Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/7

KISAH edisi 7 (20-2-2007)

Anak Papua Mengadu Nasib di Metropolitan

______________________________PUBLIKASI_______________________________
                                KISAH
____________________(Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________________
                      Edisi 07, 19 Februari 2007


DAFTAR ISI

  Pengantar
  Kesaksian    : Anak Papua Mengadu Nasib di Metropolitan
  Pokok Doa
  Dari Redaksi : Undangan Berpartisipasi
______________________________________________________________________
PENGANTAR

  Jalan Tuhan bukanlah jalan manusia. Sering kali apa yang Dia
  kerjakan tidak dapat diselami dengan akal pikiran manusia. Meskipun
  apa yang kita alami berat, ternyata hal itu merupakan bagian dari
  rencana Tuhan yang indah. Berikut sepenggal kisah dari seorang anak
  Tuhan yang berjuang keras di dalam hidupnya, yang merasakan berkat
  dan kasih karunia Tuhan karena menaruh harapan kepada-Nya.

  Pimred KISAH,
  Pipin Kuntami
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

               ANAK PAPUA MENGADU NASIB DI METROPOLITAN
               ========================================

  Edo Kondologit hanyalah seorang pemuda asal Papua (Irian Jaya),
  tepatnya desa Klapot Sorong. Lahir dari keluarga miskin 5 Agustus
  1967. Ia sangat akrab dengan kehidupan alam bebas karena hanya
  hutan, rawa, pegunungan, dan sungai yang mengelilinginya. Tidak
  pernah sedikit pun terbayang akan kota besar, apalagi Jakarta yang
  selama ini hanya dikenalnya lewat gambar-gambar.

  Di Sorong, ia bertemu dengan seorang purnawirawan TNI yang
  melatihnya menjadi pelari di medan Sorong yang bergunung-gunung. Ia
  diajak pindah ke Jakarta agar dapat dilatih dan dipersiapkan menjadi
  pelari yang handal sehingga dapat mengikuti kejuaraan-kejuaraan
  lari. Namun sayang, ia tidak berhasil sehingga ia berniat untuk
  pulang dan tidak menjadi atlet lari. Tapi ia tidak memiliki ongkos
  untuk pulang. Jadi ia mulai berpikir untuk mencari serta
  mengumpulkan uang agar bisa pulang.

  Edo Kondologit memulainya sebagai kuli bangunan. Ia mengangkat batu,
  mengaduk pasir, dan sebagainya dengan penghasilan yang sangat minim.
  Dari tukang bangunan, ia berpindah menjadi seorang satpam di daerah
  Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia mulai menjadi seorang pemimpin yang
  punya kuasa atas keamanan di lingkungan perumahan. Setelah menjadi
  satpam perumahan, ia pindah ke sebuah kafe di Jakarta. Selain
  menjadi satpam, ia juga menjadi seorang petugas kebersihan di kafe
  itu, semua pekerjaan dilakukan dengan penuh semangat dan tanpa ada
  rasa terpaksa, ia belajar untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.

  Waktu senggangnya selalu ia gunakan untuk bernyanyi memuji nama
  Tuhan; ia memang suka menyanyi sejak kecil. Saat menyanyi, ia
  merasakan suka cita yang mendalam sehingga ia memiliki semangat yang
  tinggi untuk menjalani kehidupannya di kota metropolitan. Ia sangat
  menikmati pekerjaannya, termasuk saat bernyanyi untuk menghibur
  teman-temannya. Teman-temannya bilang suaranya bagus dan mereka
  sangat terhibur oleh lagu-lagu yang dilantunkannya. Tidak terpikir
  olehnya untuk menyanyi sebagus mungkin, sampai ada saran dari
  temannya untuk menyumbangkan lagu di kafe.

  Sejak itu, ia mulai menyanyi di kafe tempatnya bekerja, ia menyanyi
  untuk menghibur orang tanpa peduli apakah dibayar atau tidak. Edo
  Kondologit pun mulai mengikuti lomba-lomba menyanyi. Atas dorongan
  teman-temannya, tahun 1992 ia mengikuti audisi peserta Asia Bagus
  yang diadakan di Singapura. Dari 30 peserta hanya 5 yang terpilih,
  ia satu di antaranya. Ia sangat senang, dan akhirnya ia berangkat ke
  Singapura untuk mengikuti audisi itu.

  Setelah Asia Bagus, ia mendapat berbagai kesempatan menjadi penyanyi
  latar bagi penyanyi-penyanyi terkenal, seperti Ermi Kulit, Ruth
  Sahanaya, dan artis lainnya. Ia mendapat banyak kesempatan
  berkeliling ke berbagai tempat menjadi penyanyi latar di berbagai
  macam pertunjukan. Bukan hanya penyanyi Indonesia yang mengakui
  kemampuannya, tetapi penyanyi negara lain pun mulai melihat
  potensinya sebagai penyanyi latar. Oleh Erwin Gutawa, pada bulan
  Desember 1992, ia memperoleh kesempatan menjadi penyanyi latar bagi
  seorang penyanyi profesional Malaysia yang mengadakan konser
  terbesarnya.

