Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/kisah/86

KISAH edisi 86 (1-9-2008)

Kesembuhan Ilahi yang Diterima Oleh Betty Baxter

 
____________PUBLIKASI KISAH (Kesaksian Cinta Kasih Allah)_____________
                        
                     Edisi 86; 1 September 2008

PENGANTAR
     
  Manusia terdiri dari dua unsur penting, yaitu jasmani dan rohani. 
  Jika tubuh mengalami keterbatasan atau dalam keadaan tidak sempurna, 
  pastinya akan memengaruhi jiwa kita. Bukan sebuah kebetulan jika 
  Betty Baxter terlahir di dunia ini dengan penyakit yang boleh 
  dibilang langka. Tapi dari sana, kuasa Tuhan ajaib dalam hidupnya. 
  Vonis manusia yang mengatakan dia tidak dapat disembuhkan, tidak 
  berlaku jika kita berbicara tentang kuasa dan kasih karunia Tuhan. 
  Kesembuhannya mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan. 
  
  Satu hal yang kita pelajari, bahwa dalam keadaan sakit, kita harus 
  selalu yakin bahwa kesembuhan akan Tuhan berikan asalkan kita 
  berserah penuh kepada-Nya. Tuhan telah bersabda, "Janganlah takut, 
  sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini 
  Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan 
  memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan" 
  (Yesaya 41:10). Kisah kesembuhan Betty Baxter berikut kiranya akan 
  menguatkan iman kita untuk tetap teguh di dalam Allah dan yakin 
  bahwa Dialah yang mampu menolong dan membawa kita pada sebuah 
  kemenangan. Selamat membaca! 
    
  Redaksi Tamu KISAH,
  Kristina Dwi Lestari                           
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

         KESEMBUHAN ILAHI YANG DITERIMA OLEH BETTY BAXTER

  Saya bukan anak yang normal seperti anak lain. Tubuh saya dalam 
  keadaan menggeliat, timpang, dan berubah bentuknya. Dokter pun 
  pernah berkata, "Betty, tidak ada harapan lagi." Saya harus dibawa 
  dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain, dan para dokter 
  spesialis menggelengkan kepala dan berkata, "Dalam hal ini, ilmu 
  kedokteran angkat tangan." Saya dilahirkan dengan tulang belakang 
  yang membengkok. Setiap ruas tulang tidak berada pada tempatnya. 
  Tulang-tulangnya saling menggeliat dan saling melekat. Saraf saya 
  dalam keadaan kacau balau. 
  
  Suatu hari, saat saya berada di rumah sakit Akademia di kota 
  Minneapolis, tiba-tiba tubuh saya gemetar dan goncangan itu semakin 
  keras hingga saya terpelanting ke lantai. Hingga akhirnya dokter 
  berkata, "Sekarang ia menderita sakit `kejang-kejang`, dan kami 
  tidak dapat berbuat sesuatu apapun selain mengembalikannya ke 
  rumah." Kemudian para juru rawat mengikat saya ke tempat tidur 
  dengan menggunakan pengikat yang lebar. Ikatan itu tidak dapat 
  menghentikan getaran-getaran tubuh saya, namun dapat mencegah saya 
  jatuh ke lantai. Siang malam saya tetap terikat di tempat tidur dan 
  hanya dilepaskan ketika akan dimandikan oleh juru rawat. 
  
  Jika ikatan-ikatan itu dilepas, maka tampaklah bekas-bekasnya yang 
  kemerah-merahan dan luka-luka yang terdapat pada tubuh saya. Saya 
  tahu apa artinya menderita. Saya senantiasa merasa sakit. Dokter 
  senantiasa membius saya agar saya menahan rasa sakit itu. Saat saya 
  lahir, keadaan jantung saya tidak normal dan kini semakin memburuk 
  karena saya terus-menerus diberi suntikan morfin. Akibatnya, saya 
  setiap minggu terkena serangan penyakit jantung. Tubuh saya juga 
  semakin kebal terhadap pembiusan itu. Saya harus menggigit bibir 
  saya agar tidak menjerit kesakitan apabila obat suntik itu tidak 
  berdaya menghilangkan rasa sakit itu. Baru dua atau tiga suntikan 
  diberikan, rasa sakit yang tidak henti-hentinya menyiksa saya, agak 
  mereda.
  
