebut "paku jenazah" ini. Sebagai orang percaya, bagaimana sikap kita terhadap rokok? Meskipun pro dan kontra tentang apakah merokok diperbolehkan atau tidak bagi orang percaya masih terus menjadi perdebatan, saat ini tidak sedikit anak-anak Tuhan yang sedang bergumul agar terlepas dari kebiasaan yang dapat menghancurkan tubuh ini. Simak kisah di bawah ini, sebuah kesaksian seorang perokok yang akhirnya dapat meninggalkan kebiasaan merokoknya. Kiranya dapat menguatkan Anda maupun rekan-rekan Anda yang saat ini sedang bergumul pula untuk melepaskan diri dari belenggunya. Selamat membaca dan kiranya menjadi berkat! Pimpinan Redaksi KISAH, Pipin Kuntami ______________________________________________________________________ KESAKSIAN TERLEPAS DARI IKATAN ROKOK ========================== Saya perokok berat yang menghabiskan 2 -- 3 bungkus rokok sehari. Begitu terikatnya sehingga bila ke belakang saya harus bawa rokok dan bila saya harus memilih antara rokok dan makanan, saya pilih rokok. Tetapi puji Tuhan, bahwa Yesus lebih kuat dari apa pun dan sanggup melepaskan segala ikatan yang membelenggu kita, Halleluya! Kelepasan dari rokok yang saya alami terjadi pada 22 Januari 1985. Saat itu baru saja saya selesai mengikuti Pemahaman Alkitab dari Bapak Pdt. JE Awondatu di rumah Keluarga Alwel Tanujaya. Saya mengikuti pelajaran ini baru beberapa kali, ini pun karena dorongan istri saya. Perlu Saudara ketahui bahwa saya berlatar belakang Katolik sehingga saya tidak terbeban untuk melepaskan kebiasaan, karena menurut ajaran Katolik merokok tidak dilarang, hingga saya tak merasa salah dengan merokok. Tapi pada waktu saya mengikuti persekutuan doa (PD) yang mulai saya kunjungi pertengahan tahun 1983, saya tidak berterus-terang merokok di hadapan saudara seiman. Selain untuk menghargai mereka yang tidak merokok, juga untuk menutupi agar mereka tidak tahu bahwa saya adalah perokok, munafik ya? Sering saya mendengar kesaksian orang berhenti merokok, tetapi hati saya tidak tergerak karena yang bersaksi adalah orang Kristen bukan Katolik. Hingga saya pikir wajar saja dia tidak merokok sebab dilarang pendetanya, sedangkan pastor saya tidak pernah melarang saya. Kembali ke peristiwa yang saya alami pada 22 Januari 1985. Tidak seperti biasanya, saat itu Pendeta Awondatu, setelah mengakhiri pelajaran Alkitab (biasanya terus pergi untuk melayani di tempat lain), mengatakan, "Saya akan berdoa bagi Saudara. Barang siapa yang memunyai keperluan harap berdiri dengan mengangkat tangan ke atas dan meletakkan tangan kiri di dada masing-masing, kemudian berdoa memohon apa saja yang menjadi keperluan Saudara." Saya berpikir sejenak apa yang menjadi keperluan saya dan terlintas dalam pikiran saya, apa salahnya saya minta kelepasan dari rokok karena sebelumnya saya gagal mencoba dengan kekuatan sendiri. Lalu saya berdoa dalam hati demikian, "Tuhan, apabila Engkau tidak berkenan saya merokok, tolong lepaskan saya dari belenggu yang mengikat, yaitu kebiasaan merokok karena saya sendiri tidak sanggup melepaskan diri dari kebiasaan itu, terima kasih Tuhan, di dalam nama Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami, kami telah berdoa, Amin." Selesai berdoa kami pulang dan seperti biasanya saya langsung membuka laci mobil untuk mengambil rokok. Tapi sebelum saya buka, ada yang menegur dalam hati saya dan sekarang saya baru mengerti bahwa itu adalah Roh Kudus yang telah menegur saya, mengatakan, "Bukankah engkau baru saja selesai berdoa agar engkau dilepaskan dari rokok, sekarang cobalah untuk tidak merokok." Begitu bijaksananya Tuhan kalau menegur, begitu lembut suara-Nya sehingga membuat saya masih sering berlinang air mata apabila ingat kasih-Nya kepada saya. Saya urungkan maksud saya dan berkata kepada rokok, "Hai rokok, mulai saat ini engkau menjadi musuhku." Setibanya di rumah, rokok tetap saya bawa karena baru saja saya beli dan baru terhisap dua batang, yaitu yang terakhir sebelum saya ikuti pelajaran Alkitab itu. Dan rokok itu yang terakhir sampai saat ini dan selamanya. Saya letakkan rokok di atas meja, dan setiap saya mengingininya saya berkata dalam hati, "Hai rokok, engkau adalah alat iblis dan telah menjadi musuhku mulai saat ini sampai selama-lamanya. Keesokan harinya seperti kebiasaan saya setiap bangun pagi, saya ke belakang dan saat itu saya dapat melakukan tanpa hisapan rokok, saya sadar bahwa Tuhan sudah melepaskan saya dari rokok yang mengikat saya selama 25 tahun! Langsung saya ceritakan pada istri saya, yang menyambut dengan, "Puji Tuhan!" Sungguh ajaib kalau Tuhan bekerja. Sejak saat itu sampai sekarang dan selamanya, saya tidak merokok sebatang pun atau sehisap pun. Saya pun tidak memerlukan makanan kecil pengganti rokok atau kembang gula. Anehnya, sejak saat itu saya benci kepada rokok dan bila ada orang merokok saya menghindarinya karena tidak tahan bau asap rokok. Kepada saudara seiman yang percaya kepada Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat kita di mana saja berada, saya menghimbau Saudara yang masih merokok untuk memohon kepada Tuhan agar mengangkat kebiasaan merokok yang mengikat Saudara selama ini, karena Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya untuk merokok dan pasti akan meluluskan permohonan doa Saudara. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs : Terang Dunia Judul artikel: Terlepas dari Ikatan Rokok Penulis : Paul R. Satyoputra Alamat URL : http://www.terangdunia.com/viewer_materi.php?id=967 ______________________________________________________________________ "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu." (1Korintus 3:16-17) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Korintus+3:16-17 > ______________________________________________________________________ POKOK DOA 1. Banyak orang Kristen yang masih terikat dengan kebiasaan hidup yang buruk, seperti merokok. Mari bersatu hati berdoa, kiranya Tuhan memberikan kuasa agar mereka dapat melepaskan diri dari kebiasaan buruk tersebut. 2. Bagi mereka yang telah dilepaskan dari ikatan kebiasaan hidup yang buruk, biarlah mereka benar-benar bertobat dan tidak kembali lagi pada kebiasaan lamanya tersebut. Kiranya mereka dapat menjadi saksi dan menguatkan mereka yang juga sedang bergumul untuk lepas dari kebiasaan hidup yang tidak sesuai dengan firman-Nya. 3. Kiranya setiap anak Tuhan memiliki kesadaran untuk terus menjaga kekudusan hidup, karena tubuh kita adalah bait Tuhan yang dipakai untuk berkarya dan menyatakan kuasa kasih-Nya. ______________________________________________________________________ Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) 2008 YLSA YLSA -- http://www.ylsa.org http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami Staf Redaksi : Novita Yuniarti Kontak : < kisah(at)sabda.org > Berlangganan : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Berhenti : < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org > Arsip KISAH : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/ Situs KEKAL : http://kekal.sabda.org/ ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |