Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/6

KISAH edisi 6 (12-2-2007)

Tuhan Yesus Menyelamatkan Anak Kami

______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                      Edisi 06, 12 Februari 2007


DAFTAR ISI

  Pengantar
  Kesaksian    : Tuhan Yesus Menyelamatkan Anak Kami
  Pokok Doa
  Dari Redaksi : Apresiasi dan Permohonan Doa
______________________________________________________________________
PENGANTAR

  Bagi kita, manusia yang masih hidup di dunia ini, memiliki rasa
  khawatir adalah hal yang wajar, apalagi ketika menghadapi suatu
  masalah. Rasa khawatir kita pun akan bertambah besar ketika masalah
  yang datang tersebut sepertinya tidak bisa kita selesaikan. Melalui
  kisah berikut ini, kita bisa belajar untuk semakin mengandalkan
  Tuhan di dalam setiap langkah hidup kita. Dengan menggunakan
  kekuatan doa, kita letakkan segala khawatir dan masalah di bawah
  kaki-Nya.

  Pimred KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

                 TUHAN YESUS MENYELAMATKAN ANAK KAMI
                 ===================================

  Sekitar bulan Juli 2000, istri saya muntah-muntah dan sudah dua
  minggu tidak juga membaik. Kami kira hanya sakit maag biasa, sampai
  akhirnya kami membawanya ke dokter internis. Dokter menyatakan
  positif hamil dan kabar itu kami sambut dengan penuh suka cita
  karena sejak mengalami kelainan ginjal ia sulit mengandung dan
  beberapa kali mengalami keguguran.

  Selama kehamilan, kami rajin kontrol ke dokter dan rajin berdoa agar
  ibu dan janinnya senantiasa dalam keadaan sehat. Sejak hamil tujuh
  minggu, istri saya dianjurkan dokter untuk tidak terlalu lelah dan
  dianjurkan untuk menerima suntikan penguat kandungan seminggu sekali
  selama empat bulan pertama kehamilan.

  Suatu hari pada saat kerja, istri saya merasakan kontraksi rahim dan
  setelah istirahat sore harinya kontraksi itu sedikit hilang. Tanggal
  15 Februari, sejak bangun pagi istri saya juga merasakan kontraksi
  di rahimnya, tetapi ia tetap bersikeras pergi ke kantor. Sampai di
  kantor, ia kembali merasakan sakit yang semakin hebat dan ia segera
  menghubungi dokter. Ia segera disarankan untuk istirahat lebih
  banyak.

  Malam hari kontraksi itu kembali menyerang sampai membuatnya sulit
  untuk tidur. Setelah kami berdoa bersama, akhirnya ia dapat tidur
  walaupun dengan gelisah. Keesokan harinya kami ke rumah sakit karena
  kontraksinya semakin hebat. Istri saya langsung dimasukkan ke kamar
  bersalin oleh suster. Setelah dokter memeriksa grafik jantung janin,
  akhirnya diputuskan untuk segera operasi caesar walaupun usia
  kandungannya baru 32 minggu (delapan bulan).

  Tepat pukul 8:30 pagi, 16 Februari 2001, bayi laki-laki kami lahir
  dengan berat 2;2 kg dan panjang 45 cm. Kami menamainya Jonathan
  Immanuel karena kami percaya bayi itu adalah anugerah Tuhan yang
  akan selalu disertai-Nya. Namun, kebahagiaan kami terusik dengan
  pernyataan dokter bahwa anak kami mengalami sesak nafas dan
  mengalami pembesaran kelenjar timus sehingga harus segera dirawat di
  ruang ICU. Karena kurang lengkapnya peralatan kedokteran yang ada,
  bayi kami disarankan untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih
  lengkap peralatannya.

  Setelah berembuk dengan semua keluarga, akhirnya Jonathan kami
  pindahkan ke rumah sakit lain. Di sana ia dirawat oleh tim ahli yang
  terdiri dari tujuh dokter. Ia harus diinfus dan diberi tambahan
  darah dan selama beberapa hari tidak diperbolehkan untuk minum susu
  (dipuasakan). Setiap hari darahnya harus diambil untuk diperiksa
  kadar oksigen, infeksi, dan lain sebagainya. Dokter tidak
  memperkenankan pihak keluarga meninggalkannya karena dia dalam
  keadaan kritis.

  Setelah seminggu dirawat, kami diberi kabar bahwa Jonathan menderita
  hernia dan harus segera dioperasi. Seluruh tubuhnya membengkak
  karena dia tidak bisa buang air kecil. Kami langsung menghubungi
  pendeta untuk minta bantuan doa dan dukungan moral bagi kami.
  Sepanjang hari kami terus berdoa dan selalu ada tim besuk yang
  datang untuk mendoakan Jonathan. Puji Tuhan, akhirnya Jonathan
  dinyatakan tidak perlu dioperasi dan hanya perlu sedikit diurut.