  Dokter menyingkirkan segala sesuatu dari tempat tidur saya, lalu 
  katanya, "Betty, aku menyesal sekali karena aku tak dapat memberi 
  morfin lagi kepadamu. Hanya itulah yang dapat kuperbuat." Pada saat 
  itu saya berusia sembilan tahun. Malam itu begitu panjang. 
  Berkali-kali saya membalikkan diri saya di tempat tidur ketika 
  sedang bergumul agar rasa sakit itu agak reda. Sering saya tak 
  sadarkan diri selama berjam-jam lamanya. 
  
  Saya dibesarkan di dalam keluarga Kristen. Sejauh ingatan saya, 
  ibulah yang menceritakan kisah tentang Yesus kepada saya. Ibu 
  percaya akan firman Tuhan dan berkata bahwa Yesus adalah Juru 
  Selamat, Penebus yang sama seperti saat Ia berjalan di tepi Galilea. 
  Dan saat ini, Ia masih tetap menyembuhkan orang-orang sakit asalkan 
  mereka mau memunyai iman kepada-Nya. Kejadian terbesar yang terjadi 
  atas hidup saya bukanlah oleh karena Yesus telah menyembuhkan tubuh 
  saya yang timpang dan menggeliat serta berubah bentuknya, melainkan 
  oleh karena Ia menyelamatkan jiwa saya dari dosa. 
  
  Selama Yesus berada di dalam hati saya, maka saya dapat masuk surga 
  sekalipun saya timpang dan bentuk tubuh saya berubah sedemikian rupa 
  sehingga terlihat buruk. Akan tetapi, saya tidak mungkin ke surga 
  jika darah Yesus tidak menyelamatkan saya. 

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Kesembuhan Ilahi yang Diterima Oleh Betty Baxter
  Penulis: Betty Baxter
  Penerbit: Nafiri Fajar Media Group, Surabaya 2004
  Halaman: 7 -- 10  
______________________________________________________________________  
         
  "... sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.`
  Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa 
  Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9) 	
  < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Korintus+12:9 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

  1. Segala kesusahan yang terjadi di dalam kehidupan kita bertujuan 
     untuk membuat kita kuat dan siap di dalam menjalani kehidupan 
     ini. Mari kita satukan hati untuk berdoa bagi saudara kita yang 
     saat ini dalam keadaan sakit, terlebih mereka yang secara medis 
     menderita sakit yang belum dapat disembuhkan. Doakan agar Tuhan 
     senantiasa menguatkan dan memberikan kesabaran di saat mereka 
     menantikan kesembuhan. 
  
  2. Doakan juga bagi para dokter, perawat, dan para pekerja di rumah 
     sakit yang mengabdikan dirinya bagi dunia kesehatan. Kiranya 
     Allah senantiasa menaungi mereka dengan hikmat dan bijaksana di 
     dalam melaksanakan tugas dan panggilannya untuk menolong para 
     pasiennya. 
  
  3. Doakan juga keluarga yang memunyai anggota keluarga atau saudara 
     yang sedang dalam keadaan sakit parah atau sedang menunggu proses 
     penyembuhan. Biarlah Bapa saja yang akan menguatkan hati mereka 
     untuk merawat dan menjaga dengan kasih.
______________________________________________________________________
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) 2008 YLSA                
YLSA -- http://www.ylsa.org/                
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Redaksi Tamu: Kristina Dwi Lestari
Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Arsip KISAH: http://www.sabda.org/publikasi/Kisah/
Situs KEKAL: http://kekal.sabda.org/
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org