  Banyak hal yang tak pernah dipikirkannya terjadi, namun disediakan
  Tuhan baginya. Ia terus berusaha menggali potensi yang dimilikinya,
  menghayati setiap lagu yang dinyanyikannya sebagai satu kesukaan. Ia
  selalu berharap kepada Tuhan dalam menghibur banyak orang. Orang
  tuanya selalu membimbing untuk beriman dan berpengharapan kepada
  Tuhan dalam menjalani kehidupan, sehingga di dalam kesukaran, ia
  tetap teguh dan beriman pada Tuhan. Edo Kodologit tidak mau putus
  asa menjalani setiap halangan dalam hidupnya, kini ia bisa menikmati
  hasil yang mungkin baru sebagian kecil dari apa yang telah Tuhan
  sediakan dalam hidupnya.

  Setelah sekian lama mengadu nasib di metropolitan, akhirnya ia
  menikmati hasilnya dengan berdiri di Rumania untuk menerima
  penghargaan atas usahanya yang tidak kenal lelah. Hidup masih
  panjang, masih banyak harapan keluarga dan hidupnya yang harus
  diwujudkan dengan tetap berharap pada Tuhan. Berbagai festival
  diikutinya untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya. Pada bulan
  Agustus 1999, Ia mampu menembus Voice of Asia International Song
  Festival di Kazakhstan, mewakili Indonesia sebagai juara pertama
  dari 21 peserta yang ada.

  Berkat Tuhan tidak pernah berkesudahan. Akhirnya, pada tahun 1996 ia
  meminang seorang gadis cantik berkulit putih sebagai istrinya.
  Bahkan sekarang sudah memiliki seorang putri cantik yang telah
  berusia 2 tahun [saat kesaksian ini ditulis -- red], buah kasihnya
  bersama istri tercinta. Tuhan tetap memercayakan perkara yang besar
  dalam hidupnya karena pada tahun 2004 ia diberi kepercayaan
  melakukan rekaman album solo di Jepang. Rekaman tersebut dikontrak
  dan didistribusikan oleh sebuah perusahaan di Jepang dan mendapat
  sambutan yang sangat hangat.

  Edo Kondologit menyadari, semua yang didapatnya adalah berkat dan
  kasih karunia Tuhan. Ia juga menyadari, apa yang diperoleh tidak
  datang dengan sendirinya, tetapi melalui proses yang sangat panjang.
  Sebagai ungkapan syukur, ia selalu memberikan diri dalam pelayanan
  bagi umat Tuhan, baik perkataan maupun perbuatan, segalanya hanya
  untuk kemuliaan Tuhan.


  Bahan diambil dan diedit seperlunya dari:
  Judul buku   : 10 Mujizat yang Terjadi pada Orang Biasa
  Penulis      : Basuki, Lastri Yuliana, Cacuk Wibisono
  Penerbit     : CBN Indonesia
  Halaman      : 39 -- 45
______________________________________________________________________

          "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa
      yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN,
   yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
      untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan".
                           (Yeremia 29:11)
            < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yeremia+29:11 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Tidak disangkal lagi, banyak anak-anak Tuhan yang percaya
     kepada-Nya hanya ketika Ia memberikan yang baik menurut mereka.
     Ketika hal buruk terjadi, iman mereka goyah. Mari berdoa bagi
     mereka supaya imannya tidak timbul tenggelam, tetapi tetap teguh
     di dalam Tuhan.

  2. Naikkan syukur kepada-Nya, mengingat di tengah perjuangan hidup
     yang berat ini, tangan Tuhan senantiasa menopang dan menolong
     ketika kita berharap dan berseru kepada-Nya.

  3. Doakan pula anak-anak Tuhan yang telah mengalami pertolongan
     Tuhan dalam hidupnya agar berani bersaksi. Berdoalah juga supaya
     kesaksian mereka menguatkan anak-anak Tuhan lainnya yang sedang
     menghadapi masalah dalam kehidupan mereka.
______________________________________________________________________
DARI REDAKSI

  Dengan hati yang terbuka, kami masih terus mengundang Anda untuk
  mengirimkan kesaksian pribadi Anda ke Publikasi Kisah di alamat:
  < staf-kisah(at)sabda.org >. Kami percaya kalau kesaksian yang Anda
  kirimkan akan menjadi berkat bagi anak-anak Tuhan yang membacanya
  sehingga nama Tuhan dipermuliakan. Amin.
______________________________________________________________________

      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
            Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                        Copyright(c) 2007 YLSA
                 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                    http://katalog.sabda.org/
                  Rekening: BCA Pasar Legi Solo
               No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Pipin Kuntami
Staf Redaksi	: Puji, Raka, Yulia
Kontak          : < staf-kisah(at)sabda.org >
Berlangganan    : < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti        : < unsubcribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip Kisah     : http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
______________________________________________________________________                         

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org