  Kondisi Jonathan mulai membaik, tapi masih harus diberi pertolongan
  pernafasan dengan pompa. Tuhan ternyata belum berhenti memberikan
  ujian bagi kami. Kami kembali dikejutkan dengan pembekuan darah di
  kepala serta pendarahan lambung. Tentu saja kami sangat sedih.
  Tetapi kami masih bersyukur karena tim besuk dan pendeta masih setia
  mendoakan dan memberikan dukungan moral kepada kami. Hampir setiap
  jam besuk kami melantunkan pujian "Darah Tuhan Berkuasa".

  Pada awal Maret, pembekuan darah di kepala Jonathan dinyatakan sudah
  menghilang dan sedikit demi sedikit ia boleh diberi ASI. Namun, kami
  masih merasa khawatir karena infeksi di tubuh Jonathan masih ada dan
  harus terus diberi obat agar dapat melawan infeksi itu. Kami terus
  berdoa untuk kesembuhannya dan sungguh ajaib, kondisi Jonathan
  semakin membaik. Tepat di usia empat puluh hari, Jonathan sudah
  tidak menggunakan bantuan pernafasan dan pemberian susu melalui
  pipet mulai dicoba.

  Hari Minggu, 8 April 2001, Jonathan diperbolehkan pulang dari rumah
  sakit, tetapi masih harus tetap mendapat pengawasan dokter dan
  dikontrol tiap seminggu sekali. Saat dikontrol, Jonathan dinyatakan
  mengalami pembengkakan hati hingga tubuhnya menguning dan tidak
  kunjung hilang walaupun sudah dijemur. Kami terus memohon agar
  dipertemukan dengan dokter yang dapat menangani penyakit Jonathan.
  Dan dengan terus berdoa, akhirnya Jonathan menunjukkan tanda-tanda
  kesembuhan.

  Pada tanggal 16 Juni 2001, Jonathan kembali harus dirawat setelah
  mengalami sesak nafas karena banyaknya slem dalam saluran
  pernafasan. Di tengah kebingungan, seorang saudara seiman
  menyarankan kami mencoba pergi ke seorang dokter. Kami meminta
  petunjuk Tuhan sebelum mengunjungi dokter tersebut. Hasil
  pemeriksaan menyebutkan kalau Jonathan hanya mengalami alergi debu,
  bulu, dan karpet serta dianjurkan untuk selalu minum susu kedelai.

  Puji Tuhan, sejak saat itu hingga sekarang Jonathan tumbuh menjadi
  anak yang sehat dan lincah. Kami terus mengucap syukur atas
  pemberian Tuhan. Terima kasih juga kepada tim besuk yang telah
  membantu doa untuk kami sekeluarga.

  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Majalah: Warta Sejati Edisi 38/November-Desember 2003
  Halaman: 29 -- 30, 40
  Penulis: Freddy Chandra dan Dewiyana
______________________________________________________________________

       "Janganlah khawatir mengenai apa pun. Dalam segala hal,
          berdoalah dan ajukanlah permintaanmu kepada Allah.
   Apa yang kalian perlukan, beritahukanlah itu selalu kepada Allah
       dengan mengucap terima kasih. Maka sejahtera dari Allah
   yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia, akan menjaga hati
       dan pikiranmu yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus."
                            (Filipi 4:6-7)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Filipi+4:6-7 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan atas segala kebaikan dan pemeliharaan-
     Nya atas hidup kita.

  2. Mari kita berdoa untuk saudara-saudara kita yang saat ini dalam
     keadaan sakit atau lemah fisik, supaya Tuhan memberikan kesabaran
     dan kekuatan dalam menghadapinya. Doakan pula agar Tuhan
     memberikan kesembuhan kepada mereka sehingga nama Tuhan saja yang
     dimuliakan.

  3. Apabila kesembuhan belum terjadi kepada mereka yang sakit,
     berdoalah agar hal ini tidak menyurutkan iman percaya mereka
     kepada Tuhan Yesus. Doakan pula agar mereka mengingat bahwa apa
     pun yang terjadi, baik dan buruk di dalam hidup mereka, Dia
     memiliki rencana yang indah.

______________________________________________________________________
DARI REDAKSI

  Terima kasih untuk sejumlah respons yang kami terima dari para
  pembaca. Kami sungguh bersukacita mengetahui Publikasi Kisah dapat
  menjadi berkat bagi Anda sekalian. Segala kritik, saran, dan nasihat
  masih kami nantikan, agar pelayanan ini semakin berkenan untuk
  hormat kemuliaan nama Tuhan.

  Perlu kami informasikan bahwa saat ini Tim Web YLSA sedang membangun
  situs kesaksian yang diberi nama KEKAL (Kesaksian Kasih Allah). Kami
  berharap situs ini nantinya mendorong anak-anak Tuhan untuk berani
  menceritakan karya Allah yang terjadi di dalam hidup mereka. Mohon
  dukungan doa dari Anda.

  Kami juga masih terus menunggu kesaksian dari Anda. Kiriman Anda
  kami tunggu di alamat: < staf-kisah(at)sabda.org >.
______________________________________________________________________

      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
            Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                        Copyright(c) 2007 YLSA
                 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                    http://katalog.sabda.org/
                  Rekening: BCA Pasar Legi Solo
               No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi    : Puji, Raka, Yulia
Kontak          : < staf-kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip Kisah     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org